Fimela.com, Jakarta Plastik merupakan material yang dapat mencemari lingkungan karena sifatnya yang sulit terurai di alam. Ada beberapa benda lain yang digunakan sehari-hari yang juga menggunakan plastik. Ternyata kita bisa mengganti kebutuhan yang berbahan dasar plastik dengan material ramah lingkungan, salah satunya pembalut.
Pembalut merupakan kebutuhan para perempuan yang digunakan selama periode menstruasi. Karena penggunaannya yang rutin tentunya bisa menyebabkan dampak yang tidak baik pada lingkungan. Untuk itu, kini sudah ada inovasi pembalut eco-friendly yang tentunya ramah lingkungan.
Pembalut ramah lingkungan dibuat menggunakan material alami yang mudah terurai. Selain baik untuk alam, manfaatnya juga dirasakan bagi kesehatan kita. Lantas apa saja manfaat menggunakan pembalut ramah lingkungan? Sudah siapkah kamu untuk beralih kepada pilihan yang lebih baik dan mencintai alam? Berikut penjelasannya yang dirangkum Fimela dari situs MyCarmesi, Rabu (8/7/2020).
1. Berbahaya bagi Kesehatan
Banyak dari kita tumbuh dengan menggunakan pembalut wanita berbahan dasar plastik, tidak menyadari bahaya yang ditimbulkannya terhadap tubuh. Ketika kita menstruasi, tubuh kita menghilangkan darah dan cairan tubuh lainnya. Plastik di pembalut, sementara secara efektif menjebak kelembaban di dalamnya, menyediakan tempat berkembang biak bagi infeksi bakteri dan jamur.
Ini dapat menyebabkan peradangan pada vagina dan vulva, reaksi alergi terhadap plastik, dan iritasi. Kondisi ini juga dapat menyebabkan penyakit radang panggul, dan dalam beberapa kasus, kanker serviks. Itu semua tergantung pada jenis plastik yang digunakan dan berapa lama bantalan dipakai. Ini juga dapat menggaggu kesehatan reproduksi individu, dan mempengaruhi kesuburan dalam jangka panjang.
2. Berbahaya bagi Lingkungan
Sampah pembalut sering dibuang ke kolam, sungai, dan danau, mencemari air dan ekosistemnya. Bila dibuang di tempat terbuka dapat menyumbat saluran air dan mencemari tanah.
Limbah plastik pembalut ini terdiri dari darah dan cairan tubuh, sehingga menjadi sumber polusi lain yang dapat menyebabkan penyakit mematikan. Pengumpul sampah sering menangani sampah pembalut ini dengan tangan kosong dan dapat dengan mudah terinfeksi, terlebih jika darah tersebut milik orang yang terinfeksi HIV.
Darah pada bantalan dapat mengumpulkan patogen, dan ini tidak hanya dapat menginfeksi tanah tetapi juga sumber air, terutama jika pipa air tidak diisolasi dengan baik. Pemisahan limbah pembalut ini menjadi sangat penting.
3. Menjadi alternatif sustainable
Perilaku sustainable atau berkelanjutan dilakukan untuk menjaga lingkungan agar tidak tercemar limbah pembalut. Menggunakan pembalut yang dapat digunakan kembali dan terbuat dari serat alami seperti wol, kapas, bambu, hingga rami menjadi alternatif berkelanjutan untuk beralih dari pembalut plastik yang beredar secara masal di pasaran.
Juga ada tampon sekali pakai dan dimasukkan ke dalam vagina. Alternatif lain adalah bantalan pembalut yang terbuat dari bambu, olahan kayu, atau arang bambu, yang semuanya sangat menyerap dan aman, tidak hanya untuk kesehatan tetapi juga untuk lingkungan.
#changemaker