Bagi Anak Perempuan, Ibu Sumber Kekuatan Utama dan Ayah adalah Cinta Pertama

Endah Wijayanti diperbarui 27 Jul 2020, 20:09 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap keluarga memiliki banyak kisah dan makna tersendiri. Baik kisah bahagia maupun kisah yang berurai air mata. Kisah tentang orangtua, saudara, atau kerabat dalam keluarga. Ada makna dan pelajaran yang bisa dipetik dari setiap kisah yang kita miliki dalam keluarga. Melalui Lomba My Family Story ini Sahabat Fimela bisa berbagai kisah tentang keluarga.

***

Oleh:  Annisa Lintang

Namaku Lintang. Aku tinggal di keluarga yang bisa dibilang biasa-biasa saja, bukan keluarga yang kaya raya memang, tapi semua perjalanan hidup ini menyadarkanku banyak hal. Tentang ayah dan ibuku, yang hanya bekerja sebagai pegawai swasta.

17 tahun tahun lalu aku dilahirkan di dunia yang indah ini, oleh malaikat tercantik yang pernah aku temui. Aku panggil dia mama. Wanita terkuat ciptaan Tuhan yang dikirimkan untuk menjaga dan merawatku, tubuh mungil yang saat itu masih terlalu lemah dan takut untuk menghadapi kerasnya dunia. Tangisku membawa kebahagiaan, tak sekali pun dimarahinya aku yang lugu saat masih bayi itu selalu minta ganti popok, belum bisa berbicara, hanya bisa menangis.

Mama adalah bentuk cinta paling nyata, tidak ada omong kosong dan janji-janji palsu yang diberikan. Mama mengajarkanku mulai dari bagaimana menggenggam sendok untuk makan dengan benar, berjalan berlahan, hingga menghantarkanku pada kesuksesan. Tangannya yang lembut, mengusap kepalaku dengan cinta, seakan akulah hadiah terindah dari Tuhan untuknya. Suatu ketika saat aku yang masih kecil mulai berani ikut bela diri, mama meyakinkanku. Wanita harus punya bekal untuk melindungi diri, katanya. Aku terlatih, aku menjadi lebih berani dari sebelum-sebelumnya.

2 dari 2 halaman

Bersyukur Memiliki Orangtua yang Penuh Cinta

Ilustrasi./Copyright unsplash.com/brigitte tohm

Papa, ksatria paling tangguh dan pemberani yang pernah aku temui. Benar kata orang-orang, ayah adalah cinta pertama anak perempuannya. Memang papa tidak banyak bicara, tetapi  perlakuan dan sikapnya nyata, melindungi dan mengayomiku, buah hati kesayangannya. Papa selalu menemaniku setiap bertanding beladiri, menyemangatiku dari podium penonton, aku selalu mendengar soraknya yang paling keras. Aku menjadi lebih yakin dan percaya diri, setiap kemenangan yang kuraih, kupersembahkan untuk papa dan mama. 

Papa dan mama selalu mendukung apa pun mimpi dan harapanku tentang masa depan, selama itu baik, mereka selalu memberi restu. Karenanya aku tidak mengenal gagal, aku tidak lagi ragu. Aku adalah besi yang ditempa selagi panas. Karena tangan-tangan mereka lah yang berhasil menghantarkanku sampai sejauh ini, bahkan sampai detik ini. Kami suka bercanda, melempar tawa dan berbahagia. Merayakan bentuk syukur sekecil apapun itu. Benar, tidak segalanya bisa dibeli dengan uang, karena begini saja aku sudah merasa cukup. Lebih dari cukup.

Aku selalu mendoakan segala yang terbaik untuk mereka, untuk segala usaha dan ikhtiar mereka membesarkanku, untuk segala bekal kehidupan yang diberikan. Karena aku tahu, kata terimakasih saja sangat tidak cukup untuk itu semua. Bahkan tidak ada balasan yang setimpal, benar-benar cinta yang tidak bisa dibayar. Aku selalu ingin begini, menjadi bagian dari papa dan mama, semoga mereka sehat dan berbahagia, menua bersama. Meski tak terlihat, debar kasih itu nyata. Meski kadang aku yang tak peka merasakannya, ketulusan itu nyata. Terimakasih Tuhan, ini adalah rumah ternyaman dan terindah dalam hidupku. Gelora cinta papa dan mama akan selama hidup di sini, di hatiku.

#ChangeMaker