Fimela.com, Jakarta Ann E. Wallace memasuki harinya yang tak terhitung lagi dengan positif COVID-19. Gejalanya dimulai pada tanggal 17 Maret 2020.
Terlepas dari semua protokol yang ketat untuk pengujian COVID-19 negara asalnya, New Jersey, Ann dan anak perempuannya, Molly akhirnya bisa melakukan tes pada tanggal 22 Maret, karena keduanya dianggap berisiko tinggi untuk terinfeksi. Ann menderita multiple sclerosis dan ia telah menunjukkan gejala selama 2 minggu.
Sejak munculnya COVID-19, Ann banyak berbagi informasi-informasi baru tentang virus Corona yang sebelumnya belum banyak diketahui. Mulai dari faktor risiko hingga fasilitas pengujian yang sulit ditemukan dengan harapan ia bisa membantu banyak orang lain.
Sejak dirinya berbicara di depan umum, banyak orang menghubungi Ann dengan kekhawatiran akan kesehatan mereka. Sekarang dengan dimulainya era new normal, kasus infeksi terus melonjak di seluruh bagian dunia, melalui Huffpost Personal, Ann ingin membagikan beberapa hal yang perlu diketahui masyarakat luas tentang penyakit yang tidak bisa diprediksi ini, COVID-19.
What's On Fimela
powered by
1. Ann memberitahu orang-orang bahwa dirinya positif COVID-19
Ann menegaskan bahwa rasa malu tidak menguntungkan bagi siapapun. Jika kamu sakit, kamu membutuhkan jaringan yang luas untuk mendukungmu.
Selama minggu demi minggu dirinya sakit, Ann bahkan tidak mampu menyiapkan makanan atau mencuci pakaiannya sendiri. Bahkan, ia juga kesulitan berbicara, karena sesak napas yang dideritanya.
Selain itu, perlu diingat bahwa ini adalah jenis virus Corona yang baru dan para peneliti masih aktif untuk mempelajarinya. Informasi baru apapun akan menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan.
"Kamu tidak akan pernah tahu hidup siapa yang mungkin bisa kamu selamatkan dengna berbagi pengalamanmu," ungkap Ann.
Ann telah menghadapi banyak masalah kesehatan sepanjang hidupnya. Mulai dari kanker ovarium di usia 20-an, diagnosis dengan multiple sclerosis sebelum usianya menginjak 40 tahun, dan sekarang ia menderita COVID-19 yang mengharuskannya menghabiskan banyak waktu di ruang gawat darurat.
2. Hasil tes COVID-19 adalah negatif
Pertama dan terpenting yang harus dipahami adalah bahwa sebanyak 15 hingga 30% dari tes COVID-19 tidak menjamin hasil akurat. Para ahli berpendapat bahwa hasil yang paling bisa diandalkan jika dilakukan 3 sampai 6 hari setelah gejala muncul.
Jika kamu curiga telah terinfeksi atau memiliki gejala, jangan menunda untuk melakukan tes. Hasil tes yang positif akan membuat segala hal lebih mudah, seperti mendapatkan perawatan lebih cepat.
Namun, jika hasilnya negatif, jangan langsung berasumsi bahwa hasilnya akurat. Tanpa tes yang pasti, kemungkinan lain perlu dikesampingkan, namun jangan ragu untuk mendapatkan tes yang layak dan terpercaya.
3. Tidak ada orang yang percaya bahwa Ann sakit
Faktanya, banyak orang seperti Ann, yang sakit dan masih berusaha mengedukasi orang lain tentang penyakit COVID-19 ini. Orang-orang dengan penyakit COVID-19 jangka panjang disebut sebagai pasien jangka panjang dan mereka cenderung adalah orang-orang muda dan sehat.
Saatnya menghilangkan anggapan bahwa virus Corona hanya flu biasa yang berisiko tinggi mematikan bagi orang tua. Banyak orang merupakan pasien jarak jauh dengan gejala ringan atau sedang, namun tidak memerlukan rawat inap yang berkepanjangan.
4. Dokter yang menangani Ann mengatakan kasusnya ringan dan bisa rawat jalan di rumah, namun ia tidak juga membaik
Terakhir, jika kamu merasa memiliki gejala COVID-19, penting untuk mencari dan menuntut perawatan kesehatan yang terbaik. Sebelum mendapatkan hasil akurat bahwa dirinya terinfeksi COVID-19, Ann sempat beberapa kali pindah rumah sakit dan menjalani berbagai jenis perawatan yang dianjurkan.
Ann menegaskan bahwa COVID-19 mungkin tampak ringan pada awalnya, namun dapat memburuk dengan cepat dan mematikan hanya dalam beberapa hari. Bagaimana menurutmu?
#ChangeMaker