Fimela.com, Jakarta Rasanya setiap orangtua pasti ingin anaknya selalu berada dalam kondisi yang aman. Orangtua pun memiliki naluri tersendiri dalam memberikan perlindungan terhadap anak. Cuma yang perlu lebih diperhatikan adalah orangtua sebaiknya tidak terlalu protektif terhadap anak.
Perkembangan empati anak bisa terganggu bila orangtua terlalu melindungi atau terlalu protektif kepadanya. Mengutip buku The Danish Way of Parenting, orangtua yang terlalu melindungi adalah orangtua yang takut membiarkan anak-anaknya gagal atau merasakan emosi yang besar dan melakukan semua hal untuk menghindari konflik serta memenuhi setiap keinginan anak. Orangtua seperti itu kadang menyembunyikan reaksi logis, irasional, dan emosional mereka untuk "melindungi" anak-anak.
What's On Fimela
powered by
Kemampuan Empati Anak Bisa Menurun
Orangtua yang terlalu protektif justru akan menghalangi kemampuan anak untuk membaca emosi orang lain, karena yang mereka lihat dan rasakan bukan yang dikonfirmasi oleh orangtuanya. Hal ini kemudian dapat menurunkan kapasitas empati anak.
Parahnya lagi anak-anak dari keluarga yang terlalu melindungi seringnya tumbuh menjadi keluarga yang condong pada narsistik, kecemasan, dan depresi. Anak-anak bisa terputus dari perasaan asli mereka sendiri. Ke depannya, anak jadi kesulitan unguk mengarahkan banyak keputusan dalam hidup dengan cara yang sehat.
Orangtua yang terlalu protektif malah merusak kemampuan anak untuk berempati. Padahal membantu mengembangkan empati pada anak-anak secara dini bisa membantu mereka menciptakan kehidupan yang lebih baik dan lebih peduli pada masa depan.
Tak ada salahnya untuk mengizinkan anak sesekali merasakan kegagalan atau kekecewaan. Sebab dari situ anak bisa belajar memahami emosinya sendiri. Orangtua tidak semestinya terlalu protektif terhadap anak demi kebaikan anak itu sendiri.
#ChangeMaker