Fimela.com, Jakarta Kita semua pasti punya pengalaman tak terlupakan terkait negeri kita tercinta Indonesia. Ada kebanggaan yang pernah kita rasakan sebagai bagian dari Indonesia. Kebanggaan terhadap keindahan alam Indonesia, kekayaan tradisi dan budaya, kecintaan terhadap masyarakat Indonesia, dan lain sebagainya. Kita pun punya cara tersendiri dalam mengartikan kebanggaan terhadap tanah air ini. Melalui Lomba Share Your Stories Bulan Agustus: Bangga Indonesia ini, Sahabat Fimela bisa berbagi cerita, pengalaman, dan sudut pandang tentang hal tersebut.
***
Oleh: Fada Setiarini
Saya berasal dari Jakarta. Di Jakarta peringatan Hari Kemerdekaan biasanya dirayakan masing-masing wilayah RT/RW. Setiap RT akan mengadakan perlombaannya sedangkan setiap RW akan mengadakan acara besar semisalnya pentas seni atau karnaval gerak jalan.
Bulan Agustus hampir selalu meriah. Di awal bulan Agustus tiba, setiap warga diminta untuk memasang bendera merah putih. Beberapa minggu mendekati hari H, akan ada perwakilan dari Karang Taruna yang datang ke rumah warga. Mereka datang untuk menanyakan keikutsertaan para warga dalam memperingati hari kemerdekaan Indonesia.
Biasanya warga akan diundang untuk hadir ke acara pementasan seni. Pementasan seni ini berupa pertunjukan seperti tari, band, paduan suara yang berasal dari warga atau ada bintang tamu yang diundang dari tempat lain. Sedangkan karnaval gerak jalan adalah acara gerak jalan dengan warga yang menjadi pesertanya. Warga yang ikut sebagian akan diminta untuk menggunakan pakaian adat nusantara. Pakaian adat digunakan untuk menunjukan beragam daerah yang ada di Indonesia.
Acara kegiatan semacam 17 Agustus dalam rangka memperingati hari kemerdekaan memang melibatkan warga untuk turut serta. Karang Taruna inilah yang termasuk bergerak untuk melibatkan warga. Secara tenaga dan waktu biasanya pihak dari Karang Taruna sudah siap untuk mengambil alih. Warga dilibatkan dari segi materi untuk membantu pelaksanaan acara karena acara kemerdekaan ini dari, oleh dan untuk warga.
Pengalaman Bergabung dengan Karang Taruna
Saya pernah menjadi bagian dari Karang Taruna. Karang Taruna ini berisi kumpulan anak muda, berusia sekitar 20-30an tahun yang merupakan perwakilan dari setiap RT. Setiap RT diminta untuk mengirimkan perwakilan anak muda mereka untuk bisa bergabung dalam organisasi karang taruna. Keanggotaan karang taruna ini lebih bersifat sukarela, jadi tidak mendapat bayaran. Tapi lumayan juga kan kalo dapat pengalaman, teman dan membuka jaringan.
Berdasarkan pemikiran tersebut, cobalah saya ikut mendaftar. Ternyata tidak sulit untuk bisa lolos. Di awal pertemuan mereka mendata nama orang yang tertarik. Kemudian menanyakan alasan ketertarikan untuk mengikuti organisasi tersebut, pengalaman organisasi sebelumnya, pernah atau tidak mengikuti kepanitiaan sebelumnya dan menanyakan kesediaan untuk membantu secara sukarela untuk kegiatan karang taruna.
Selang beberapa hari, diinformasikan kalau saya menjadi bagian dari Karang Taruna di lingkungan RW. Rasanya senang juga bisa menjadi bagian dari organisasi di lingkungan rumah. Biasanya organisasi karang taruna ini kan sudah agak jarang gaungnya. Ternyata, di lingkungan saya masih aktif. Bahkan organisasi ini cukup berkembang. Di era yang serba individualis ini apalagi Jakarta, pasti orang akan menganggap seperti itu. Pada saat itu Karang Taruna sudah jarang sekali terdengar, eh ternyata masih ada.
Sejak masuk ke dalam lingkup Karang Taruna, saya ikut menjadi panitia dalam berbagai kegiatan. Salah satunya ketika akan mengadakan perayaan 17 agustusan. Saat itu perayaan 17-an lebih sering bertema gerak jalan karnaval. Ketua RW kami menginginkan adanya acara yang lain. Acara yang bisa mengeluarkan nama RW kami untuk kembali dikenal. Tercetuslah acara pentas seni.
Menyelenggarakan Pentas Seni
Pada saat itu, acara pentas seni merupakan acara yang paling digemari oleh para anak muda. Apalagi pentas seni yang bisa membuat band mereka tampil di depan banyak orang. Saya yang menjadi salah satu panitia dengan teman-teman yang lain menyusun acara. Kami membuat susunan acara. Salah satu acara yang banyak diminati adalah lomba band. Lomba band ini diadakan untuk mencari band terbaik dalam lingkup kelurahan. Kami mengundang band yang aktif di kelurahan untuk hadir meramaikan. Dari sana lah saya belajar gotong royong. Gotong royong salah satu budaya Indonesia. Gotong royong ini membuat pekerjaan menjadi lebih mudah. Hasil dari gotong royong, acara menjadi sukses diselenggarakan.
Pada hari H berlangsung acara, tidak hanya ketua RW tapi juga kami berhasil mengundang Pak Lurah untuk hadir dalam acara tersebut. Kami juga mendapatkan sponsor pada acara tersebut. Acara dimulai dari siang hari, karena adanya lomba band itu. Lomba band dengan peserta yang beragam macam dan ternyata cukup menghabiskan waktu hingga sore. Malam harinya acara ditutup dengan penampilan band yang cukup terkenal di lingkungan kami saat itu, Last Child.
Senangnya hati ini melihat acara berlangsung dengan meriah dan berhasil berjalan sesuai dengan keinginan bersama. Ada semangat gotong royong yang muncul. Ada semangat perjuangan. Ada nilai kerjasama. Inilah yang seringkali luput saat ini. Pancasila mengajarkan hal tersebut pada sila ketiga, Persatuan Indonesia.
Karang Taruna, menjadi pelopor untuk mengembalikan semangat Persatuan Indonesia. Karang Taruna sebagai organisasi kepemudaan lingkup kecil, memberikan semangat bagi para warga untuk saling bergotong royong dalam mengadakan sebuah perayaan kemerdekaan. Semoga semangat kepemudaan ini bisa terus dipupuk bahkan ditanam pada pemuda selanjutnya.
Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia.
#ChangeMaker