Bahagia Tinggal di Karanganyar, Kesejukan dan Keindahannya Tenangkan Hati

Endah Wijayanti diperbarui 02 Sep 2020, 14:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Kita semua pasti punya pengalaman tak terlupakan terkait negeri kita tercinta Indonesia. Ada kebanggaan yang pernah kita rasakan sebagai bagian dari Indonesia. Kebanggaan terhadap keindahan alam Indonesia, kekayaan tradisi dan budaya, kecintaan terhadap masyarakat Indonesia, dan lain sebagainya. Kita pun punya cara tersendiri dalam mengartikan kebanggaan terhadap tanah air ini. Melalui Lomba Share Your Stories Bulan Agustus: Bangga Indonesia ini, Sahabat Fimela bisa berbagi cerita, pengalaman, dan sudut pandang tentang hal tersebut.

***

Oleh: Lidia Enny Wulandari

Aku lahir, tinggal dan dibesarkan di sebuah desa di kaki Gunung Lawu. Tepatnya di desa Gelang, Puntukrejo, Ngargoyoso, Karanganyar. Sedari kecil aku sudah menjadi saksi bagaimana desaku mengalami banyak perubahan, mulai dari sekelilingku yang sebelumnya adalah perkebunan kopi berubah menjadi perkebunan karet. Daerah di mana aku tinggal memang terkenal dengan banyak tempat wisatanya.

Setelah lulus SMA aku merantau ke Semarang untuk kuliah dan bekerja di sana. 10 tahun aku tinggal di Semarang. Namun, karena aku menikah dan memiliki anak, akhirnya aku kembali ke desaku. Aku senang sekali menceritakan kelebihan-kelebihan yang dimiliki desaku. Meskipun aku tidak bekerja di bidang pariwisata, tetapi aku senang sekali ketika ada yang bertanya tentang tempat wisata di daerahku. Bahkan tak jarang aku menjadi tempat tujuan teman-teman kotaku yang hendak berlibur ke desaku.

Seiring perkembangan teknologi dan kemajuan industri pariwisata, di mana pergi ke tempat wisata seolah sudah menjadi sebuah gaya hidup dan kebutuhan, desa tempatku tinggal pun mulai berbenah. Beragam potensi wisata mulai bermunculan di daerahku. Satu hari tidaklah cukup untuk mendatangi semua tempat wisata di daerahku. Bahkan kini, di desaku sedang dikembangkan untuk menjadi tempat wisata.

Kebun Teh Kemuning adalah wisata alam yang paling awal ada. Hamparan tanaman teh akan memberikan ketenangan pikiran dan kesejukan saat berkunjung ke sana. Kebun teh inipun sangat luas. Bila lapar saat berkunjung, ada banyak tempat makan maupun restoran yang menawarkan menu andalan mereka masing-masing. Mulai dari warung teh yang berjajar sepanjang perkebunan teh, maupun Kemuning Resto, Omah Kodok, Ndoro Dongker Tea House, Bale Branti dan masih banyak lagi. Semua memiliki cita rasa yang berbeda.

Selain kebun teh, Air Terjun Jumog pun menjadi tujuan wisata yang tidak boleh dilewatkan bila berkunjung. Air terjun yang terbilang masih alami yang terletak di antara pepohonan dan sungai yang masih jernih mengalir. Jangan lupa pesan sate kelinci atau sate ayam bila berkunjung ke sana. Tidak jauh dari Air Terjun Jumog, kita bisa menjumpai Telaga Madirda. Telaga yang saat ini sangat ramai dikunjungi wisatawan dari luar daerah tempatku tinggal. Tempatnya pun masih sangat alami. 

2 dari 2 halaman

Ada Banyak Tempat Menarik

Di tengah kebun./Copyright dok. Lidia Enny Wulandari

Selain itu, di dekat rumahku juga ada Kampoeng Karet, yaitu restoran yang ada di tengah Perkebunan Karet. Aku pun sempat mencoba Rabbit Castle, yaitu tempat bermain anak-anak yang dilengkapi dengan kolam renang, bermain dengan kelinci, bermain dengan ikan dan juga kuliner tentunya. Aku ingin memberikan edukasi tentang aneka jenis tanaman kepada anak-anak yang datang. 

Tempatku tinggal masih cukup kental dengan budaya Jawa. Setiap kalender Jawa, di daerahku masih ada kebiasaan 'kondangan', yaitu berkumpul bersama membawa nasi gurih dengan lauk pauknya. Selain itu, banyak orang tua yang mahir memainkan alat musik tradisional gamelan atau 'klotekan'. Bahkan tetanggaku ada yang berprofesi sebagai Sinden, MC bahasa Jawa, pemain gamelan.

Daerahku terkenal dengan hasil pertaniannya, karena berada di kaki Gunung Lawu tanaman seolah tumbuh subur dengan mudahnya. Beraneka ragam jenis sayur bisa didapatkan dengan mudah dan murah. Kebanyakan dari orang di daerahku bermata pencaharian sebagai petani.

Kuliner khas daerahku pun banyak digemari mereka yang berkunjung. Sebut saja 'Sincan', yang terbuat dari ubi ungu dengan isian buah bligo. Makanan ini awalnya dibuat oleh Rumah Makan Mbak Ning, tetapi kini makanan itu banyak ditiru dan dikembangkan menjadi oleh-oleh khas Ngargoyoso (nama Kecamatan tempat tinggalku). Selain Sincan, ada jadah tempe, jadah blondo, timus, wingko ubi ungu, keripik pare, keripik pegagan dan banyak lagi.

Aku bangga menjadi bagian dari desaku. Desa yang jauh dari hinggar bingar perkotaan, desa yang selalu menjadi pelarian orang perkotaan, desa yang masih kental budaya dan gotong royongnya, desa yang punya banyak potensi wisata. Aku bangga menjadi anak desa.

#ChangeMaker