25 Tahun Berumah Tangga, Rezeki Selalu Saja Ada untuk Keluarga

Endah Wijayanti diperbarui 26 Jul 2020, 12:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap keluarga memiliki banyak kisah dan makna tersendiri. Baik kisah bahagia maupun kisah yang berurai air mata. Kisah tentang orangtua, saudara, atau kerabat dalam keluarga. Ada makna dan pelajaran yang bisa dipetik dari setiap kisah yang kita miliki dalam keluarga. Melalui Lomba My Family Story ini Sahabat Fimela bisa berbagai kisah tentang keluarga.

***

Oleh: Diyah Retno Palupi

Namaku Diyah Palupi. Biasa dipanggil Bu Diyah. Ada beberapa yang memanggil Bu Palupi. Saya sudah berkeluarga. Kami tinggal di Karanganyar bersama suami dan ketiga jagoan saya. Mereka adalah semangat hidup saya. Kehadiran mereka adalah kado terindah dari Allah atas kehidupan saya.

Saat ini saya bekerja sebagai guru di SMK Negeri di Surakarta. Berbekal ijazah sarjana dan keyakinan yang kuat, atas izin Allah saat ini saya sudah menjadi ASN.

Pengalaman mengajar dimulai dari tahun 1997. Saya mengajar di sebuah madrasah negeri di Solo juga. Dari 10 lamaran yang saya kirimkan ke beberapa sekolah, saya diterima di madrasah tersebut. Alhamdulillah, mulai bulan September 1997 saya mendapat panggilan dan mulai mengajar di madrasah tersebut.

Saya teringat nasihat dari bapak. Beliau mengatakan, "Kowe beja nduk, isa mulang neng sekolah negeri. Muga-muga besok diangkat dadi pegawai pemerintah (Kamu beruntung nak, bisa mengajar di sekolah negeri. Semoga besok bisa diangkat menjadi pegawai negeri,-red)."

Berbekal keyakinan kuat dan doa restu suami, saya memantapkan langkah menjadi seorang guru. Tahun pertama berjalan dengan lancar. Rezeki anak yang pertama, begitu diterima di madrasah tersebut saya hamil satu bulan. Alhamdulillah.

Tahun-tahun berikutnya, saya semakin bersemangat mengajar dan mendidik para siswa. Rupanya Allah berkehendak lain, tahun 2003 saya mengikuti tes guru bantu (Guru Kontrak) diterima dan ditempatkan di sekolah setempat. Dari 12 guru yang mengikuti tes, ada 10 guru yang diterima, salah satunya adalah saya. Rezeki anak yang kedua. Setiap anak membawa rezeki sendiri-sendiri

Allah tidak pernah tidur. Setiap pekerjaan apabila diniatkan ibadah karena Allah semua akan menjadi berkah bagi keluarga kami. Rasa syukur dan qonaah adalah pegangan hidup kami. Meski gaji tak sebesar sekarang ini, kami tetap bersemangat dan selalu bersyukur.

Suamiku adalah imamku. Dialah sebagai motivator dalam hidupku. Juga anakku yang pertama yang kami beri nama Irfan. Mereka adalah ibarat bahan bakar 'Pertalite' yang akan menjalankan roda semangatku.

Tahun 2007 adalah kado paling indah. Rezeki anak sholeh. Kehadiran anak ketiga. Saya diangkat menjadi PNS, dan ditempatkan di SMP Negeri di Surakarta juga. Doa orangtua dan rida suami adalah utama. Keluarga adalah surgaku. Mereka adalah segalanya. Semua kesuksesan berawal dari keluarga. Keluarga yang harmonis, anak-anak yang mendukung.

2 dari 2 halaman

Selalu Ada Jalan Keluar Terbaik dari Setiap Persoalan

Ilustrasi/copyrightshutterstock/PK Studio

Tahun 2015, rupanya Allah mempunyai rencana lain. Awalnya saya mengajar untuk memenuhi kekurangan jam. Saya mengajar di SMK Negeri di Surakarta. Pagi sampai siap di SMP, siang sampai sore mengajar di SMK. Selama satu semester saya melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Alhamdhulillah, tahun ajaran 2015-2016 saya mendapatkan SK mutasi ke SMK. Aku harus pindah sekolah. Meski dengan berat hati meninggalkan sekolah lama.

Komunikasi yang baik bisa menyelesaikan setiap persoalan. Setiap keluarga pasti diberikan ujian. Allah mempunyai tujuan. Agar kita selalu dekat dan ingat kepada Allah. Setiap masalah pasti ada solusinya. Setiap pertanyaan pasti ada jawaban. Allah maha mendengar Allah maha Baik, Allah maha segalanya. 

Yakinlah, bahwa rejeki sudah diatur oleh Allah. Kita sebagai makhluknya berikhtiar menjemputnya. Dengan usaha yang sungguh-sungguh, doa tak pernah putus dan sabar, tawakal. Semua hasil dan keputusan kita serahkan pada Allah. Allah akan memberikan keputusan yang terbaik.

"Baik menurut manusia, belum tentu baik bagi Allah."

"Buruk menurut manusia, belum tentu buruk bagi Allah."

Selalu berprasangka baik kepada Allah. Apa pun keputusan yang diberikan Allah pada kita, kita terima sebagai keputusan yang terbaik, meski terkadang menurut kita, sesuatu yang menyedihkan. Allah lebih tahu dari makhluk-Nya.

Saat ini, saya sudah bisa merasakan kehadiran Allah di setiap napas kehidupan saya. Hampir seperempat abad mengarungi bahtera rumah tangga, dengan suka duka silih berganti. Beribadah, beramal saleh sebagai bekal besok menghadap Allah.

Jadikanlah keluarga sebagai tempat beribadah dan beramal saleh. Sabar dalam ketaatan, sabar dalam meninggalkan larangan Allah dan sabar dalam menerima setiap takdir dan ketetapan-Nya.

#ChangeMaker