Fimela.com, Jakarta Di tengah masa yang penuh ketidakpastian termasuk sektor pariwisata, penelitian yang baru-baru ini dilakukan oleh platform perjalanan digital, Booking.com, mengungkapkan tren positif terkait komitmen para wisatawan untuk memilih dan menerapkan wisata berkelanjutan atau ramah lingkungan di masa depan.
Sebanyak 93 persen wisatawan Indonesia menganggap bahwa wisata berkelanjutan penting bagi mereka, sementara 72 persen mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk memilih pilihan berkelanjutan ketika berwisata kembali di masa depan. Selain itu, melihat dampak nyata yang ditimbulkan membuat 76 persen wisatawan memilih hal-hal yang lebih ramah lingkungan dalam keseharian mereka.
Namun hal ini masih banyak tantangan yang harus dihadapi, karena 37 persen wisatawan Indonesia tidak mengetahui bagaimana cara atau di mana dapat menemukan pilihan wisata berkelanjutan. Sementara 47 persen menganggap pilihan wisata berkelanjutan cukup terbatas. Ini menunjukkan bahwa masih perlunya memberikan edukasi mengenai pariwisata ramah lingkungan yang sebetulnya sudah ada saat ini.
Untuk memudahkan wisatawan menemukan dan memilih wisata berkelanjutan, koalisi the Travalyst, kemitraan global yang diinisiasi oleh The Duke of Sussex bersama dengan Booking.com dan perusahaan-perusahaan terkemuka lainnya, baru-baru ini mengumumkan perkembangan dari Kerangka Kerja Baru yang mendukung perkembangan serta meningkatkan pilihan akomodasi, penerbangan, dan pengalaman berkelanjutan di seluruh industri.
Pilihan Akomodasi Berkelanjutan
98 persen wisatawan Indonesia mengatakan mereka berencana untuk menginap pada akomodasi ramah lingkungan di 2020. Dari 78 persen wisatawan Indonesia yang pernah menginap di akomodasi ramah lingkungan, 51 persen melakukan itu untuk membantu mengurangi dampak kurang baik terhadap lingkungan.
Untuk meyakinkan 2 persen wisatawan yang belum tertarik memilih akomodasi ramah lingkungan, secara konsisten memperlihatkan sistem berkelanjutan dan ramah lingkungan dapat menginspirasi orang lain untuk berwisata dengan pilihan ini, karena 75 persen wisatawan mengakui kalau mereka merasa lebih yakin untuk memilih sebuah akomodasi apabila tempat tersebut memiliki citra ramah lingkungan atau eco-label.
Booking.com membuat kemajuan untuk penerapan citra yang lebih jelas, mengeksplorasi cara-cara baru untuk mengekspos praktik sistem berkelanjutan di semua jenis akomodasi di seluruh dunia, mulai dari mengurangi penggunaan plastik hingga menghemat air dan energi. Langkah-langkah awal ini bertujuan untuk mengekspos praktik berkelanjutan pada properti yang juga diverifikasi oleh pelanggan, menjadi upaya berkesinambungan perusahaan bersama Travalyst untuk mengembangkan citra berkelanjutan yang mudah dipahami pada skala industri.
Upaya Menjadi Bebas Plastik
Upaya menuju bebas plastik dan mendorong akomodasi di seluruh dunia untuk menurunkan jumlah penggunaan plastik sekali pakai merupakan tujuan utama dari para wisatawan dunia di masa depan. Terkait istilah “pariwisata dan perjalanan berkelanjutan”, 12 persen wisatawan mengasosiasikan istilah ini dengan mengurangi limbah atau plastik daur ulang.
48 persen wisatawan Indonesia mengatakan bahwa mereka membawa botol air minum mereka sendiri daripada membeli air dalam kemasan saat mengunjungi destinasi selama setahun kemarin, sementara itu 56 persen mengatakan kalau mereka merasa frustasi ketika sebuah akomodasi melarang mereka untuk melakukan upaya berkelanjutan kala itu.
Selain memberikan edukasi terkait tips dan informasi untuk membantu properti agar beroperasi secara berkelanjutan, Booking.com juga akan menguji fitur-fitur yang memungkinkan properti memperlihatkan upaya penerapan ramah lingkungan mereka kepada para calon pelanggan misalnya dengan mengurangi pemakaian plastik sekali pakai dengan tidak menggunakan sedotan plastik, alat masak, barang pecah belah, tidak menyediakan perlengkapan mandi dengan botol plastik, atau berhenti menggunakan air dalam kemasan di akomodasi tersebut.
#changemaker