Alami Fat Shaming Sejak Kecil, Juliet James: Nilai Seseorang dari Caranya Memperlakukan Orang Lain, Bukan Bentuk Tubuh

Annissa Wulan diperbarui 15 Sep 2020, 18:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Juliet James hidup sedari kecil mendengar bahwa seluruh keluarga ibunya meremehkan ayahnya karena ia sangat gemuk. Yang dikatakan oleh semua orang hanya bahwa ayahnya gemuk, ia merusak sofa yang memang sudah sangat tua dan makan semua kentang tumbuk di Hari Thanksgiving.

Sebelum berusia 5 tahun, Juliet belajar bahwa menjadi gemuk adalah hal yang buruk. Namun, orang-orang di sekitarnya terus memberitahu Juliet bahwa dirinya terlihat seperti ayahnya.

Dalam pikirannya saat itu, Juliet merasa dirinya juga buruk, ia takut merusak kursi atau jatuh. Di usia yang ke-8, Juliet melakukan diet pertamanya diawasi oleh kakak perempuan ibunya yang bernama Jayne, seperti dilansir dari Huffpost Personal.

Jayne memastikan bahwa Juliet tahu dirinya tidak ingin keponakannya tumbuh seperti sang ayah yang gemuk. Sampai saat ini, pola makan menjadi katalisator gangguan makan yang dialami Juliet.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Pengalaman fat shamming yang dialami Juliet James karena memiliki tubuh gemuk

Ilustrasi diet/unsplash.com

Ketika berusia 13 tahun, Juliet menemukan beberapa rambut yang tumbuh di area perut. Juliet menunjukkannya kepada Jayne dan bibinya itu hanya mengatakan bahwa Juliet berubah sebagai pria karena hormonnya rusak akibat kenaikan berat badan.

Faktanya, Juliet menderita sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan tumbuhnya rambut di area perut adalah tanda paling awal dari kondisi tersebut. Jayne tidak menyarankan siapapun di dalam keluarganya untuk membawanya ke dokter, hingga akhirnya kini Juliet kesulitan memiliki anak.

Di usia ke-14, teman Juliet yang bernama Toni mencoba menjodohkannya dengan seorang pria yang tidak diingat namanya oleh Juliet. Pria ini tahu bahwa Juliet memiliki tubuh yang gemuk dan ketika akhirnya mereka bertemu, pria ini hanya menatap Juliet dan pergi dengan sepedanya tanpa mengatakan apapun.

Di usia ke-15, Juliet sempat menghabiskan waktunya di rumah sakit karena depresi, pikiran untuk bunuh diri, dan gangguan makan. Para terapis bersikeras bahwa tubuh gemuk yang dimiliki Juliet adalah perisai untuk menutupi ingatan masa lalu yang kelam.

Juliet yang berusia 22 tahun akhirnya bertemu Thomas yang menjadi suaminya saat ini. Mereka menikah saat Juliet berusia 28 tahun dan di tahun itu juga Juliet didiagnosis PCOS dan jika ia menginginkan anak, ia harus menjalani operasi penurunan berat badan.

 

3 dari 3 halaman

Menilai seseorang seharusnya bukan dari bentuk tubuh, tapi dari caranya memperlakukan orang lain

Ilustrasi diet. Sumber foto: unsplash.com/Siora Photography.

Setelah menghabiskan waktu hidup dengan banyak hal, Juliet James saat ini hanya menginginkan dunia yang membiarkan orang gemuk menjalani kehidupannya dengan damai. Juliet juga memahami bahwa cara kerja tubuh setiap orang berbeda-beda, sehingga asumsi tentang 1 hal yang bisa membuat seseorang menjadi kurus mungkin tidak akan bekerja dengan cara yang sama di orang lainnya.

 

 

"Saya sudah selesai melawan tubuh saya, karena kesehatan mental saya lebih penting. Saya ingin menjalani hidup yang tidak terobsesi terhadap setiap potong makanan yang masuk ke dalam mulut," ungkap Juliet.

Juliet menegaskan bahwa tidak seharusnya mengukur nilai seseorang berdasarkan ukuran tubuh, apa yang dimakan, atau seberapa sehat orang tersebut.

"Saya mengukur nilai seseorang dari caranya memperlakukan orang lain," tutup Juliet. Bagaimana menurutmu, Sahabat FIMELA?

#ChangeMaker