Eksistensi Barli Asmara dari Desainer Adibusana Sampai Mengakrabi Dunia Modest Wear

Novi Nadya diperbarui 01 Sep 2020, 14:49 WIB

Fimela.com, Jakarta Kepergian desainer Barli Asmara untuk selamanya meninggalkan duka bagi banyak orang dari segala kalangan. Begitulah salah satu cita-cita mendiang Barli Asmara yang ingin menjangkau siapa saja dari segala kalangan lewat busananya. 

Titik balik kariernya diawali lewat rancangan adibusana di ajang fashion bergengsi Dewi Fashion Knights pada 2008 sebagai penutup perhelatan mode Jakarta Fashion Week. Namanya masuk dan dijajarkan dalam 10 pilihan desainer terbaik bersama para seniornya.

Kala itu Barli Asmara mengeksplorasi beragam smock dengan tingkat kerumitan sampai teknik jahit yang serius dan sulit. Bukan hanya menaklukkan industri fashion tanah air, pria kelahiran Bandung, 3 Maret 1978 ini mendapatkan popularitasnya sebagai desainer papan atas Indonesia.

"Saya ingat saat kami barengan jadi desainer di DFK 2008 dan setelah itu dia langsung naik banget. Saya juga surprise melihatnya, saat itu secara kualitas dan presentasi memang luar biasa," kenang desainer senior yang juga Chairman Indonesia Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma saat dihubungi Fimela via telepon, Jumat (28/8).

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Selalu Absen di MUFFEST

MUFFEST 2020 ini menjadi ajang bertemunya para desainer busana muslim tanah air, juga para desainer muda yang baru merintis di industri fashion Indonesia. Di antaranya adalah Ria Miranda, Nuniek Mawardi, Monika Jufry, Sofie, Barli Asmara. (Daniel Kampua/Fimela.com)

Desainer yang berbasis di Bali tersebut sudah mengenal Barli sejak tahun 2004. Ali Charisma pun melihat perkembangan desain dan bisnis Barli yang menciptakan karya adibusana, ready-to-wear untuk pria dan perempuan, bridal, dan beberapa tahun belakangan mengeksplorasi dunia modest wear.

"Barli itu sangat open minded dan terbuka melihat kondisi tidak hanya lewat satu sisi namun lewat banyak lini. Belakangan ini ia juga membuat pakaian yang bisa di-styling modest dengan tetap menjaga menjaga karakter dan garis sesuai gayanya," lanjut Ali Charisma. 

Selain pandai menyesuaikan kondisi agar rancangannya bisa dipakai dan menjangkau segala kalangan, Ali Charisma melihat jika Barli ingin memanfaatkan peluang sekaligus menunjukkan kemampuan desainer Indonesia di mata internasional. Termasuk mendukung misi Indonesia menjadi kiblat modest fashion di dunia.

Misi yang pernah disampaikan Presiden Joko Widodo saat pembukaan Muslim Fashion Festival atau MUFFEST 2018. Hal itu dibuktikan Barli Asmara yang selalu absen mengisi panggung event modest fashion bergengsi di Indonesia.

"Saat diundang selalu mau dan dia juga biasanya sudah bikin koleksi jauh-jauh hari untuk MUFFEST. Intinya dia sangat senang dengan adanya MUFFEST," sambung Ali.

Ali juga masih berkomunikasi di bulan Juli dengan Barli yang sudah sama-sama tinggal di Bali untuk mengajaknya mengikuti  Indonesia Sharia Economic Festival pada Oktober 2020 di Jakarta. ISEF merupakan event tahunan ekonomi dan keuangan syariah terbesar di Indonesia di mana fashion muslim menjadi sektor prioritasnya.

"Kami sudah ngobrol-ngobrol tapi belum sempat ketemuan meski sama-sama di Bali karena kondisi lagi kayak gini. Saya sempat ajakin ikut ISEF untuk bulan Oktober dan dia bilang skip dulu, tapi kalau MUFFEST bisa," ujar Ali mengulang jawaban Barli.

(Daniel Kampua/Fimela.com)
3 dari 4 halaman

Percakapan Terakhir dengan Barli Asmara

Siapa sangka itu adalah percakapan terakhirnya dengan Barli Asmara. Sampai pada Kamis, 27 Agustus, kabar berpulangnya Barli diterima di grup WhatsApp menjelang press conference Global Talents Digital secara virtual.

"Beberapa menit sebelum acara dimulai dapat kabar Barli Asmara meninggal, kaget dan bingung. Kami lalu segera doa bersama sebelum mulai acara," lanjutnya.

Ali Charisma pun langsung teringat akan sosok Barli yang sangat serius menggarap lahannya di industri fashion. Kenangan tentang usaha maksimal yang dilakukan untuk mempertahankan eksistensi dengan keyakinan memiliki pasar yang potensial.

Sebab menurutnya talenta saja tidak akan cukup untuk bertahan di dunia fashion. Terbukti dengan banyaknya desainer lawas yang perlahan surut dan tenggelam.

"Bisa jadi karena tidak ada perubahan strategi pasar dan pemasaran, bisnis pelan-pelan turun dan jadi tidak aktif lagi. Tapi saya melihat Barli sejak berkarier sampai sekarang tetap di atas dengan segala upayanya dan perlu di-applause, dia bisa mempertahankan karena itu tidak gampang," tukas Ali Charisma yang berada di Bali saat kami hubungi.

National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma saat konferensi pers MUFFEST 2020 di Goodrich Suites, ARTOTEL Portfolio, Jakarta Selatan, 27 Januari 2020. (Daniel Kampua/Fimela)
4 dari 4 halaman