Fimela.com, Jakarta Di antara kita pasti ada yang mengalami hal ini. Punya wajah "bawaan" judes atau jutek sejak lahir. Maksudnya banyak orang yang salah sangka terhadap ekspresi wajah kita. Orang sering menyangka kita judes, jutek, atau sombong padahal ekspresi wajah kita sebenarnya biasa saja. Bahkan ekspresi diam kita disangka sedang marah.
Meski kadang cukup menyebalkan saat menanggapi orang yang salah sangka dengan ekspresi wajah kita, kita masih tetap perlu bersabar. Tentu saja kita masih bisa memasang wajah yang lebih rama dengan lebih banyak tersenyum. Tapi kalau bawaan dari lahir, kita memiliki ekspresi wajah yang sering disangka judes ya itu perlu kita terima seutuhnya. Bahkan kita bisa menjadi pribadi yang lebih percaya dengan wajah bawaan tersebut.
Terbiasa Disalahpahami Membuat Mentalmu Lebih Kuat
Mungkin awal-awal menanggapi orang yang salah paham terhadap kita cukup menyebalkan. Pastinya tidak menyenangkan ketika orang memandang negatif kita hanya karena ekspresi wajah kita. Apalagi bila orang tersebut belum mengenal kita dengan baik tapi dia sudah menghakimi kita seenaknya sendiri, pastinya sakit hati rasanya. Namun, seiring waktu berjalan kita akan belajar untuk lebih menerima diri seutuhnya. Kita akan lebih menerima realita bahwa setiap orang lahir berbeda-beda. Selama kita tak punya niat jahat atau melakukan sesuatu yang buruk terhadap orang lain, maka kita tak perlu menyalahkan diri sendiri.
What's On Fimela
powered by
Ekspresi Wajahmu Memiliki Aura Tersendiri yang Kuat
Ekspresi wajah kita datar tapi punya kesan yang kuat tersendiri. Ke mana pun kita pergi kita tidak kesulitan untuk menjaga ekspresi wajah tetap sama dalam waktu lama. Hal ini pun bisa mengarah pada pembawaan kita sehari-hari. Kita tidak perlu repot-repot menjadi orang lain. Tidak perlu pusing dengan pendapat orang lain yang mungkin berkata kita jarang tersenyum atau terlalu kaku. Sebab itulah diri kita apa adanya. Kita tak lagi pusing untuk memaksa diri menampilkan ekspresi yang tidak tulus.
Lebih Lihai dalam Berkomunikasi
Melansir psychologytoday.com, psikolog Albert Mehrabian dari University of California, Los Angeles melakukan penelitian yang terkenal pada tahun 1960an yang menemukan bahwa dalam menafsirkan pesan yang disampaikan seseorang dalam berkomunikasi umumnya sangat bergantung pada hal-hal nonverbal, seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan nada suara. Perempuan yang sering dicap negatif karena wajah bawaaan yang judes atau jarang tersenyum harus cepat belajar cara berkomunikasi yang baik. Perlu lebih peka dan lebih berusaha keras untuk menyampaikan pesan atau hal-hal yang disampaikan tanpa banyak bergantung pada pengaturan ekspresi wajahnya. Hal ini kemudian seiring waktu berjalan bisa membuat seorang perempuan menjadi lebih baik dalam berkomunikasi.
Coba ingat lagi sudah berapa kali atau seberapa sering orang salah paham dengan ekspresi wajahmu? Dan sudah berapa kali kamu menjelaskan bahwa wajahmu itu memang bawaan sejak lahir. Bukannya tidak mau tersenyum tapi memang ketika sedang diam tampak jutek. Ekspresi wajah yang mungkin di mata orang lain dianggap judes pun sebenarnya adalah ekspresi wajahmu yang datar. Berulang kali menyampaikan hal ini pada orang lain untuk bisa dipahami bisa membangun rasa percaya diri sendiri pada dirimu.
Tentu saja semua kembali kepada diri kita masing-masing. Memang tidak nyaman rasanya saat sering dipandang negatif karena ekspresi wajah kita yang sering dianggap tidak ramah. Jika kita bisa menerima diri kita apa adanya dan tidak terlalu pusing dengan omongan negatif orang lain, maka kita bisa menjadi perempuan yang lebih percaya diri. Yang penting kita tetap bisa menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya, memberi banyak manfaat, tidak merugikan orang lain, dan senantiasa jujur dalam melakukan segala sesuatu.
#ChangeMaker