Perempuan yang Dibesarkan Ibu Tunggal Bisa Sukses dengan Cara Istimewa

Endah Wijayanti diperbarui 21 Jul 2020, 12:35 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap keluarga memiliki banyak kisah dan makna tersendiri. Baik kisah bahagia maupun kisah yang berurai air mata. Kisah tentang orangtua, saudara, atau kerabat dalam keluarga. Ada makna dan pelajaran yang bisa dipetik dari setiap kisah yang kita miliki dalam keluarga. Melalui Lomba My Family Story ini Sahabat Fimela bisa berbagai kisah tentang keluarga.

***

Oleh: Bunga Monintja

Bagi seorang anak, memiliki orangtua utuh adalah kebahagiaan terbesar dalam hidupnya. Begitu pun denganku. Bisa memiliki papa dan mama yang tinggal bersama dalam satu atap, merupakan impian yang selalu ingin kumiliki sejak kecil. Namun, mimpi itu justru hanyalah angan belaka, kala papa lebih memilih pergi meninggalkan anak-anak beserta tanggung jawabnya.

Semua tugas otomatis dilakukan mama sebagai single parent untuk keempat anaknya yang masih kecil-kecil. Mencari nafkah untuk menghidupi semua kebutuhan kami merupakan ujian terberat yang harus kami jalani. Saat aku menyadari betapa besar perjuangan yang harus mama lakukan seorang diri, aku tak bisa berbuat banyak, karena dari segi usia yang masih 10 tahun kala itu, aku hanya bisa membantu mama dengan doa.

Membantu Pekerjaan Rumah

Mama yang sudah sibuk mencari pundi-pundi uang di luar rumah, sudah pasti akan merasa kelelahan saat pulang ke rumah. Aku sebagai anak tertua dalam keluarga, dengan segera mengambil alih tugas selama mama tak ada di rumah. Turut serta meringankan beban mama. Dengan dibantu kedua adikku, karena si bungsu saat itu masih terlalu kecil untuk bisa ikut membantu, kami melakukan pekerjaan rumah bersama-sama.

Jadi saat mama pulang, rumah sudah dalam keadaan bersih dan rapi. Kami pun sudah dididik untuk hidup mandiri sedini mungkin. Bersih-bersih rumah, mencuci baju hingga menyetrika mencuci perabotan bekas makan, semua kami lakukan dengan cara membagi tugas. Ditambah tugas sekolah yang masih harus kami kerjakan sendiri, tentunya membuat tugas kami semakin bertambah. 

Namun, itulah yang harus kami lakukan. Tak bisa bersantai-santai seperti anak-anak lainnya. Karena perjuangan dan pengorbanan mama sudah begitu besar untuk kami. Meski hanya membantu pekerjaan rumah, tapi mama sangat mengapresiasi hal itu.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Hidup Sederhana dalam Keterbatasan

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/yooranpark

Sejak kecil, aku dan ketiga adikku memang sudah dituntut untuk hidup sederhana dalam keterbatasan. Penghasilan mama hanya mencukupi untuk makan sehari-hari dan biaya sekolah. Itu pun terkadang mama harus bolak-balik ke sekolah setiap akan pembagian rapor, karena tunggakan yang belum terbayarkan.

Hal itu sudah menjadi hal yang biasa bagi kami. Malu dan sedih pada awalnya. Di saat anak-anak yang lain bisa hidup berkecukupan, kami bahkan harus ngirit, demi hanya bisa makan dengan layak. Namun lama kelamaan, aku sudah terbiasa dengan keadaan kami yang sederhana.

Kami pun memang sudah dirancang untuk hidup apa adanya, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Tak diberikan kesempatan untuk bersantai menikmati waktu luang, selain untuk mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat, salah satunya membantu pekerjaan mama di rumah.

Aku sebagai kakak tertua, sudah memiliki tugas untuk mengintruksikan adik-adikku dalam pembagian tugas di rumah. Seiring berjalannya waktu, kami pun sudah terbiasa dengan hidup mandiri dan sederhana.

3 dari 3 halaman

Kepahitan yang Dialami Dijadikan Semangat Hidup

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/janonkas

Hidup tanpa adanya sosok ayah dan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan seorang aya lu terhadap anaknya, sama sekali tak pernah kami rasakan hingga kami tumbuh dewasa. Hanya mama satu-satunya orangtua yang kami miliki. 

Dengan semua perjuangan dan pengorbanan yang dilakukannya dari kami kecil, sudah menjawab bahwa seorang perempuan bisa menjadi kuat di saat tersakiti, dan bangkit dari keterpurukan untuk meraih hidup yang lebih baik.

Mama selalu menanamkan keyakinan bahwa sebagai seorang perempuan, kita harus tetap bisa menjadi pribadi yang mandiri dan berjiwa kuat. Jangan pernah lemah pada hidup yang memang sudah keras. Tetap semangat berjuang untuk hidup yang lebih baik, dan mama sudah membuktikan keyakinan itu.

Jadikanlah kepahitan-kepahitan yang pernah dialami selama ini, sebagai cambuk untuk meraih apa yang kita impikan, yaitu sebuah kesuksesan. Dengan tetap meletakkan iman di atas segalanya, maka hidup akan berjalan tanpa beban. 

Sesulit apa pun ujian yang kita terima, jika kita sudah memiliki pondasi dan dasar keyakinan yang kuat bahwa ada Allah di atas segalanya, kita tak akan pernah takut menghadapi berbagai rintangan yang menghadang.

Perjuangan Mama Berbuah Manis 

Seiring waktu, kami tumbuh dalam cinta dan kekuatan sebagai anak yang sudah ditempa dengan berbagai kepahitan. Tak adanya sosok lelaki yang seharusnya menjadi orang pertama yang mengantarkan anak-anaknya menuju gerbang kedewasaan.

Namun semua duka dan air mata yang sudah menghiasi kehidupan kami selama ini, justru menjadi semangat kami untuk bangkit meraih mimpi. Satu per satu anak-anak mama pun menuju rumah tangganya masing-masing. Begitu pun aku yang memutuskan untuk menikah di usia 21 tahun, tak menjadikan impianku terhenti di tengah jalan.

Aku memilih menjadi ibu rumah tangga dan mengabdikan hidupku untuk sepenuhnya mengurus keluarga. Di samping itu, aku pun masih bisa bersosialisasi dengan berbagai komunitas kegamaan, sosial, dan juga literasi. Sesuai dengan passion-ku di bidang menulis, aku pun menjalani aktivitas sehari-hari dengan menulis di berbagai media sosial.

Sementara ketiga adikku, hidup dengan rumah tangganya masing-masing, dengan kehidupannya yang bahagia. Anak kedua mama, memilih menjadi wanita karier. Anak ketiga dengan pilihannya untuk membuka usaha sendiri, dan anak yang keempat memilih menjadi ibu rumah tangga sepertiku, dengan kehidupan yang bahagia bersama suaminya.

Kini mama sudah bisa menikmati hati tua yang bahagia. Menjalani hari-hari dengan tenang dan nyaman, menyaksikan anak dan cucu dengan kehidupan rumah tangganya yang penuh dengan tawa bahagia.

#ChangeMaker