Studi: Kurang Tidur Bahayakan Kesehatan Perempuan

Karla Farhana diperbarui 09 Jul 2020, 15:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Pasangan kerap kali berbedebat mengenai siapa yang tidur lebih lama setiap malamnya. Jika kamu ternyata tidur lebih lama dari suamimu, terenyata ini merupakan hal yang baik untuk kesehatan mentalmu. Para peneliti dari Duke University Medical Center mengatakan kalau perempuan yang kurang tidur berisiko memiliki masalah pada kesehatan kardiovaskular. 

Studi yang diterbitkan dalam Brain, Behavior, and Immunity ini menemukan kalau kurang tidur memiliki hubungan dengan kesedihan psikologis dan memiliki tingkat biomarker yang lebih tinggi terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Studi ini, tulis Science Daily, juga menemukan masalah kurang tidur justru lebih banyak diderita perempuan dari pada pria. 

Edward Suarez, rekanan profesor di departemen psikiatri dan ilmu perilaku di Duke mengatakan hasil penelitiannya merupakan bukti emprisi pertama yang mendukung peran gender dan pengaruhnya terhadap kualitas tidur dan kesehatan. 

"Studi ini menunjukkan kalau kurang tidur - yang diukur dari jumlah tidur, tingkat bangun di malam hari, dan yang paling penting berapa lama orang tersebut tertidur - memiliki konsekuensi kesehatan yang lebih serius pada perempuan, dibandingkan dengan pria," jelasnya. 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Studi Lebih Lanjut

ilustrasi tidur | pexels.com/@olly

Suarez mengatakan, dia dan timnya kini sedang merencanakan studi lebih lanjut untuk memahami hubungan antara risiko kesehatan dan kurang tidur pada perempuan dan pria. Dia percaya kalau perbedaan gender mungkin disebabkan adanya variasi dalam aktivitas sejumlah zat yang terjadi secara alami dalam tubuh. 

Misalnya tryptophan, serotonin, melatonin, dan lain sebagainya. Kesemuanya ini, menurut Suarez, memengaruhi mood, tidur, bagaimana orang tersebut mulai tertidur, timbulnya inflamasi, dan kurangnya insulin. 

"Tidur yang nyenyak berhubungan dengan kondisi kesehatan yang baik. Butuh penelitian lebih banyak untuk mendefinisikan respon pada kurang tidur terkait gender, termasuk peran hormon sex sepanjang hidup dan bagaimana pola tidur berubah dari masa kanak-kanak hingga dewasa," katanya seperti dikutip dari Science Daily. 

#Changemaker

3 dari 3 halaman

Simak Video Berikut