Fimela.com, Jakarta Dampak pandemi Covid-19 memang tidak hanya pada ekonomi dan kesehatan saja. Namun kekerasan berbasis gender pun meningkat secara global. Isolasi diri selama pandemi ternyata membuat kekerasan berbasis gender ini pun meningkat.
Menurut laporan terbaru oleh UN Women, sebanyak 243 juta perempuan dan anak perempuan berusia 15- 49 tahun secara global telah mengalami kekerasan seksual dan/atau fisik yang dilakukan oleh pasangannya dalam 12 bulan terakhir. Data yang muncul menunjukkan bahwa sejak wabah COVID-19 merebak, kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, dan khususnya kekerasan berbasis gender, telah meningkat di seluruh dunia.
Melissa Alvarado, UN Women Asia Pacific Regional Manager on Ending Violence against Women (@unwomenasia) dalam keterangannya menyebutkan jika kKurang dari empat dari 10 perempuan yang mengalami kekerasan berani melaporkan atau mencari bantuan. Dengan adanya perpanjangan periode lockdown serta perintah untuk tetap di rumah di beberapa negara di dunia untuk menekan penyebaran COVID-19, semakin banyak perempuan yang memiliki pasangan pelaku kekerasan merasa terisolasi dari orang dan sumber yang bisa membantu mereka.
Berangkat dari layanan notifikasi Twitter untuk kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri, vaksin, eksploitasi seksual terhadap anak, serta COVID-19; Twitter adalah perusahaan teknologi pertama yang meluncurkan notifikasi khusus terkait kekerasan berbasis gender. Layanan notofikasi ini diluncurkan secara resmi Juni ini di tujuh negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia.
“Twitter bangga dapat meluncurkan fitur unik ini untuk membantu mengatasi kekerasan berbasis gender, termasuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)” ujar Agung Yudha, Public Policy Director, Indonesia & Malaysia, Twitter.
Dalam keterangannya kepada Fimela (16/6), Agung Yudha, Public Policy Director, Indonesia & Malaysia, Twitter menyebutkan jika Di Indonesia, Twitter bermitra dengan LBH APIK Jakarta (@LBHAPIK) dan Komisi Nasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan (@KomnasPerempuan) sebagai mitra nasional terpercaya.
Langkah Twitter untuk Membantu Penyintas Kekerasan Berbasis Gender
Pengguna dapat mengetik atau melakukan pencarian pada bagian “explore” dengan kata kunci yang memiliki asosiasi dengan kekerasan berbasis gender; seperti: kekerasan seksual, KDRT, kekerasan domestik, kekerasan dalam pacaran, dan sebagainya. Setelah itu; akan muncul notifikasi yang akan mengarahkan pengguna ke hotline dan laman informasi yang disediakan oleh lembaga mitra yang telah bekerja sama - LBH APIK Jakarta (@LBHAPIK) dan Komnas Perempuan (@KomnasPerempuan)- untuk memberikan bantuan, sekaligus mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.
Perlu diingat, bahwa notifikasinya akan muncul di aplikasi Twitter pengguna. Dari situ, mereka memiliki opsi untuk langsung menghubungi lembaga mitra kami di Indonesia, yang nantinya akan memberikan bantuan sesuai dengan kapasitas dan kompetensi mereka. Sebagai platform di mana banyak orang mencari dan berbagi informasi; Twitter bertindak sebagai penghubung atau perantara. Dengan adanya fitur ini. Diharapkan hal ini dapat memudahkan mereka yang membutuhkan bantuan untuk mencari dan memperoleh bantuan.
Agung Yudha, Public Policy Director, Indonesia & Malaysia, Twitter juga menegaskan jika twitter membantu mempermudah orang-orang yang memang membutuhkan bantuan untuk terhubung dengan lembaga-lembaga mitra Twitter di Indonesia. Nantinya, jika diperlukan tindak lanjut di ranah hukum, dapat dikonsultasikan dengan lembaga mitra kami yang memang fokus pada masalah kekerasan berbasis gender; dalam hal ini adalah LBH APIK Jakarta dan Komnas Perempuan.
Well, semoga langkah baik dari Twitter ini dapat membantu para penyintas kekerasan berbasis gender ya Sahabat Fimela.
#ChangeMaker