5 Tahun Hubungan Jarak Jauh di Tengah Sakitku, Suamiku Punya Wanita Lain

Endah Wijayanti diperbarui 13 Jul 2020, 15:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap keluarga memiliki banyak kisah dan makna tersendiri. Baik kisah bahagia maupun kisah yang berurai air mata. Kisah tentang orangtua, saudara, atau kerabat dalam keluarga. Ada makna dan pelajaran yang bisa dipetik dari setiap kisah yang kita miliki dalam keluarga. Melalui Lomba My Family Story ini Sahabat Fimela bisa berbagai kisah tentang keluarga.

***

Oleh: Henny Megasari

Layaknya cerita roman, bahagianya mencintai dan dicintai. Bahagia saat awal cinta itu ada. Bahagia jalani suka duka bersama dalam menjaga cinta. Dan damai bersama hingga ajal menyapa.

Tuhan selalu punya kejutan untuk tiap hamba-Nya. Tak terkecuali untuk keluarga kecilku. Awal tahun 2007, lima tahun pertama pernikahan. Tuhan anugerahi sahabat baru dalam tubuhku. SLE (Systemic Lupus Erythematosus) penyakit autoimun kronis yang dapat menyebabkan peradangan di beberapa bagian tubuh, termasuk kulit, sendi, ginjal hingga otak.

Saat itu perubahan besar terjadi pada fisikku. Tubuhku gendut, mukaku membulat dan rambutku rontok akibat obat-obatan dosis tinggi. Wanita mana pun akan merasa down dengan keadaan fisik yang tak lagi indah dipandang. Tapi saat itu, suamiku selalu menguatkan dan menyemangatiku. Meyakinkan diri ini bahwa dia menerima dan mencintai apapun keadaanku.

Lima tahun kedua, 2012. Tuhan beri kami kejutan yang membahagiakan, suamiku diterima di sebuah perusahaan tambang. Syukurku kala itu, ada banyak harap dan impian. Mengubah keadaan dan memperbaiki ekonomi keluarga adalah salah satunya. Meski betapa beratnya menjalani hubungan jarak jauh. Selama ini aku terbiasa pasrah pada suami. Saat jauh aku harus mandiri, menjadi ayah sekaligus ibu untuk dua kupu-kupu kecilku. Selain itu aku harus bertahan menopang raga agar tak rapuh karena lupus kambuh.

2 dari 2 halaman

Mempertahankan Keutuhan Keluarga

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

2017 adalah lima tahun ketiga pernikahan kami dan lima tahun perjalanan long distance marriage yang kami jalani. Suamiku pulang setelah beberapa kali jatah cuti tak pernah ia ambil dengan alasan sibuk diklat. Ada banyak perubahan darinya. Banyak tanya dalam hati ini. Menepis dan menenangkan diri yang bisa aku lakukan. Hingga sebuah pesan Wha'ts App menyapa pagi itu.

Pesan dari seorang wanita yang meminta suaminya untuk kembali, dan suaminya tak lain adalah suamiku. Baru aku sadari perasaan aneh yang sering aku tepis selama lima tahun hubungan jarak jauh kami. Suamiku mencintai wanita selain aku. Betapa hancur hatiku kala itu. Berserah pada-Nya adalah kekuatan dan terapi psikisku kala itu.

Kini tiga tahun berlalu, suamiku memilih untuk kembali bersamaku. Aku memilih mempertahankan keutuhan keluarga kecil kami, meski tak bisa dipungkiri rasa sakit karena pengkhianatan masih sering hadir menyayat hati. Tak apa, demi tawa riang dua kupu-kupuku. Melihat mereka tenang dengan berkumpulnya kami kembali adalah bahagiaku. Semoga kami lebih kuat menerima kejutan-kejutan yang akan Tuhan beri.

Terima kasih Tuhan, begitu banyak kejutan yang Kau beri. Aku yakin setiap kejutan adalah tanda cinta-Mu untukku. Satu hal yang pasti bahwa salah jika aku terlalu mencintai makhluk-Mu melebihi cintaku pada-Mu.

#ChangeMaker