Fimela.com, Jakarta Kanye West tengah menjadi sorotan publik usai berkampanye di Charleston, Carolina Selatan, serta tweet-nya baru-baru ini yang menyinggung Kim Kardashian dan Kris Jenner.
Setelah apa yang dilakukannya di atas, kritik pun menghujani Kanye, ia juga menerima amarah dari istrinya, Kim Kardashian di mana rencana aborsi putri pertama mereka, North West diungkap ke publik.
What's On Fimela
powered by
Menghadapi hal tersebut Kim pun tak tinggal diam. Ia paham bahwa suaminya sangat pantas menerima saran dan kritik, meski begitu Kim berusaha menjelaskan ke publik terkait kondisi kesehatan mental Kanye, yang menderita gangguan bipolar.
"(Kanye) Harus dikritik karena dia adalah figur publik dan tindakannya kadang bida menimbulkan opini dan emosi yang kuat," tulis Kim lewat akun media sosial pribadinya, Rabu (22/7/2020).
"Dia adalah orang yang cerdas tapi rumit, (ia berada) di atas tekanan menjadi seorang seniman dan seorang pria kulit hitam, yang mengalami kehilangan menyakitkan atas ibunya, harus berurusan dengan tekanan dan isolasi karena gangguan bipolarnya," jelas Kim Kardashian.
Kesakitan Kanye West
Lebih lanjut ibu empat anak itu menyebut bahwa apa yang dilakukan Kanye West kadang tak sejalan dengan yang ada di hatinya.
"Mereka yang dekat dengan Kanye tahu hatinya dan memahami kata-katanya kerap kali tidak sejalan dengan niatnya," tukas Kim Kardashian.
Kim Sembunyikan dari Publik
Dalam unggahannya, Kim Kardashian juga menuturkan bagaimana ia mengahdapi Kanye West yang mengalami gangguan bipolar. Ia pun menyebut selama ini menutupi sisi kehidupan itu dari publik, untuk melindungi sang suami serta anak-anak mereka.
"Siapa pun yang memiliki (gangguan bipolar) atau orang yang dicintai memiliki ini, mereka tahu, tahu betapa rumit dan menyakitkannya hal itu untuk dipahami," katanya.
"Aku tak pernah bicara di depan umum tentang bagaimana ini memengaruhi kami di rumah karena aku sangat melindungi anak-anak kami dan hak privasi Kanye saat menyangkit kesehatannya. Tapi hari ini aku merasa harus mengimentarinya karena stigma dan kesalahpahaman tentang kesehatan mental," tuturnya.