Fimela.com, Jakarta Bermain dapat membangun kreativitas dan imajinasi anak serta keterampilan lainnya. Apakah itu sekedar menggulirkan bola bolaki-balik bersama dengan saudara kandung atau mengenakan kostum dan membayangkan dia menjadi seorang astronot. Melalui permainan tersebut, anak mengembangkan keterampilan sosial yang penting seperti belajar bekerja sama dan bergaul dengan orang lain. Berikut ini adalah beberapa jenis permainan yang dapat dilakukan anak bergantung pada usia, suasana hati dan lingkungan sosial mereka.
Uniccupied Play (Permainan Kosong)
Permainan kosong mengacu pada aktivitas ketika seorang anak sebenarnya tidak bermain sama sekali. Mereka mungkin terlibat dalam gerakan yang tidak memiliki tujuan. Ini memungkinkan anak untuk mengenali permanan untuk pertama kalinya. Mereka mengeksplorasi permainan di masa depan.
Solitary Play
Permainan soliter adalah permainan yang dilakukan anak sendirian. Jenis permainan ini penting karena mengajarkan seorang anak bagaimana menghibur dirinya, yang pada akhirnya menetapkan jalan untuk menjadi mandiri. Setiap anak dapat bermain secara mandiri, tetapi jenis permainan ini paling umum terjadi pada anak-anak yang lebih kecil sekitar usia 2-3 tahun. Pada usia tersebut, mereka masih cukup egois dan kurang memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Jika seorang anak pemalu dan tidak mengenal teman bermainnya dengan baik, dia mungkin lebih suka jenis permainan ini.
Onlooker Play
Permainan penonton adalah ketika seorang anak hanya mengamati anak-anak lain bermain dan tidak mengambil bagian dalam permainan tersebut. Ini umum terjadi pada anak-anak yang lebih kecil yang sedang mengembangkan kosa kata mereka. Jangan khawatir jika si kecil bersikap seperti ini. Bisa jadi anak merasa malu, perlu mempelajari peraturan atau mungkin dia paling kecil di antara yang lain.
What's On Fimela
powered by
Parallel Play
Tempatkan dia anak usia 3 tahun di sebuah ruangan bersama dan inilah kemungkinan besar yang akan Mom lihat, kedua anak ini akan bersenang-senang, bermain berdampingan di dunia kecil mereka sendiri. Ini berarti bahwa mereka tidak menyukai satu sama lain, mereka hanya terlibat dalam permainan paralel.
Meskipun memiliki sedikit kontak sosial antara teman bermain, anak-anak yang memainkan permainan ini sebanrnya belajar cukup banyak dari satu sama lain seperti bergiliran dan kesenangan sosial lainnya. Meskipun mereka tampaknya tidak memperhatikan satu sama lain, mereka sebenarnya dan sering meniru perilaku orang lain. Dengan demikian, jenis permainan ini dipandang sebagai jembatan penting untuk menuju permainan selanjutnya.
Assosiative Play
Sedikit berbeda dengan permainan sebelumnya, permainan asosiasif juga menampilan anak-anak bermainan secara terpisah satu sama lain. Tetapi dalam permainan ini mereka terlibat dengan apa yang orang lain lakukan. Misalnya anak-anak membangun kota dengan balok. Saat mereka membangun gedung dengan masing-masing, mereka berbicara satu sama lain dan berinteraksi satu sama lain.
Ini adalah tahap permainan yang penting karena ini membantu anak-anak kecil mengembangkan berbagai keterampilan sosialiasi, pemecahan masalah, kerja sama dan perkembangan bahasa yang harus dikatakan untuk menyampaikan pesan mereka satu sama lain. Melalui permainan asosisasif adalah bagaimana anak-anak mulai menjalin pertemanan yang nyata.
Cooperative Play
Permainan kooperatif adalah sebuah tahapan berkumpul dan anak benar-benar mulai bermain bersama. Hal ini umum terjadi pada anak-anak prasekolah yang lebih tua atau pada anak-anak prasekolah yang lebih muda yang memiliki saudara lebih tua atau lebih dekat dengan banyak anak. Permainan ini menggunakan semua keterampilan sosial yang telah dikerjakan anak dan menerapkannya. Anak akan sangat menikmati permainan bersama dengan teman-teman mereka di luar ruangan.
Semua jenis permainan tentunya dapat memengaruhi perkembangan anak. Tentunya ini juga menyesuikan usia anak dan tahapan yang harus mereka lalui dalam bermain.
Cek Video di Bawah Ini
#Changemaker