BERANI BERUBAH: Banting Setir Ide Usaha Skincare Jadi Hand Sanitizer Bersertifikasi BPOM

Vinsensia Dianawanti diperbarui 28 Agu 2020, 16:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Sejak pandemi melanda seluruh masyarakat dunia, produk sanitasi seperti hand sanitizer mengalami permintaan yang cukup tinggi. Bahkan menjadi bagian dari kebutuhan primer di masa pandemi. Karena tidak dibarengi dengan produksi yang memadai, akibatnya produk hand sanitizer menjadi langka dan dibanderol dengan harga yang cukup mahal jika masih tersedia.

Banyak merek kecantikan yang akhirnya memproduksi hand sanitizer sebagai bentuk kontribusi mereka menghadapi pandemi. Termasuk yang dilakukan Erlangga Rahman yang telah cukup lama bekerja di industri kecantikan.

Sejak pertengahan 2016, Angga sapaan akrabnya, memang berencana untuk memiliki merek kecantikan sendiri. Setelah melewati masa pengembangan merek dan produk yang panjang, akhirnya diputuskan untuk mengeluarkan rangkaian skincare 2020 dengan merek TintLabs.

Tint sendiri berarti warna karena berawal dari keinginan untuk menghadirkan skincare dan makeup. Sementara Labs mengindikasikan laboratorium yang menjadikannya sebagai merek lokal yang diproduksi secara klinis.

 

What's On Fimela
2 dari 5 halaman

Banting setir ide bisnis

Simak cerita Erlangga Rahman yang Berani Berubah di tengah pandemi untuk menjalankan usahanya (Foto: instagram/my.tint.labs)

Namun akibat pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia, banyak pabrik yang awalnya bekerja sama terpaksa tutup. Membuat Angga harus berpikir ulang produk apa yang bisa ia hasilkan di bawah merek garapannya.

"Ditambah waktu itu factory banyak yang kena sidak. Kita harus putar otak. Dan kebetulan salah satu factory kita punya bahan untuk bikin hand sanitizer," cerita Erlangga Rahman.

Tantangan Angga tidak berhenti sampai di situ. Meski pabrik yang ia rekrut memiliki bahan hand sanitizer, harga yang dibanderol untuk harga tersebut cukup tinggi. Membuat Angga harus memiliki keberanian agar produksi tetap berjalan.

"Ada kebutuhan disinfektan atau sesuatu yang menjamin cleanliness yang meningkat. TintLabs ini menjadi merek yang akan dikembangkan dengan mengikuti permintaan masyarakat. Jadi skincare rencananya akan diluncurkan tahun depan," ungkap Angga.

Dengan keberanian dan optimisme yang ia miliki, Angga langsung mengembangkan produk hand sanitizer di bawah merek TintLabs pada Febuari 2020. Di tengah menjamurnya produksi hand sanitizer, Angga tetap menginginkan produknya memiliki kualitas tinggi dan telah teruji secara klinis. Inilah yang kemudian menjadikan hand sanitizer TintLabs berbeda.

 

3 dari 5 halaman

Mendapat sertifikasi BPOM

"Aku bekerja sama dengan pabrik yang memang masuk daftar yang diutamkan BPOM. Jadi semua produk yang dikeluarkan pabrik itu bisa melakukan proses BPOM dalam dua minggu hingga satu bulan," cerita Angga.

Selain itu dari segi produk, Angga benar-benar memperhatikan bahan dan kandungan yang ada pada hand sanitizer. Ia selalu berorientasi pada hand sanitizer yang tidak membuat kulit kering, dan tidak lengket. Untuk itu, TintLabs menggunakna bahan seperti aloe vera dan vitamin E yang terbentuk pada butiran di dalam hand sanitizernya.

Angga pun sangat selektif dengan pemilihan aroma pada produk hand sanitizer-nya. Ia memilih aroma segar yang cukup lembut namun tetap memberikan sensasi dingin ketika digunakan.

Sebagai tahap awal, Angga mengurus segala keperluan produksi dan registrasi BPOM. Setelah mengantongi izin dari BPOM, TintLabs kemudian memproduksi hand sanitizer dengan kemasan tube berukuran 50ml. Menurut Angga, kemasan tube cukup handy untuk dibawa ke mana-mana.

Seiring berjalannya waktu, TintLabs akhirnya mengeluarkan kemasan pump berukuran 100ml. Ternyata, kemasan pump ini lebih disukai karena lebih praktis dan memiliki tingkat keamanan penyimpanan yang lebih tinggi.

 

4 dari 5 halaman

Berharap bisa tetap eksis

Simak cerita Erlangga Rahman yang Berani Berubah di tengah pandemi untuk menjalankan usahanya (Foto: instagram/anggarahman)

TintLabs sendiri resmi hadir di pasaran sekitar Juni 2020. Baru dua bulan, TintLabs sudah menjangkau beberapa daerah di Indonesia dengan produksi hingga 1000 buah. Mendatang, TintLabs akan diekspor ke Kanada sebagai bentuk ekspansinya di tengah pandemi.

Meski sudah menghadirkan produk yang berkualitas tinggi dan jangkauan yang cukup luas, tidak mudah bagi TintLabs untuk mempertahankan eksistensinya. Pasalnya, kehadiran hand sanitizer TintLabs berbarengan dengan kembalinya pasokan hand sanitizer di pasaran yang dibanderol dengan harga lebih murah. Namun, Angga tetap optimis dengan kualitas hand sanitizer yang ia angkat serta berbekal izin dari BPOM mampu mempertahankan TintLabs sebagai merek lokal.

Setelah sukses dengan hand sanitizer, TintLabs berencana untuk mengeluarkan beberapa produk sanitasi lainnya. Seperti spray multiguna.

"Inginnya TintLabs menjadi besar. Semoga produk ini bisa diterima dengan baik. Walaupun penjualannya belum maksimal karena kompetisi, ke depannya akan mengeluarkan produk yang something new and fresh in hand and body," tutup Angga.

5 dari 5 halaman

Simak video berikut ini

#changemaker