Bukan Pernikahan Mewah yang Kuinginkan, Tapi Pernikahan Indah denganmu

Febi Anindya Kirana diperbarui 07 Sep 2020, 10:21 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap perempuan tentu memiliki bayangan seperti apa pernikahan impiannya. Banyak perempuan sibuk mencari cincin yang paling mahal, baju pengantin terbaik, makeup artis terkenal dan dekorasi tercantik.

Tapi itu tak berarti bagi perempuan yang tak disebutkan namanya berikut ini yang pada akhirnya melepas impian melaksanakan pernikahan mewah, karena ternyata bukan itu yang diinginkannya, seperti dilansir dari Yourtango.

Aku adalah gadis kecil itu, yang membayangkan bisa menggunakan gaun putih cantik, dekorasi warna hitam putih dengan rangkaian bunga anggrek yang rumit, lampu kelap-kelip dan pernikahan outdoor yang romantis.

Tapi anggapanku salah. Aku hanya pemimpi besar, sampai aku benar-benar berjalan menyusuri perjalanan cinta ini. Selama bertahun-tahun pernikahan selalu tampak jauh bisa diraih bagiku. Semakin banyak teman dan saudara yang menikah membuatku cukup buru-buru.

Banyak perempuan rela berkorban demi bisa menikah cepat. Beberapa tak ragu menjalin hubungan yang terlalu cepat sambil berharap bisa melangkah ke pelaminan, di saat yang sama juga merasa ada sesuatu yang tak salah dengan cara itu. Dan aku adalah salah satu perempuan tersebut.

2 dari 2 halaman

Pernikahan hanya jadi impian

Ilustrasi/copyrighshutterstock/sippakorn

Pacaran selama enam tahun membuatku aku yakin akan pernikahan. Aku merencanakan pernikahan, bangga atas pasanganku yang romantis dan setia. Terbang ke New York demi fitting gaun pengantin dan satu cincin tunangan mahal melingkar di jari manisku. Semua teman-temanku tahu tentang kisah cintaku dan pernikahan yang aku rencanakan.

Menghabiskan usia 20an tahun dengan satu pasangan saja dan dia lebih tua 13 tahun dariku, yang mana tak pernah memintaku untuk menikah. Tapi aku sabar menunggu, tapi pernikahan itu tak pernah terjadi. Pada akhirnya aku kehilangan percikan semangat itu. Tapi tuntutan dan impian menikah tetap ada. Liburan romantis dan banyak kisah manis kulalui dengannya seakan tak berarti.

Awalnya aku sering mengirim foto kencan, cincin tunangan dan dekorasi pernikahan yang aku inginkan pada teman-teman. Tapi aku berhenti melakukannya. Saat mereka bertanya kapan menikah, aku tak mampu lagi menjawab. Aku mulai mengurangi bertemu teman-teman dan kontak lainnya. Malu pada teman-temanku.

Ketika mereka mencoba menghubungiku menanyakan bagaimana kabar pacarku, aku mengganti topik. Aku tak ingin mengakui pria itu telah meninggalkanku. Impian pernikahan itu pun hancur.

Kini aku hanya bisa berharap yang terbaik, jika cinta itu memang datang untukku suatu hari nanti, aku hanya ingin pernikahan yang sederhana dengan pria yang benar-benar mencintaiku.

#ChangeMaker with FIMELA