Fimela.com, Jakarta The Center for Asian Philanthropy and Society melakukan survei tahunan untuk menyusun Indeks Berbuat Baik atau Doing Good Index. Dalam Doing Good Index 2020 (DGI 2020) mengungkapkan peran penting dari sektor sosial dan bagaimana kontribusi negara-negara Asia yang mungkin dapat membantu atau menghambat sektor sosial.
DGI 2020 dilakukan untuk memberikan gambaran kebijakan dan praktik yang meningkatkan amal dan mendorong sektor sosial untuk semakin berkembang dan efektif. Indeks inipun juga membantu para filantropis, pemerintah, peneliti, hingga lembaga nonpemerintah bahkan masyarakat sendiri untuk memahami apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pemberian filantropi di negara mereka.
CAPS bekerja sama dengan CCPHI untuk mengidentifikasi peluang pemerintah Indonesia agar dapat berbuat baik lebih banyak kepada masyarakat serta bagaimana donasi yang kerap dilakukan swasta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Terlebih masa pandemi membuat berbagai lapisan masyarakat bergerak secara swadaya untuk berbuat baik kepada mereka yang membutuhkan secara materi dan nonmateri.
“Sekarang ada kesempatan unik untuk menggunakan kekayaan yang ada untuk mengentaskan kemiskinan, melindungi lingkungan dan mempromosikan ketahanan masyarakat. DGI2020 memperjelas bahwa pemerintah, donor, dan sektor sosial harus bekerja sama, lebih dari sebelumnya, untuk membangun Asia yang lebih kuat, lebih sejahtera, dan lebih adil seiring dengan upaya kita mengatasi krisis ekonomi terkait dengan pandemi Covid-19," ungkap Dr. Ruth Shapiro selaku CEO CAPS.
Kolaborasi swasta dan pemerintah
Secara garis besar, Indonesia naik peringkat dari kategori Not Doing Enough pada 2019 menjadi Doing Okay 2020. Meski kondisi perekonomian yang stagnan bahkan menurun yang membuat pemerintah di Asia merasa sulit mengimbangi kebutuhan dari masyarakat. Sehingga peran pendanaan dari sektor bisnis dan individu menjadi sangat penting untuk penyediaan layanan sosial yang penting.
Kini, banyak perusahaan melalui program CSR melakukan mendorong sektor sosial dengan berbagai kegiatan. Mulai dari memberikan makanan, memberikan bantuan layanan kesehatan dan alat medis, hingga mendukung berbagai program pemerintah untuk bangkit dari krisis selama pandemi.
Pemerintah Indonesia sendiri melakukan berbagai langkah untuk membuat sistem ekonomi menjadi lebih baik. Seperti meningkatkan kebijakan pajak bagi pengusaha bisnis, pemberian bantuan secara langsung hingga insentif bagi sejumlah pekerja dari berbagai sektor.
Fokus pada komunitas lokal
Pada masa pandemi, donasi amal berfokus pada komunitas lokal. Dukungan internasional yang ikut menurun membuat para filantropi harus melakukan gerakan Asia untuk Asia untuk mengisi dukungan yang hilang.
“Pandemi global telah mempercepat penurunan jumlah pendanaan luar negeri, yang membuat kebutuhan untuk filantropi domestik makin meningkat dari sebelumnya,” kataSonny Sukada, Direktur Eksekutif - CCPHI.
Selain dukungan melalui pemerintah dan perusahaan, metode penggalangan dana domestik yang kreatif menjadi lebih penting untuk menghilangkan kesenjangan.
Simak video berikut ini
#changemaker