5 Tips Mengelola Keuangan Bisnis bagi Pelaku UMKM di Tengah Era Normal Baru

Karla Farhana diperbarui 23 Jul 2020, 19:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Era Normal Baru akibat adanya pandemi COVID-19 membuat pengelolaan keuangan, baik keuangan pribadi maupun bisnis, menjadi sangat penting. Pasalnya, jalannya bisnis di berbagai sektor mengalami kendala sehingga banyak masyarakat yang terdampak kesehatan keuangannya. 

Demi membantu para UMKM agar dapat mengelola keuangannya dengan lebih baik lagi, Akademi Instagram mengadakan sebuah diskusi mengenai pengelolaan keuangan bagi pelaku UMKM, baik yang baru ingin membangun atau menjalankan bisnis online. 

Menghadirkan Country Director untuk The Facebook Company di Indonesia, Pieter Lydian dan Independent Financial Advisor dan Chairman of Value Magazine Andhika Diskartes, acara ini diadakan secara Live di Instagram. Selama sesi Instagram Live berlangsung, Pieter dan Andhika membagikan 5 poin terpenting yang harus diperhatikan para pelaku UMKM selama mengelola keuangan bisnis. 

1. Melakukan analisis korelasi antara kebutuhan pasar dengan kemampuan pribadi

 

Menurut mereka, sebelum memulai sebuah bisnis, kamu harus melakukan analisis korelasi antara kebutuhan pasar dengan faktor-faktor internal seperti modal, tenaga kerja, ketersediaan waktu, dan lain-lain. Caranya beragam. Salah satunya dengan membuat daftar kebutuhan pasar dan faktor internal yang kamu punya. Setelah itu, kamu bisa menentukan bisnis apa yang ingin kamu bangun sesuai peluang pasar yang kamu bisa penuhi, dengan modal yang paling sedikit. 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

2. Pisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis

ilustrasi peluang bisnis | pexels.com/@paul-efe-251852

Selain itu, pastikan kamu memisahkan keuangan bisnis dan pribadi. Agar, kamu tetap bisa memiliki tabungan dan uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari, meski usaha yang sedang kamu jalani belum stabil. 

3. Tentukan Modal Usaha

Sebelum memulai bisnis, lakukan perhitungan akan kesiapan modal yang kamu miliki. Modal yang kamu siapkan ini paling tidak harus mampu menghidupi bisnis hingga 6 bulan ke depan. Kamu bisa membuat perhitungan sederhana untuk menilai modal yang dibutuhkan untuk setiap produk, dan memperkirakan jumlah produk yang kira-kira akan terjual setiap bulannya. 

4. Pinjaman Modal 

 

Selain itu, kamu juga bisa melakukan peminjaman untuk menambah modal usaha. Tapi, kamu harus paham dulu bagaimana sistem penjaman modal yang ditawarkan. Jangan lupa untuk membuat perhitungan mengenai kesiapan bisnis dalam melakukan pinjaman modal tersebut. Caranya, kamu harus memahami perhitungan pengembalian pinjaman sekaligus bunga yang akan dikenakan kepadamu per bulan. Lalu, kamu bisa menghitung arus kas dalam jangka waktu 6-7 bulan ke depan untuk menilai apakah bisnismu mampu membayar nominal pinjaman serta bunganya. 

5. Online atau Offline?

Era normal baru mendorong para penjual untuk menyediakan layanan online. Adhika menjelaskan, bisnis secara online dan offline memiliki prinsip dasar yang sama. Tapi, dengan berjualan online kamu bisa mengurangi biaya produksi dan pemasaran. Juga, dengan adanya Instagram, kamu telah memiliki pasar yang stabil sehingga kamu memiliki peluang besar untuk menjangkau pasar lebih luas bahkan hingga mancanegara. 

#ChangeMaker

3 dari 3 halaman

Simak Video Berikut