11 Cara Orangtua Mengajarkan Anak Agar Tidak Rasis Menurut Psikolog

Anisha Saktian Putri diperbarui 08 Jun 2020, 16:09 WIB

Fimela.com, Jakarta Skandal pembunuhan pria kulit hitam bernama George Floyd oleh empat aparat berkulit putih dari Kepolisian Minneasota, memicu unjuk rasa besar termasuk kerusuhan di Amerika Serikat. Gerakan protes melawan rasisme lewat tagar #BlackLivesMatter menyebar termasuk sampai ke Indonesia.

Tak hanya di Amerika, di setiap negara tentu memiliki berbagai ras beragam yang menciptakan perbedaan mulai dari bahasa hingga warna kulit. Tentu perbedaan antar manusia ini harus kita tanamkan sejak kecil agar nanti ketika dewasa tidak berkembang menjadi anak yang rasis. Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si memberikan langkah-langkah mengajarkan anak agar tidak menjadi rasis

1. Beri contoh

Anna menyampaikan, hal pertama yang bisa dilakukan ialah memberi contoh kepada anak untuk bisa bergaul dan bekerja sama dengan orang-orang dari beragam latar belakang. Sesekali orangtua juga bisa memperlihatkan foto atau video saat orangtua sedang bergaul bersama orang dari beragam latar belakang. 

2. Libatkan anak

Libatkan anak dalam kegiatan dengan beragam jenis orang. Bisa yang warna kulitnya berbeda, bentuk mata berbeda, cara berdoa berbeda, dan lainnya. Tunjukkan kepada anak bahwa walaupun mereka berbeda, kita tetap dapat bergaul dan bekerja sama dengan mereka. 

3. Biasakan anak mencari kesamaan

Dibandingkan hanya mencari perbedaan, misalnya ketika anak mempertanyakan perbedaan cara berdoa, ajak anak untuk mencari kesamaan makanan yang disukai, atau kesamaan lokasi tempat tinggal, atau kesamaan bahasa yang digunakan.

2 dari 3 halaman

4. Kenalkan perbedaan

ilustrasi bermain dengan anak/unsplash

Perkenalkan makanan, bahasa, tari-tarian dan beragam perbedaan ke keseharian kita, sehingga anak bisa menikmati perbedaan yang ada. 

5. Ajak anak berlibur

Ajak anak berlibur ke berbagai tempat, sehingga bisa memperhatikan sendiri bagaimana keragaman suku-budaya ataupun keindahan alamnya. 

6. Hati-hati saat berdiskusi

Saat berdiskusi dengan anak, perhatikan jangan sampai menyebutkan kata-kata yang menyinggung rasisme seperti ‘negro, si jawa, batak’, dan lainnya. Ajari anak untuk tidak mengucapkan kata-kata tersebut sembarangan di depan orang lain. Kalau ia ingin bertanya di tempat umum dengan menggunakan kata-kata tersebut, anak bisa bisik-bisik saja. 

7. Tidak mengabaikan

Jangan abaikan percakapan tentang hal-hal rasis, sebaliknya jadikan kesempatan untuk mengajarkan tentang keadilan dan kesetaraan.

3 dari 3 halaman

8. Ajak anak berdiskusi

Ilustrasi anak sekolah. (dok. unsplash/Novi Thedora)

Apabila ada kasus-kasus yang dikaitkan dengan ras tertentu, ajak anak berdiskusi. Kita bisa menyampaikan bahwa kejahatan selalu ada, tak terkait dengan suku, agama, atau ras tertentu. 

9. Tidak memberikan penilaian pada orang

Usahakan tidak memberikan penilaian kepada teman-teman anak berdasarkan suku, agama, atau rasnya. Contohnya, jangan sampai menyebutkan, “emang orang Batak kayak gitu,” atau, “sabar aja, namanya juga orang Jawa.”

10. Tak melabeli seseorang

Jangan memberikan label apapun kepada anak maupun kepada teman-temannya seperti ‘cengeng, malas, penakut’, dan lainnya. Anak yang terbiasa mendapat label buruk cenderung lebih suka melabel orang lain. 

11. Buat Kesepakatan

Apabila terjadi ketidakadilan atau kesalahan di rumah, berikan konsekuensi sesuai kesepakatan. Contohnya ketika adik merebut mainan kakak, maka adik bisa mendapat hukuman sesuai kesepakatan, bukan membelanya karena ia ‘masih kecil’.

#Changemaker