Alasan Milenial Harus Mulai Berinvestasi Saham dari Sekarang

Karla Farhana diperbarui 08 Feb 2022, 14:58 WIB

Fimela.com, Jakarta Ada begitu banyak pilihan untuk memulai investasi. Salah satunya, saham. Kini, milenial mulai sadar akan pentingnya berinvestasi untuk masa depan dan hari tua. Apalagi, menurut penulis buku Simple Stories for A Simple Investor, Nicky Hogan, usia milenial sangat cocok dan memiliki waktu yang masih sangat panjang untuk berinvestasi. 

"Investasi merupakan sesuatu jangka panjang. Umur milenial antara 20-40 tahun. Jika membicarakan milenial dan investasi, ini merupakan dua hal yang sangat nyambung," jelas penulis buku Simple Stories for A Simple Investor, Nicky Hogan. 

Milenial, lanjut Nicky, memiliki momentum dan horizon yang sangat panjang untuk menikmati hasil investasi nanti. Sehingga semakin muda kamu memulai investasi, akan semakin baik. 

Lantas, bagaimana dengan risiko besar yang banyak orang khawatirkan? Nicky mengatakan milenial tidak perlu takut akan risiko investasi saham. Pasalnya, saham merupakan bukti kepemilikan sebuah perusahaan. Maka, risiko yang dimiliki para investor adalah risiko sebagai seorang pengusaha. 

"Karena itu, penting sekali untuk belajar dengan baik mengenai investasi saham," katanya. 

2 dari 2 halaman

Cara Memulai Investasi Saham

ilustrasi investasi | pexels.com/@goumbik

Nicky mengatakan, bagi milenial yang baru ingi memulai berinvestasi saham sebaiknya belajar dengan baik mengenai perusahaan-perusahaan yang akan mereka beli sahamnya. Namun sebelum itu, Nicky mengatakan, milenial harus memiliki mindset pengelolaan uang yang baik. 

  1. Investasi itu jangka panjang. Berpikirlah sebagai pemilik saham dari sebuah perusahaan. 
  2. Jangan berinvestasi dengan yang dapur, atau uang kuliah. 
  3. Mulai menabung saham dengan mengalokasikan uang yang tersisa dari pendapatan. 

Selain itu, Nikcy juga menekankan, milenial perlu memahami bagaimana mengatur cash flow dan keuangan pribadinya. Ada 4 titik yang harus diperhatikan sebelum mengalokasikan sejumlah uang untuk berinvestasi. 

Pertama, gaji atau penghasilan. Kedua, jumlah pengeluaran per bulan yang tidak boleh lebih besar dari pendapatan. Jangan lupa, kamu juga harus menabung untuk dana darurat yang sangat penting. Jika masih ada sisa uang, kamu baru boleh menabung saham. Lantas, berapa persen uang yang harus kamu alokasikan untuk berinvestasi saham? 

"Ini tergantung dari orang tersebut, tetapi bisa saja 5-10% dari seluruh pendapatan per bulan," tutup Nicky. 

#ChangeMaker