Fimela Lady Boss: Tasya Kamila dan Aksi Nyata sebagai Pejuang Lingkungan Hidup

Syifa Ismalia diperbarui 11 Jun 2020, 09:51 WIB

Fimela.com, Jakarta Lingkungan memiliki kaitan erat dengan keberlangsungan hidup manusia. Berbagai gerakan pun dibuat untuk menanamkan perilaku ramah lingkungan, yang diharap bisa membantu menyelamatkan bumi, dan artis Tasya Kamila pun jadi salah satu penggeraknya.

Pemilik nama lengkap Syafa Tasya Kamila itu memang dikenal sebagai salah satu public figure yang memiliki perhatian khusus terhadap lingkungan. Jika dirunut, Tasya sudah aktif menyuarakan gaya hidup ramah lingkungan sejak tahun 2005, tepatnya saat ia diangkat menjadi Duta Lingkungan Hidup Cilik oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

Fimela Lady Boss: Tasya Kamila (Foto: Dok. Tasya Kamila/Digital Imaging: Nurman Abdul Hakim/Fimela.com)

"Jadi pertama kali aku belajar gimana peduli dan ramah lingkungan itu waktu SMP, waktu itu Kementerian Lingkungan Hidup di bawah pak Rachmat Witoelar memang mencari public figure yang merepresentasikan anak muda dan anak-anak yang bisa kasih pesan-pesan mengenai lingkungan hidup," ujar Tasya Tasya saat berbincang secara eksklusif dengan Fimela.com.

"Aku belum belajar mengenai lingkungan, aku hanya sebatas tahu mengenai itu karena di sekolah belajar. Tapi mereka akomodatif, memberikan aku banyak banget latihan dan kasih buku-buku untuk dipelajari sehingga aku jadi paham bagaimana hidup ramah lingkungan, apa pentingnya hidup ramah lingkungan dan bisa kontribusi untuk Indonesia lewat situ. Dari situlah aku semakin tertarik lagi tentang lingkungan hidup," ungkapnya.

Meski mengaku sudah diajarkan berperilaku ramah lingkungan sejak kecil oleh orangtuanya, namun menurut Tasya, tugas menjadi Duta Lingkungan Hidup dari pemerintah membuatnya merasa lebih bertanggung jawab. Tanggung jawab itu pula lah yang akhirnya membentuk kepribadian Tasya tumbuh menjadi seorang eco warrior sampai saat ini.

Fimela Lady Boss: Tasya Kamila (Foto: Dok. Tasya Kamila/Digital Imaging: Nurman Abdul Hakim/Fimela.com)

"Pastinya sudah ada kebiasaan-kebiasaan (yang diajari orangtua sejak kecil) yang tanpa aku sadari ramah lingkungan. Kayak dari keluargaku sudah ngajarin untuk tidak buang sampah sembarangan. Itu sudah jadi sesuatu yang memang sehari-hari. Kemudian tanpa disadari, hemat listrik juga ramah lingkungan. Kayak ke luar ruangan jangan lupa matiin lampu dan listriknya, mungkin keluargaku hemat finansial tapi ternyata ada dampak untuk lingkungan. Jadi banyak kebiasaan kecil yang dibiasakan dari rumah dan memang merupakan perilaku ramah lingkungan," jelasnya.

Dalam kesempatan ini, Tasya pun mengungkap hal lain yang melatar belakangi kepeduliannya terhadap lingkungan, yang tak lain ialah kecintaannya terhadap Tanah Air.

"Aku juga suka traveling karena kerjaan aku sebagai penyanyi, jadi sering lihat keindahan Indonesia dan cinta dengan alam Indonesia. Jadi gimana caranya turut andil dalam melestarikannya," papar Tasya Kamila.

2 dari 4 halaman

Tunjukkan Kecintaan pada Lingkungan dengan Membangun Green Movement

Tasya Kamila didaulat sebagai duta Lingkungan Hidup sejak remaja. (Foto: Dok. Tasya Kamila/Digital Imaging: Nurman Abdul Hakim/Fimela.com)

Kecintaan pada alam Indonesia dan tekadnya berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan pun pada akhirnya menggerakan Tasya mendirikan sebuah yayasan non-profit. Pada tahun 2015, sebagai perayaan 10 tahun dirinya menjadi Duta Lingkungan Hidup, Green Movement pun hadir untuk lebih memperluas cakupan kampanye peduli lingkungan yang ia gaungkan.

Lewat yayasan yang dibangunnya, Tasya berharap bisa membawa perubahan positif terhadap kelestarian lingkungan di masa depan. Ia juga secara aktif mengajak anak-anak muda untuk aktif menerapkan perilaku ramah lingkungan, yang dimulai dari hal-hal sederhana namun berkesinambungan.

"Awalnya program aku school to school. Jadi pergi ke sekolah-sekolah, bikin training tentang lingkungan hidup, kemudian bawa pohon, terus dibagi perkelompok untuk bertanam di sekolah tersebut, nanti pohon yang paling bagus dan dirawat akan dapat penghargaan dari guru masing-masing," jelas Tasya Kamila.

Hingga saat ini Tasya Kamila masih terus aktif melakukan berbagai usaha pelestarian lingkungan. (Foto: Dok. Tasya Kamila/Digital Imaging: Nurman Abdul Hakim/Fimela.com)

Tak hanya fokus pada program penghijauan, Green Movement menurut Tasya juga aktif dalam program daur ulang sampah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi orang banyak, baik dari segi kegunaan maupun secara ekonomis.

"Waktu itu pernah kerjasama juga dengan penggiat composting. Tinggal beli tabungnya, nanti sampah organik itu dimasukkan ke dalam gentong itu, dikasih bio aktivator, nanti dalam beberapa hari kita bisa panen pupuk organik, cair dan kompos. Jadi yang tadinya sampah jadi hal yang bermanfaat lagi dan bisa digunakan untuk tanaman kita, dibagikan ke tetangga kalau banyak," tuturnya.

"Sementara itu, sampah non organik bisa dipilihan dibersihkan dan dijual lagi. Misal dekat rumah ada bank sampah bisa ditabung lagi bank sampah ya diolah, di daur ulang yang tadinya sampah kalau nggak diolah nilainya nol, numpuk semua dan buang ke TPA aja, kalau kita pilah kita punya value tambahan lagi, punya nilai lagi," tambahnya.

Meski telah menjadi seorang ibu, Tasya Kamila terus fokus pada usaha pelestarian lingkungan yang ia kerjakan bersama yayasannya. (Foto: Dok. Tasya Kamila/Digital Imaging: Nurman Abdul Hakim/Fimela.com)

Dalam skala yang lebih besar, Tasya pun mengajak serta beberapa temannya semasa menempuh jenjang pendidikan S2 di Columbia University, Amerika Serikat, untuk ikut berperan aktif. Dalam waktu dekat, setelah masa pandemi Corona bisa ditanggulangi, Tasya berencana untuk merealisasikan cita-citanya memberikan fasilitas listrik ramah lingkungan yang berasal dari pengolahan tanaman yang ada di sekitar untuk sebuah sekolah di daerah Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Pada saat aku S2, aku dan teman-teman serta yayasan mengembangkan fasilitas produksi listrik ramah lingkungan di daerah Sumba, di salah satu sekolah yang belum memiliki akses listrik. Jadi kita bikin produksi by diesel dari bahan yang tersedia di sana, tanaman jarak dari biji jarak, itu diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan agar mereka bisa menyalakan listrik di sekolah," cerita Tasya Kamila.

"Harusnya tahun ini mau survey beberapa sekolah yang belum teraliri listrik, ya itu mau mengembangkan ramah lingkungan akses listrik di sekolah tapi karena PSBB jadi programnya kita delay dulu dan kita di yayasan memikirkan gimana caranya program tersebut bisa dilanjutkan," lanjutnya.

3 dari 4 halaman

Anak Muda sebagai Agen Perubahan

Tasya Kamila terus melakukan berbagai usaha pelestarian lingkungan. (Foto: Dok. Tasya Kamila/Digital Imaging: Nurman Abdul Hakim/Fimela.com)

Tanpa bermaksud mengesampingkan peran serta pihak lain, bagi Tasya generasi muda adalah fokus sasaran yang ingin ia berikan kesadaran untuk bisa menjadi agen perubahan terhadap pelestarian lingkungan.

Terkait hal tersebut, disela-sela kesibukannya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga, Tasya terus menyusun rencana-rencana yang akan ia kejar bersama Green Movement dan aktivis pencinta lingkungan lainnya guna menarik peran serta generasi muda untuk semakin peduli terhadap pelestarian lingkungan.

Namun sayang, berbagai rencana yang telah dibuat Tasya dan temannya sejak jauh hari itu harus terhalang pembatasan kegiatan karena merebaknya virus Corona yang kini tengah menghantui seluruh dunia. Meski begitu, berbagai cara terus dicari untuk mewujudkan impian-impian penyelamatan lingkungan.

Tasya berharap agar generasi muda mampu menjaga bumi sebagai rumah yang nyaman di masa depan. (Foto: Dok. Tasya Kamila/Digital Imaging: Nurman Abdul Hakim/Fimela.com)

"Aku masih nyusun program lagi agar anak muda terlibat (dalam pelestarian lingkungan). Ingin bikin seminar atau training atau diskusi lingkungan bersama yayasan aku. Aku lagi kumpulin teman-temanku diskusi online tentang topik-topik lingkungan hidup, temenku juga ada di luar negeri dan kena lockdown, insya Allah dalam waktu dekat menghadirkan diskusi tentang lingkungan hidup secara online bersama yayasan aku," paparnya.

"Melalui yayasan aku, aku mau ajak anak muda untuk join the movement untuk ikut bersama aku dan semua berikan aksi untuk lingkungan kita. Karena mereka adalah agen perubahan. Mereka adalah generasi penerus yang mewarisi bumi ini. Dan informasi pendidikan yang mereka ketahui sekarang akan mereka bawa saat mereka besar. Saat mereka membuat keputusan menjadi leaders, hopefully dengan informasi mengenai lingkungan hidup mereka bisa lebih bijak dan peduli lingkungan segala bidang pekerjaan nanti," jelasnya.

Meski demikian, pelantun Libur Telah Tiba itu pun sadar apa yang ia lakukan bersama dengan pemerintah sebagai Duta Lingkungan Hidup, termasuk yayasan Green Movement yang ia kelola hanya bagian kecil dari sekian banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjaga lingkungan.

Di tengah pandemi COVID-19, Tasya tetap bertekad untuk bisa menjalani berbagai upaya pelestarian lingkungan di Indonesia. (Foto: Dok. Tasya Kamila/Digital Imaging: Nurman Abdul Hakim/Fimela.com)

Maka dari itu, perempuan 27 tahun ini menyebut dirinya tak lelah mengajak serta masyarakat luas untuk berperan aktif dalam pelestarian lingkungan, dimulai hari hal-hal kecil yang bisa dilakukan dalam keseharian.

"Memang tidak mudah mengubah perilaku masyarakat banyak, mengubah perilaku dirumah aja butuh effort, apalagi satu negara. Pesannya, apapun yang dilakukan pada alam akan berdampak pada diri sendiri, jadi kita harus melakukan aksi. Aksi sekecil apapun akan berdampak besar jika dilakukan secara besama-sama dan kolektif. Makanya ayo pelajari yang bisa dilakukan untuk lingkungan kamu, untuk diri sendiri," pungkas Tasya Kamila.

4 dari 4 halaman

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini