Fimela.com, Jakarta Mengubah kebiasaan lama memang tidak mudah. Mengganti kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik pun kadang butuh proses yang tak sebentar. Membuat perubahan dalam keseharian dan hidup selalu memiliki perjuangannya sendiri. Melalui Lomba Change My Habit ini Sahabat Fimela berbagi kisah dan tulisannya tentang sudut pandang serta kebiasaan-kebiasaan baru yang dibangun demi hidup yang lebih baik.
***
Oleh: Dwi Purwati
Besar di lingkungan pedesaan yang asri dan masih segar, kental dengan tradisi juga adat budaya membuatku memiliki kebiasaan yang turun temurun dari keluarga. Setiap pagi sebelum azan subuh kami terbiasa sudah bangun dan melakukan berbagai aktivitas. Ibu memasak di dapur, ayah bersiap pergi ke pasar menjual hasil panen, aku dan adik-adikku mempersiapkan diri untuk pergi ke sekolah dan membantu beberapa pekerjaan rumah. Mencuci piring, menyapu, dan menyiram tanaman. Begitulah, bangun kesiangan ketika di rumah adalah sebuah pantangan. Kecuali benar-benar sakit. Kebiasaan ini sudah mejadi budaya di keluarga.
Awal-awal di dunia kampus yang jauh dari keluarga aku masih bisa menjalankan kebiasaan bangun pagi. Kalau di rumah, biasanya aku sering membantu pekerjaan ibu. Di sini, aku bangun lebih pagi untuk belajar, memasak untuk bekal makan siang dan membereskan kamar. Bahkan, sebelum kuliah pagi masih sempat untuk olahraga meskipun sekedar lari mengelilingi rektorat kampus. Terkadang seminggu sekali meluangkan waktu untuk olahraga berenang. Menjalani hari-hari dengan penuh semangat. Mengikuti kelas mata kuliah kuliah dengan penuh antusias. Tugas-tugas dari dosen dikerjakan dengan maksimal demi mendapat nilai sempurna.
Sampai pada tahap masuk tingkat dua yang semakin banyak tugas, praktikum, membuat laporan yang bertumpuk-tumpuk. Aku goyah, tidur mulai tidak teratur karena dikejar deadline dan aktivitas kampus yang semakin sibuk. Makan pun sekenanya, lebih banyak makan instan. Ditambah dengan aku ikut organisasi kampus yang membuat aku kelimpungan dengan agenda yang harus aku jalani setiap hari. Sehingga membuatku lebih memilih mengorbankan jam istirahat dan jam tidur.
Mengembalikan Rutinitas yang Lebih Baik
Pagi sampai sore, jadwal kuliah dan organisasi. Sore sampai dini hari mengerjakan tugas dari dosen dan laporan praktikum. Tidur hanya beberapa jam bahkan sering tidak tidur! Di kelas sering ketiduran dan tidak fokus ketika dosen mengajar. Aku merasa seperti zombie yang berjalan. Tubuh mulai tidak terurus yang ditandai dengan munculnya jerawat, timbangan yang semakin ke kanan, menjadi gampang lelah dan wajah yang kusut layu seperti tidak memiliki semangat. Beberapa tugas dan laporan akhirnya dikerjakan dengan seadanya.
Suatu hari aku merenung. Aku tidak boleh begini terus. Ke mana aku yang dulu hidup teratur dan disiplin? Tidur sebelum jam sepuluh malam? Bangun tidur sebelum jam empat pagi? Selalu antusias mengikuti kuliah di kelas? Menjalani hari-hari dengan penuh semangat? Akhirnya aku bertekad. Mulai mengurangi jadwal dan agenda kampus yang tidak wajib. Seperti kegiatan organisasi kampus. Kemudian kembali menata jadwal harian dengan membuat prioritas. Mendahulukan kewajiban belajar di kampus, memenuhi hak-hak tubuh seperti makan sehat, cukup istirahat dan olahraga rutin. Karena memiliki pengalaman menjalankan hidup teratur sebelumnya, membuatku tidak terlalu sulit untuk memulai kembali.
Selalu ada yang harus dikorbankan dalam sebuah pilihan. Namun, aku menyadari sekarang. Aku tidak salah pilih. Karena dengan kembali menata prioritas hidup dan memenuhi hak-hak atas diriku yang harus dipenuhi. Membuatku menemukan kembali diriku. Lebih mengenali diri, sehingga bisa mengembangkan potensi yang kumiliki. Menjadikan aku pribadi yang lebih menghargai waktu. Menemukan makna dalam menjalani keseharian hidup. Dan menghadapi semua masalah dengan penuh positif.
#ChangeMaker