Fimela.com, Jakarta Emily Stochl tinggal kota yang kerap terjadi bencana alam, di area Cedar Rapids, Iowa yang sudah ada selama 100 tahun. Emily dan suaminya merupakan keluarga ketiga yang memiliki rumah di daerah tersebut.
Di tahun 2008, Cedar Rapids benar-benar terendam dengan air, begitu juga dengan rumah Emily. National Guard tiba dengan helikopter untuk mengevakuasi warga di tengah malam.
Butuh waktu berminggu-minggu agar banjir surut dan memulihkan listrik. Seluruh lingkungan di sana dianggap hilang dan tidak bisa dihuni, banjir tersebut merupakan sebagai salah satu bencana alam terparah yang pernah dialami oleh Amerika Serikat.
Seiring waktu, jalanan utama dibangun kembali dan butuh waktu sekitar 6 tahun untuk akhirnya kota tempat tinggal Emily bangkit kembali. Setelah kejadian banjir di tahun 2008, masyarakat diberitahu bahwa sistem pengendalian banjir secara penuh untuk Cedar Rapids diperkirakan akan selesai pada tahun 2034.
Setelah bencana alam yang pertama, Emily dan suaminya akhirnya membeli rumah di tahun 2015. Rumah tersebut menggunakan kayu asli, memiliki halaman belakang yang besar, dan pepohonan yang menjulang tinggi.
Bencana alam kedua yang dialami Emily
Sayangnya, pada September 2016, rumah dan kota Cedar Rapids hampir tenggelam sepenuhnya lagi. National Guard tiba lebih awal untuk membangun tanggul darurat guna membentengi tepi sungai, dibantu oleh masyarakat sekitar yang menolak kehilangan lingkungan mereka untuk kedua kalinya.
Masyarakat dan petugas bekerja sepanjang malam mengosongkan lingkungan tersebut, membawa setiap buku keluar dari toko buku dan membersihkan ruang bawah tanah. National Guard mendirikan tenda di halaman depan rumah warga untuk memantau perimeter zona banjir.
Jika ada rumah warga yang berada di zona banjir, National Guard akan meminta mereka meninggalkan kota, termasuk Emily dan suaminya. Minggu berikutnya, Emily menyaksikan air sungai naik dari rekaman kamera drone secara streaming di Facebook Live.
Setelah 4 tahun berlalu, kota Cedar Rapids dilanda bencana iklim sekali seumur hidup dalam 12 tahun. Cedar Rapids dihantam badai angin kategori 4 yang disebut derecho atau badai darat.
Kali ini, masyarakat tidak mendapatkan peringatan. Suami Emily sedang bersepeda dan Emily sendiri sedang bekerja di rumah.
Bencana alam ketiga dan terparah yang dialami Emily
Ketika badai datang, Emily berusaha menyelamatkan anjing dan kucingnya dengan bersembunyi di ruang bawah tanah. Kaca pecah, pintu berderak, dan seluruh rumah berguncang hebat.
Kabel listrik mati di setiap blok, orang berlarian kemana-mana, terjadi kemacetan besar-besaran, dan lingkungan hancur berkeping-keping. Ada sekitar 75 mil persegi kerusakan yang menghancurkan rumah dan bisnis.
Berbagai upaya luar biasa dilakukan untuk memberikan bantuan, namun itu tidak akan pernah cukup, jika mereka hanya mengandalkan sumber daya yang sedikit, dan tidak menuntut dukungan dari pemerintah. Amerika adalah salah satu negara terkaya di dunia, namun Emily masih melihat banyak orang yang tidur di pinggir jalan, tanpa tahu darimana mereka akan mendapatkan makanan mereka selanjutnya.
Bencana akibat krisis iklim adalah sesuatu yang seharusnya menjadi fokus pemerintah, namun Emily merasa bahwa penanganan pemerintah sangat lambat. Banyak warga tidak memiliki akses listrik, bahkan rumah.
Emily ingin membangun kembali masyarakat yang kuat dengan cara yang dikontrol secara demokratis dan tidak eksploitatif, walaupun mereka berada di lingkungan beriklim ekstrem. Keluarga Emily hanya 1 dari setengah miliar keluarga dengan pertanyaan akan masa depan mereka.
Diprediksi pada tahun 2050, Vietnam Selatan, Bangkok, Dubai, Melbourne, Miami, New Orleans, Dhaka, New York City, Hong Kong, Rotterdam, Tokyo, dan Venesia akan mengalami banjir besar, panas menyengat, dan bencana iklim sekali seumur hidup, secara rutin, sehingga tempat-tempat tersebut tidak lagi bisa dihuni. Menurut Emily, keadaan darurat yang dialaminya adalah pengalaman penting untuk melawan dan bertahan.
#ChangeMaker