Fimela.com, Jakarta Kita semua pasti punya pengalaman tak terlupakan terkait negeri kita tercinta Indonesia. Ada kebanggaan yang pernah kita rasakan sebagai bagian dari Indonesia. Kebanggaan terhadap keindahan alam Indonesia, kekayaan tradisi dan budaya, kecintaan terhadap masyarakat Indonesia, dan lain sebagainya. Kita pun punya cara tersendiri dalam mengartikan kebanggaan terhadap tanah air ini. Melalui Lomba Share Your Stories Bulan Agustus: Bangga Indonesia ini, Sahabat Fimela bisa berbagi cerita, pengalaman, dan sudut pandang tentang hal tersebut.
***
Oleh: Tian
Semenjak kuliah, aku sangat suka melakukan perjalanan utamanya menggunakan bus. Mungkin terdengar kurang efisien namun dibanding perjalanan dengan transportasi lain aku lebih suka menggunakan bus. Selain harganya yang bisa dibilang terjangkau, ada banyak potret kehidupan dari sebagian kecil orang Indonesia yang aku temui di sana. Dibanding transportasi lain, di bus orang-orang dengan cepat silih berganti. Dari mulai anak sekolah, pekerja hingga orang-orang lanjut usia.
Aku dengan mudah menemui tangan-tangan kuat parah wanita lanjut usia dengan berbagai barang bawaannya. Bahkan aku bisa bertemu seorang nenek yang usianya mungkin berkali-kali lipat dariku dengan banyak barang. Aku sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya mereka bawa. Aku hanya melihat betapa gigihnya mereka bekerja di usia senja.
Aku sendiri memiliki kisah istimewa selama perjalananku menggunakan bus. Saat itu, aku masih seorang mahasiswa semester tengah yang sedang melakukan perjalanan lintas kota seorang diri. Sebenarnya, aku memang jenis orang yang suka berpergian. Karena perjalanan membuat aku sadar banyak orang baik yang bisa aku temui seperti saat itu. Seorang ibu menawarkan diri membawa barang-barangku karena aku terlihat begitu kesulitan. Bantuan yang tidak pernah aku lupakan hingga bertahun-tahun lama. Sejak itu aku sadar jika tidak sulit menemukan orang baik di Indonesia.
Aku sendiri adalah seorang mahasiswa yang berkuliah di perguruan tinggi negeri di Purwokerto saat itu. Sementara kota asalku adalah Jepara. Purwokerto adalah kota pertama yang singgahi dalam kurun waktu lama. Kata orang jangan menyukai Purwokerto jika kamu hanya seorang perantau sebab jika kamu harus kembali ke kota asal, sangat berat untuk melupakan. Dan benar saja, Purwokerto adalah kota yang sulit aku lupakan bahkan setelah bertahun-tahun. Pemandangan gunung selamet yang bisa aku lihat setiap waktu, hujan yang selalu turun dan kabut di pagi hari adalah secuil kenangan mengenai Purwokerto.
What's On Fimela
powered by
Tentang Purwokerto
Purwokerto sendiri merupakan titik balik dari kehidupanku. Aku yang terbiasa dengan kehidupan seragam, satu bahasa, satu budaya dan satu adat tiba-tiba harus bertemu dengan orang dengan berbagai latar belakang. Berkat itu aku secara langsung menyadari betapa beragamnya orang Indonesia. Suku, bahasa dan budaya. Bahkan untuk bahasa Jawa sendiri antara orang Jepara dan Purwokerto sudah sangat berbeda.
Purwokerto juga yang membuatku suka melakukan perjalanan utamanya naik bus. Bertemu ragam orang yang terlihat berbeda namun sebenarnya serupa. Mereka menyukai keramahtamahan, darimana pun orang itu berasal. Tidak peduli apa bahasa daerah dan dari mana kamu berasal, senyum adalah isyarat yang bisa dimengerti oleh semua orang.
Dengan melakukan perjalanan, aku juga menyadari jika sikap kekeluargaan adalah bagian dari diri orang Indonesia yang tumbuh dengan begitu kuat. Seperti budaya di kampung halamanku contohnya. Sebelum keluar dari Jepara dan pergi ke berbagai kota lain, aku mengira jika ada suatu budaya yang lumrah dan diikuti oleh tempat lain. Ternyata aku salah, budaya itu hanya bisa aku temukan di Jepara. Saat orang Jepara membuat rumah mereka meninggalkan bagian atapnya karena nantinya akan dibuat secara bersama-sama oleh warga sekitar secara suka rela.
Berbagai perjalananku selama ini mengajarku satu hal, dua dari sepuluh orang yang aku temui selama hidupku bisa jadi adalah orang jahat. Namun untuk sisanya adalah mereka yang suka tersenyum dan menolong tidak peduli dari mana kamu berasal. Sebab itulah Indonesia yang sebenarnya aku kenal.
#ChangeMaker