Dampak Pandemi Corona terhadap Petani Indonesia dan Cara Menyejahterakannya

Anisha Saktian Putri diperbarui 26 Agu 2020, 11:30 WIB

ringkasan

  • Sektor pertanian mengalami pertumbuhan walau tidak sebesar pertumbuhan pada kuartal yang sama tahun lalu, yakni naik sebesar 2,19 persen
  • Namun para petani di Indonesia tetap terkena dampak pandemi Covid-19
  • Meningkatkan literasi dan inklusi keuangan petani, serta meningkatkan akses internet untuk mendukung pergeseran pola belanja dari offline ke online dapat bantu petani

Fimela.com, Jakarta Walau pun bahan pokok selalu dibutuhkan masyarakat, dan sektor pertanian mengalami pertumbuhan walau tidak sebesar pertumbuhan pada kuartal yang sama tahun lalu, yakni naik sebesar 2,19 persen dari kuartal I. Namun para petani di Indonesia tetap terkena dampak pandemi Covid-19.

Rusli Abdulah, peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengungkapkan permasalah petani yang dialami saat pandemi misalnya petani tidak bisa lagi bebas menjual hasil panen karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan di beberapa daerah.

Kemudian, ancaman penyebaran virus Corona yang membuat daya beli masyarakat akhirnya menurun. Harga yang menurun akibat supply meningkat namun daya beli menurun.

"Pandemi ini juga menyebabkan terputusnya rantai logistik dari desa ke kota," ujarnya dalam acara peluncuran program Bango Pangan Lestari yang diselenggarakan secara virtual.

 
Peluncuran program Bango Pangan Lestari yang diselenggarakan secara virtual
2 dari 2 halaman

Apa yang harus dilakukan?

Petani/dok. peter wendt

Lalu bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani, Agar bahan pangan selalu tersedia dengan kualitas yang baik da mencukupi asupan gizi kita.

Beberapa di antaranya ialah dengan memastikan daerah pertanian sebagai zona hijau pandemi Covid-19. Serta memperluas akses pasar untuk hasil tani.

Selanjutnya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan petani, serta meningkatkan akses internet untuk mendukung pergeseran pola belanja dari offline ke online.

"Pemasaran secara online, diharapkan akan mampu membuka akses jual beli yang lebih luas, terbuka, dan cepat, untuk keuntungan petani maupun masyarakat," ungkapnya.

Untuk lebih mempermudah masyarakat dan membantu petani, Bango meluncurukan program 'Bango Pangan Lestari'. Hernie Raharja selaku Director of Foods and Beverages PT Unilever Indonesia, Tbk mengatakan program ini untuk mengajak masyarakat bersama-sama melindungi kesejahteraan petani dengan membeli bahan pangan langsung dari para petani.

Nantinya akan mengajak masyarakat untuk membeli bahan pangan langsung dari petani, salah satunya melalui platform digital Sayurbox dan TaniHub Group serta website www.bango.co.id/bangopanganlestari.

Kolaborasi Bango dan Sayurbox menyediakan. Sayurbox Paket Masak Sayur Asam x Bango Kecap Manis. Sayurbox Paket Masak Tumis Cap Cay Goreng x Bango Kecap Manis serta Bango Bumbu Nasi Kuning x Sayurbox.

Selain itu, Bango berkolaborasi dengan TaniHub menggelar berbagai pelatihan kepada lebih dari 500 petani, mulai dari cara pembuatan pupuk organik cair hingga pelatihan analisis usaha tani guna meningkatkan kapasitas petani Indonesia dalam menerapkan sistem pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan. Serta menyediakan paket-paket bundling serta voucher senilai Rp20,000,- yang berlaku untuk minimum pembelian Rp200,000,- (voucher terbatas setiap harinya

'Kolaborasi ini, diharapkan dapat lebih memudahkan masyarakat untuk mengakses hasil tani sekaligus meningkatkan permintaan hasil tani," ujarnya.

Dengan program ini, masyarakat dapat membantu mensejaterakan para petani dan masyarakat pun akan mendapatkan hasil bahan pangan berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan gizi.

 

 

 

 

#changemaker