4 Cara Mengurangi Lonjakan Sampah di Era New Normal

Vinsensia Dianawanti diperbarui 23 Jun 2020, 10:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Memasuki era new normal, masyarakat diharapkan untuk tetap bijak dalam memilih dan menggunakan produk ramah lingkungan. Selain masyarakat juga diharapkan mampu meningkatkan pengelolaan sampah rumah tangga dengan lebih baik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Oseanografi dan Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, penggunaan layanan pesan antar meningkat sebesar 62 persen di Jabodetabek. Hal ini berdampak pada jumlah total sampah nasional.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terus melakukan pemantauan pada upaya produsen untuk mengurangi sampah melalui pengumpulan data jumlah dan jenis bahan baku produk dan kemasan yang digunakan.

"Kampanye pengurangan sampah dari rumah terus dilakukan sebagai bagian dari upaya menekan jumlah timbulan sampah secara nasional. Seperti contohnya memilih produk yang dapat dikomposkan, didaur ulang, dan dapat diguna ulang,” ungkap Prof. Dr. Ir. Enri Damanhuri.

Agar lingkungan tetap terjaga, ada sejumlah cara pengelolaan sampah yang disarankan yang bisa dimulai dari rumah.

1. Penggunaan galon

Galon menjadi salah satu bentuk kemasan guna ulang untuk air mineral. Sejak 1983, Danone-AQUA menggunakan galon untuk mendistribusikan air mineral hingga ke tingkat rumah tangga. Kini, galon mencakup 70 persen volume bisnis Danone-AQUA yang menerapkan prinsip ekonomi sirkular. Penggunaan galon yang terus menerus membantu mengurangi ambisi Danone-AQUA dalam pengurangan sampah sebesar 70 persen di laut pada 2025.

 

2 dari 3 halaman

2. Menggunakan masker kain

Ilustrasi pakai masker. (dok. Unsplash.com/@alecs)

Semenjak pandemi melanda, penggunaan masker medis yang menjadi sampah infeksius meningkat. Padahal sampah masker medis yang tidak dikelola dengan baik bisa menjadi media penularan virus bagi masyarakat. Sehingga disarankan untuk menggunakan masker kain yang bisa dicuci dan dipakai ulang.

3. Tidak menggunakan plastik sekali pakai

Banyak yang menganggap bahwa penggunaan plastik sekali pakai mengurangi potensi penyebaran virus karena plastik tinggal dibuang. Faktanya, virus akan bertahan hidup selama tiga hari sehingga menjadi salah satu media pembawa virus. Ketika memesan sesuatu menggunakan layanan antar, kamu bisa memilih untuk tidak menggunakan plastik selain pakai. Selain itu, disarankan untuk menggunakan tas guna ulang ketika belanja daripada plastik. Setelah digunakan, tas bisa dicuci untuk membunuh bakteri dan virus yang menempel.

4. Membuat pupuk dari sisa bahan makanan

Penting untuk memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Sehingga kamu bisa memanfaatkan sisa bahan makanan untuk dijadikan sebagai pupuk. Ketika memasak, sisihkan bagian akar sayuran ditanam kembali dan menggunakan sisa bahan makanan sebagai pupuknya

3 dari 3 halaman

Simak video berikut ini

#changemaker