Fimela.com, Jakarta Pandemi virus corona yang melanda mengubah kebiasaan kita sehari-hari. Apalagi saat berbelanja kebutuhan harian, melihat orang menggunakan sarung tangan plastik atau karet, adalah pemandangan umum yang terjadi.
Seperti yang dilansir dari Huffpost.com, penyebaran virus corona cenderung diakibatkan oleh droplet, selain itu permukaan benda bisa jadi media yang tepat di saat seseorang yang sakit menyentuh benda tersebut, atau tanpa sengaja ada droplet yang bermuara pada permukaan benda dan tersentuh oleh kita.
Oleh sebab itu, untuk menghindarinya banyak orang yang kini melakukan pencegahan dengan menggunakan sarung tangan.
Tidak efektif memproteksi diri dari virus corona
Tapi faktanya, sarung tangan justru bisa membuat keadaan semakin bertambah buruk. Mengapa? Profesor Sally Bloomfiels dari London School of Hygiene and Tropical Medicinie menyatakan jika saat kita berjalan ke pasar atau supermarket, tanpa disadari setiap orang cenderung sering menyentuh hidung, mulut, dan mata, walau menggunakan sarung tangan.
Apalagi jika kita tidak membuka sarung tangan, namun terlanjur menyentuh barang pribadi seperti tas, dompet, mobil, dan lain sebagainya. Hal ini justru akan memperparah penyebaran virus yang mampu bertahan hingga 72 jam di permukaan benda.
Mencemari lingkungan
Bahkan World Health Organisation (WHO) juga tidak merekomendasikan penggunaan sarung tangan karet. Maka alangkah baiknya untuk mencuci tangan secara berkala setelah berbelanja.
Isu lainnya juga berkaitan dengan lingkungan. Karena faktanya, sarung tangan plastik dan karet menjadi sampah yang mendominasi dan sulit terurai oleh bumi. Alhasil, pencemaran lingkungan akan semakin tinggi.
Jadi kini, kembali lagi untuk berhenti menggunakan sarung tangan plastik dan jangan lupa untuk hindari area mata, mulut, dan hidung, serta rajin mencuci tangan dengan sabun setidaknya 20 detik agar kuman dan virus mati.
#ChangeMaker