Fimela.com, Jakarta Ketika si kecil tumbuh, ia akan mengembangkan rasa moralitas dalam dirinya. Itu mencakup prinsip-prinsi yang memengaruhi cara ia memperlakukan orang lain dan bagaimana ia memandang keadilan. Setiap hari anak prasekolah dikelilingi oleh orang-orang dan situasi yang akan meningkatkan perkembangan moralnya. Baik itu anak lain di taman bermain sekolah atau atau alur cerita di acara TV, pengalamannya akan membentuk pandangan anak akan suatu hal.
Sebagai orangtua, mungkin ingin memiliki pengaruh pada bagaimana ia mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai yang dianggap penting. Namun, tidak selalu mudah untuk mengetahui bagaimana membimbing moral anak sesuai dengan usianya. Tenang Mom, beberapa cara berikut ini mungkin dapat membantu para orangtua untuk mengajarkan pendidikan moral kepada anak sejak dini.
Menjelaskan Tentang Moral
Penelitian menunjukkan anak-anak mulai memahami moral sekitar usia 5 atau 6 tahun. Namun, anak-anak prasekolah kurang mampu memahami pelajaran hidup dari sebuah cerita tentang orang lain. Dimana konsepnya terlalu abstrak. Jadi, penting untuk bersikap konkret tentang moral. Katakan hal-hal tertentu seperti “Kami tidak akan mengambil barang miliki orang lain karena mengambil barang yang bukan miliki kami adalah hal yang salah.”
Ketika pemahaman moral anak meningkat, mulailah memintanya untuk mengidentifikasi pelajaran hidup dalam sebuah cerita. Baca buku atau saksikan cerita dengan berbagai pelajaran moral dan cobalah untuk memeriksa pemahaman anak tentang bagaimana dia bisa menggeneralisasikan pelajaran itu ke dalam hidupnya sendiri.
Tanamkan Rasa Bersalah
Ketika anak prasekolah melanggar kode moral dengan menyakiti orang lain, ia harus memiliki reaksi emosional terhadapnya. Sementara memiliki rasa bersalah adalah tanda hati nurani yang sehat. Sebagai orang tua, Mom ingin membimbing anak agar merasa memiliki rasa bersalah. Seorang anak yang merasa bersalah mungkin menyadari dia masih menjadi orang baik yang mampu membuat pilihan yang lebih baik di masa depan.
Rasa bersalah adalah reaksi normal dan sehat. Ini berarti anak menyesali apa yang telah ia lakukan dan itu dapat menjadi motivasi dia untuk menebus kesalahan. Perasaan bersalah juga dapat mencegahnya melakukan kesalahan yang sama di masa depan.
Berikan Pujian
Pujilah anak untuk apa yang dia lakukan. Perhatikan saat-saat ketika anak memutuskan untuk berbagi, menghibur, dan membantu orang lain, puji anak karena menunjukkan perilaku prososial tersebut. Ketika Anda menunjukkan pilihan positif, anak Anda akan menjadi lebih termotivasi untuk mempertahankan pekerjaan yang baik.
Ajarkan Anak Tentang Perasaan
Anak tidak akan dapat memahami perasaan orang lain dan bagaimana tindakannya memengaruhi orang lain sampai memiliki pemahaman jelas tentang perasaannya sendiri. Gunakan kata-kata perasaan dalam percakapan sehari-hari misalnya seperti “Sepertinya kamu sedang marah sekarang.” Ketika anak-anak memahami emosi mereka, mereka akan dapat memahami bahwa orang lain juga memiliki perasaan. Dan para orang tua dapat mulai berbicara tentang bagaimana perilaku mereka memengaruhi perasaan orang lain.
Ajakan Empati
Sementara si kecil Anda mungkin tidak sepenuhnya memahami konsep empati, tidak pernah terlalu dini untuk mulai mengajar anak Anda tentang perasaan orang lain. Cobalah kepada anak untuk menunjukkan kepadamu bagaimana perasaan orang lain. ketika anak menunjukkan wajah sedih untuk mencerminkan bagaimana perasaan orang lain setelah terluka, ia sebenarnya akan merasa sedih untuk sesaat. Itu bisa memperkuat dia bahwa orang lain juga memiliki emosi.
Ada saatnya anak akan melakukan kesalahan yang membuat para orang tua bertanya-tanya apakah sesuatu yang Mom lakukan benar-benar selaras dengannya atau tidak. Jangan khawatir mereka pasti mendengarkan apa yang orang tua ucapkan dan ajarkan. Dengan bimbingan yang konsisten dari orang tua, anak akan mengembangkan moral yang jelas.
Cek Video di Bawah Ini
#Changemaker