Sambalado Tulang Manih, Sajian Khas Sumatera Barat yang Cocok Dimakan dengan Rendang

Endah Wijayanti diperbarui 28 Agu 2020, 08:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Kita semua pasti punya pengalaman tak terlupakan terkait negeri kita tercinta Indonesia. Ada kebanggaan yang pernah kita rasakan sebagai bagian dari Indonesia. Kebanggaan terhadap keindahan alam Indonesia, kekayaan tradisi dan budaya, kecintaan terhadap masyarakat Indonesia, dan lain sebagainya. Kita pun punya cara tersendiri dalam mengartikan kebanggaan terhadap tanah air ini. Melalui Lomba Share Your Stories Bulan Agustus: Bangga Indonesia ini, Sahabat Fimela bisa berbagi cerita, pengalaman, dan sudut pandang tentang hal tersebut.

***

Oleh: Nelwati

17 Agustus adalah hari yang spesial sekaligus bersejarah bagi masyarakat Indonesia. Tepat 75 tahun yang lalu, sejarah besar tercipta setelah keringat, darah, dan nyawa menjadi korbannya. Merdeka, satu kata yang telah lama diperjuangkan akhirnya menjadi kenyataan. Kita bisa seperti sekarang ini adalah buah hasil kerja keras para pejuang terdahulu. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita menghargai dan mengingat jasa para pahlawan kita. Seperti apa yang dikatakan oleh Presiden Soekarno bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.

Meskipun tak secara langsung menjadi saksi kemerdekaan, namun semangat dan perasaan bahagia serta emosional selalu hadir disaat tanggal 17 Agustus datang. Biasanya mendekati tanggal tersebut, bendera merah putih akan nampak berjejer di depan rumah. Mulai dari pagi hingga petang masyarakat akan turun ke lapangan turut memeriahkan perayaan kemerdekaan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau karang taruna setempat. Melupakan sejenak rutinitas untuk berkumpul dan bermain bersama tetangga dan lingkungan sekitar. Banyak sekali permainan yang bisa diikuti seperti makan kerupuk, balap karung, tangkap belut, tarik tambang, dll yang kemudian akan ditutup dengan menyaksikan panjat pinang. Sungguh sebuah momen yang tak akan bisa dilupakan.

Namun perayaan tahun ini benar-benar berbeda dari biasanya. Masih adanya pandemi virus corona di Indonesia mengharuskan kita untuk tetap di rumah dan sebisa mungkin mengurangi aktivitas di luar. Acara yang berpotensi menciptakan keramaian dilarang untuk diselenggarakan sebagai upaya mengurangi potensi penyebaran virus corona. Alhasil tak akan ada teriakan penonton tarik tambang atau pohon pinang menjulang berhadiah di 17 Agustus tahun ini. Memang cukup menyedihkan, tetapi jangan sampai hal ini mengurangi semangat kita untuk ikut merayakan agenda tahunan ini. Karena selalu ada hikmah dari setiap peristiwa bukan?

Merayakan ulang tahun negara tercinta di tengah-tengah pandemi membuatku lebih banyak merenung dan bersyukur. Aku bersyukur bisa menjadi bagian dari negara yang indah ini. Semua orang pasti tahu dan mengakui bahwa Indonesia benar-benar kaya akan banyak hal diantaranya pariwisata, suku bangsa, bahasa, budaya, hutan, laut, hingga kuliner. Sudah tak perlu ditanyakan lagi bagaimana turis mancanegara kagum akan kekayaan negeri kita. Menjadi suatu kewajiban bagi kita untuk selalu menjaga dan melestarikan kekayaan alam nusantara ini.

Dari sekian banyak kekayaan Indonesia, kuliner adalah salah satu yang paling dikenal. Masing-masing daerah memiliki makanan khasnya tersendiri dengan cita rasa dan pengolahan yang berbeda satu sama lain. Kita punya ayam tangkap dari Aceh, rendang dari Sumatera Barat, mpek-mpek dari Palembang, woku dari Manado, dan jutaan makanan lagi yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Pengakuan dunia terhadap kuliner nusantara juga tak perlu dipertanyakan lagi. Sebut saja nasi goreng yang mengikuti World Expo Shanghai China, gado-gado yang berhasil menang pada perlombaan memasak internasional di Napoli, tempe dan soto ayam yang laris manis di Jepang hingga rendang yang memperoleh title sebagai makanan terenak di dunia versi CNN Internasional.

Lahir dan besar di kota yang dikenal akan rendangnya membuatku bangga dan bersemangat untuk memperkenalkan makanan khas negeriku lainnya kepada seluruh masyarakat Indonesia dan dunia. Jadi, pada kemerdekaan tahun ini, aku akan mengenalkan kepada teman-teman semua suatu makanan sederhana khas daerahku yang memiliki cita rasa unik dan pastinya enak. Harapannya, teman-teman juga bisa mencoba membuat dan merasakannya, dijamin tak akan kecewa. Nama makanannya adalah sambalado tulang manih.

Teman-teman mungkin sudah pernah mendengar kata sambalado. Atau beberapa mungkin sudah pernah mencobanya di Rumah Makan Padang terdekat. Sumatera Barat sebenarnya memiliki banyak sekali jenis sambalado, tapi sambalado tulang manih adalah salah satu yang paling jarang ditemukan. Hal tersebut karena bahannya yang lumayan susah didapat, yaitu tulang kaki sapi.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Ada yang Istimewa dari Kuliner Khas Ini

ilustrasi/copyright shutterstock.com

Sambalado tulang manih adalah makanan sederhana yang terbuat dari irisan atau kepingan tulang kaki sapi yang kemudian dicampur dengan cabai hijau atau merah dan bahan penunjang lainnya seperti ketumbar muda, bawang merah, bawang putih, garam dan jeruk nipis. Bisa juga ditambahkan irisan kucai, rimbang, jengkol, pete, ikan teri, tahu, kentang dan kerupuk kulit mentah. Makanan yang sering muncul pada acara pernikahan atau sunatan ini dikenal dengan rasanya yang pedas dan aromanya yang kuat.

Tulang kaki sapi yang digunakan sebelumnya harus dibersihkan dari kulitnya, kemudian dipisahkan dari pembungkus tulang berwarna putih dan bertekstur kenyal yang dikenal dengan tunjang atau kikil. Setelah tulang terpisah dari kikil, tulang kemudian akan dikeringkan dengan cara digantung di atas tungku selama dua hingga tiga bulan. Proses pengeringan ini dapat menambah cita rasa dari tulang tersebut. Tidak selesai hingga di pengeringan, sebelum dimasak tulang yang telah dikeringkan akan dikikis terlebih dahulu menggunakan alat khusus hingga menghasilkan kepingan-kepingan tulang yang tipis. Kepingan inilah yang kemudian akan dicampur dengan bahan lainnya kemudian diberi sedikit air hingga jadilah sambalado tulang manih. Sebenarnya kita juga bisa membeli kepingan-kepingan tulang tipis tersebut di pasar-pasar tradisional sehingga lebih menghemat waktu.

Sambalado tulang manih disebut makanan sederhana karena bahan-bahannya yang murah dan proses membuatnya yang singkat. Satu bungkus tulang manih di pasar tradisional bisa didapatkan hanya dengan Rp 5.000 rupiah, begitupun dengan bahan lainnya. Sajian ini sangat cocok dinikmati dengan nasi hangat dan rendang. Rasa rendang yang gurih dan sedikit manis berpadu dengan sambalado tulang manih yang pedas dan wangi pastinya membuat nafsu makan meningkat. Jadi jangan pernah melewatkan makanan ini ketika teman-teman mampir atau liburan di Sumatera Barat ya.

Sambalado tulang manih adalah sajian yang selalu kunikmati saat menghadiri acara-acara nikahan atau sunatan. Begitupun memasaknya. Apalagi semenjak di rumah ini, aku hampir tiap minggu membuat makanan favorit ini. Semoga teman-teman bisa mencoba membuatnya ya. Selalu hargai dan lestarikan kuliner nusantara kita.

#ChangeMaker