Fashion Designer Oscar Lawalata, Umumkan Nama Baru Asha Smara Darra Jelang Ultahnya ke-43

Novi Nadya diperbarui 01 Sep 2020, 14:58 WIB

Fimela.com, Jakarta Oscar Lawalata mengumumkan nama barunya Asha Smara Darra menjelang ulang tahunnya yang ke-43 tahun pada hari ini (1/9). Dalam video berjudul 'The Untold Story Oscar Lawalata Panggil Aku Asha' yang diunggah di chanel The Lawalatas, ia juga menjelaskan makna dari nama barunya.

Asha artinya hope, sementara Smara bermakna cinta, dan Darra adalah pohon yang kuat. Lalu, Oscar Lawalata lebih memilih dipanggil apa?

 

"Kalau orang memanggi saya Asha saya senang. Tapi mereka sudah terlanjur mengenal saya Oscar. it's okay, Karena in the end kan saya nggak berubah, it's only a name gitu," ujar Oscar dalam video yang diunggah pada 30 Agustus 2020 tersebut.

Desainer yang konsisten mengangkat sentuhan Indonesia ini mengaku butuh waktu tahunan untuk sampai di titik 'Saya wanita'. Hingga akhirnya memutuskan untuk mengumumkan memilih menjadi wanita seutuhnya di usia 40-an.

"Dari saya usia 17 tahun, dari remaja lah sampai saya umur 35 tahun, itu saya hanya bahwa yaudah saya unik and i feel I'm more woman in my heart. Tapi enggak terlalu saya selami karena sibuk sama diri saya sendiri, sampai di 5 tahun itu, saya mulai berpikir bahwa apa, sih, transgender itu? Gitu," ujarnya menjelaskan.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Mulai Mempelajari Transgender

Desainer Oscar dalam pameran Seratus Kain Negeri di Museum Mandiri, Jakarta (Foto: Dok. Oscar Lawalata)

Kakak Mario Lawalata itu pun mempelajari tentang transgender dan mengaku lebih tenang setelah mengetahuinya. "Karena saya merasa bahwa ah so this is me gitu," sambungnya.

Keputusannya untuk mengumumkan tentang transgender pun tak lepas dari kesadaran jika dirinya seorang figur publik. Di mana semua orang bisa melihat gerak-gerik dirinya tanpa bisa ditutup-tutupi.

"Salah satu tujuan saya lebih kepada, sebenarnya saya berbicara sama diri sendiri itu poin satu, bahwa saya juga dalam hidup ini sebaiknya tidak perlu ada yang ditutup-tutupi apalagi saya termasuk public figure, orang melihat saya dan banyak teman2 di Indonesia yang mengalami perjalanan hidup seperti saya," bebernya.

Ia merasa sekarang waktu yang tepat membagikan pengalaman, pemikiran, dan perjalanan hidupnya yang selama ini dipandang tabu.

"Saya hanya ingin berbagi, setiaknya bersumbangsih dalam pikiran, pengalaman, terhadap hal yang dilihat tabu," lanjutnya.

3 dari 3 halaman