Penyebab Pasien Covid-19 Meninggal Karena Trombosis Cuma Hoax, Ini Penjelasannya

Wuri Anggarini pada 17 Jun 2020, 09:38 WIB

Fimela.com, Jakarta Informasi tentang Covid-19 hingga saat ini masih jadi hal yang paling banyak dicari dan menarik perhatian masyarakat. Sayangnya, nggak semua berita yang beredar terjamin kebenarannya. Banyak juga hoax menyesatkan yang malah bikin masyarakat makin resah di tengah situasi pandemi yang sedang terjadi ini. Salah satunya adalah pesan berantai yang mengungkapkan dokter di Italia menyatakan kematian pasien Covid-19 disebabkan oleh trombosis atau pembekuan darah.

Pesan berantai yang banyak diterima lewat media sosial ini menyatakan bahwa dokter di Italia melakukan otopsi pada pasien Covid-19, prosedur yang dilarang oleh WHO. Menurutnya, hasil otopsi menyatakan bahwa kematian pasien Covid-19 bukan disebabkan oleh virus, tapi bakteri yang menyebabkan gumpalan darah terbentuk dan menyebar atau yang juga dikenal dengan koagulasi intravaskular diseminata (penggumpalan darah abnormal di dalam pembuluh darah). Berdasarkan hal tersebut, pesan berantai itu menyampaikan bahwa cara memerangi Covid-19 adalah dengan antibiotik, anti-inflamasi, dan antikoagulan.

Informasi yang terlihat meyakinkan ini ternyata dibantah kebenarannya. Cek fakta tentang data-data yang ada dalam pesan berantai ini tertulis secara detail dalam website resmi untuk update Covid-19, yaitu www.covid19.go.id.

Dilansir dari jurnal kesehatan The Lancet, trombosis atau darah menggumpal memang sering ditemukan pada pasien Covid-19. Studi yang dilakukan Belanda dan Perancis menunjukkan bahwa penggumpalan darah ini bisa terbentuk pada 20-30 persen pasien Covid-19 yang mengalami masa kritis. Hal ini juga yang membuat WHO merekomendasikan penggunaan heparin dengan berat molekul rendah dalam manajemen klinis pasien terduga Covid-19 tanpa kontraindikasi pemberian heparin untuk mencegah komplikasi.

Tapi, sampai sekarang ini nggak ada bukti ilmiah yang mengatakan trombosis menjadi penyebab utama kematian pasien yang terinfeksi Covid-19. Lewat studi The Lancet juga mengungkapkan bahwa penyebab kematian pasien Covid-19 lebih disebabkan pada kegagalan pernapasan. 

Adapun informasi yang menyebutkan jika pasien Covid-19 mengalami kesalahan diagnosis pneumonia dengan terjadinya trombosis di beberapa bagian tubuh hanyalah hoax. Kamu juga sebaiknya tidak mudah percaya dengan informasi yang menyatakan antibiotik baik untuk melawan Covid-19, karena antibiotik yang digunakan tanpa peresepan dokter malah bisa menyebabkan resistensi tubuh pada antibiotic tersebut.

Sementara itu, untuk mencegah risiko terjadinya trombosis atau penggumpalan darah,  bisa mengonsumsi aspirin atau acetylsalicylic acid namun pastikan untuk konsultasikan dengan dokter sebelum mengkonsumsi aspirin.

Masing-masing individu bisa memberikan gejala Covid-19 yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Jadi, butuh perhatian lebih ekstra dari kamu untuk menjaga diri sendiri. Kenali tanda-tanda Covid-19 paling umun, seperti batuk kering, pilek, sesak napas, kelelahan, hingga demam di atas suhu 37 derajat. Jika tubuh terasa demam saat di rumah atau sedang beraktivitas, segera istirahat dan konsumsi paracetamol untuk menurunkan demam misalnya dengan mengkonsumsi Puyer 16. Baca komposisi, aturan pakai dan keterangan lengkap lainnya pada kemasan sebelum mengkonsumsi Puyer 16. 

(c) Bintang Toedjoe

Bintang Toedjoe Puyer 16 tersedia di apotik terdekat dan juga e-commerce kesayangan Anda, seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan juga Aplikasi Kesehatan Halodoc.