Fimela.com, Jakarta C. Marie Taylor menghadapi diskriminasi tentang bagaimana orang-orang memanggil namanya. Huruf C pada nama C. Marie Taylor seakan tidak pernah terlihat.
Bagi Marie sendiri huruf C tersebut justru adalah bagian penting dari dirinya dan pengingat yang literal tentang bagaimana ia melihat dan menilai dirinya sendiri. Orang-orang melakukan diskriminasi secara tidak langsung dengan meninggalkan huruf C tersebut sepanjang waktu, walaupun Marie selalu memperkenalkan dirinya sebagai C. Marie dalam tag nama, tanda tangan email, akun Twitter, dan akun LinkedIn.
C adalah singkatan dari Charnay dan begitulah keluarga dan teman dekat Marie memanggilnya. Sang Ayah menciptakan nama tersebut bersamaan dengan nama 2 saudara perempuan Maries yang ketiganya membentuk aliterasi ketika mereka dipanggil secara berurutan, seperti ceritanya yang dipublikasi di Huffpost Personal.
Marie masih bisa mengingat memori masa kecilnya ketika sang ibu memanggil nama mereka dan itu memberi rasa akrab, serta nyaman. Karena begitulah orang-orang terdekatnya mengenal Marie dan menghormatinya.
Sayangnya, itu tidak bertahan selamanya. Ketika Marie beranjak dewasa dan menginjak dunia profesional di awal tahun 90-an, nama Charnay tidak lagi dihormati dan ia mulai menghadapi diskrimasi.
What's On Fimela
powered by
Diskriminasi mulai dirasakan Marie di tempat kerja
Begitu saja Marie membiarkan 20 tahun lebih berlalu tanpa penghormatan untuk namanya agar ia bisa mendapatkan pekerjaan sebagai eksekutif. Terlepas dari gelar yang lebih tinggi, riwayat pekerjaan yang stabil, dan resume yang bagus, Marie tidak bisa mendapatkan kesempatan wawancara di mana pun.
Ketika Marie berusaha bercerita kepada teman pria kulit putihnya, ia hanya berkata dengan datar, "Lepaskan Charnay dan gunakan Maries." Ia bahkan menunjukkan banyak penelitian tentang bias nama, yang akhirnya membuat Marie mengubah namanya menjadi C. Marie.
Marie berpikir bahwa dengan masih menambatkan huruf C tersebut, ia masih mengakui orangtua dan warisan yang diberikan kepadanya. Hanya dalam beberapa waktu kemudian, Marie mendapatkan pekerjaan sebagai eksekutif.
Namun, dengan mendapatkan pekerjaan sebagai eksekutif tidak lantas membuat Marie mendapatkan penghormatan yang seharusnya. Ia masih harus mengoreksi orang-orang yang salah tentang namanya selama bertahun-tahun, karena kurangnya kepercayaan untuk perempuan kulit hitam.
Sekarang namanya adalah C. Marie Taylor
Ini adalah bagian dari rasisme sistematis yang Marie perjuangkan dalam hidup dan pekerjaannya. Rasa melelahkan dan menjengkelkan setiap kali Marie harus menjelaskan hidupkan kepada orang lain.
Marie bahkan mendokumentasikan bagaimana ia menerima gaji lebih rendah daripada rekan-rekan kulit putihnya yang memiliki pengalaman dan pendidikan lebih rendah. Selama lebih dari 25 tahun bekerja di dunia nirlaba, ada banyak momen dalam hidup Marie di mana ia dihina, diabaikan, dan merasa tidak didukung.
Ia bertahan karena tidak ada banyak perempuan kulit hitam pengambil keputusan di tempatnya bekerja dan hal itu masih terjadi sampai sekarang. Marie ingin menegaskan bahwa diskriminasi masih hidup dan sehat di tempat kerja dan sekaranglah waktunya untuk menghadapi hal tersebut.
Gagasan untuk mempelajari nama seseorang mungkin tampak sepele bagi banyak orang, namun banyak orang kulit hitam diperbudak, dibawa ke negara lain, dan diganti namanya menjadi nama pemilik mereka. Ada saat-saat di mana Marie menyesali pilihannya dan merasa seperti mengkhianati dirinya sendiri untuk bisa maju.
Berpikir untuk mencoba memperkenalkan kembali dirinya sebagai Charnay juga cukup melelahkan, mengingat diskriminasi yang dialaminya selama bertahun-tahun lalu. Jadi, saat ini, ia adalah C. Marie Taylor, dibaca Muh-Ree Tay-lur.
#ChangeMaker