Fimela.com, Jakarta Pandemi virus Corona bukan hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga berbagai industri, termasuk fashion dan UMKM mode. Demi memperepat pemulihan ekonomi nasional, pemerintah menggalakkan sebuah gerakan #BanggaBuatanIndonesia yang mendorong masyarakat untuk lebih aware dan mau menggunakan brand-brand Indonesia.
Untuk mendukung gerakan ini, kementerian BUMN lewat Bank BRI menggelar program Nusantara Fashion Festival (NUFF) 2020 yang disiarkan secara online. Meski NUFF 2020 disiarkan secara online akibat adanya pandemi ini, namun situasi tersebut justru membuka sebuah peluang baru bagi para desainer, UMKM mode, dan berbagai pihak yang ikut andil dalam NUFF 2020.
Menurut CEO Samara Media Entertainment Ben Subiakto, dirinya melihat ada sebuah peluang besar dari pengalaman virtual fashion show NUFF 2020 yang digelar pada 16-17 Agustus 2020 ini.
"Kami melihat ada opportunity baru di tengah pandemic, bukan Cuma puluhan ribu bahkan jutaan masy Indonesia bias nonton, hingga ke luar negeri. Ini merupakan kolaborasi terbesar di industry fashion Indonesia," ungkapnya pada saat konfernsi pers online pada Minggu (16/8/20).
Selain itu, Ben juga mengatakan NUFF 2020 akan menghadirkan 75 desainer yang mendapatkan porsi untuk show case hasil desain dan kolaborasinya secara virtual. Namun, pada hari pertama NUFF 2020, panggung mode digital ini akan mempresentasikan karya dari 59 kolaborator yaitu Aidan And Ice, Amalia Jewel, AMOTSYAMSURIMUDA, Amstamb, Atelier Pedra, BYO, Chiel Shoes, Ciel, Clarissa Kwok, Cotton Ink, Danjyo Hiyoji, Deden Siswanto, Denny Wirawan, Dibba, Égon, Ella & Glo, EPA Jewel, ETU, fbudi, Fréj, Friederich Herman, Hattaco by Rani Hatta, House of Jealouxy, IKYK, Kana Goods, Lekat, Lulu Lutfi Labibi, Mader, Mahija, Major Minor, Massicot, Monday To Sunday, Mote Mote, Noesa, Not Your Birthday, Pala Nusantara, Patrick Owen, Peggy Hartanto, Pendulum, Purana, Pvra, Rama Dauhan, Riana Lombok, Rosalyncitta, Runa Jewellry, ScissorsPaperRock, Sean Sheila, Semomondeezy, Sepatu Compass, SOE Jakarta, Stella Rissa, Straps, Moral, Tangan, Terima Kasih Kembali, Tities Sapoetra, Toton, Tulola, Yogie Pratama.
Denny Wirawan mMmpersembahkan “Satriyan”
Di hari pertama NUFF 2020, Denny Wirawan menghadirkan "Satrian," yang mengangkat kain negeri yang menarik perhatiannya lewat brand BaliJava. Denny menghadirkan Batik Gedog Tuban, batik tulis tradisional yang dikenal dalam satu wilayah kecamatan bernama Kerek, desa Margirejo, des Gaji, desa Kedongrejo, dan desa Karanglo.
Batik ini sangat istimewa karena proses pembuatannya yang unik serta beragam motifnya. Seperti Ganggeng, Kembang Randu, Kembang Waluh, Cuken, Melati Selangsang, Satriyan, Kijing Miring, Likasan Kothong, Guntingan, Kenongo Uleran, dan lain-lain.
Seperti yang sudah ditulis, tema Satriyan diambil dari dari salah satu nama motif batik Gedog Tuban yang berarti Ksatria. Motif batik ini mengisahkan tentang perjuangan masyarakat Jawa Timur, khususnya daerah Tuban, yang masih mengandalkan hidup dari pertanian. Mereka menjadikan menenun dan membatik sebagai mata pencaharian sampingan.
Serangkaian koleksi yang ditampilkan Denny dengan nuansa rustic ini memadukan beberapa motif batik yang dikombinasikan dengan embroidery dan beads di setiap Outfitnya. Selain itu, koleksi ini juga sarat akan garis atau potongan tailored seperti outer yang berpadu manis dengan bawahan bervolume atau juga transparan.
#Changemaker