Fimela.com, Jakarta Punya kisah atau kesan tak terlupakan terkait bulan Ramadan? Atau mungkin punya harapan khusus di bulan Ramadan? Bulan Ramadan memang bulan yang istimewa. Masing-masing dari kita pun punya kisah atau pengalaman tak terlupakan yang berkaitan dengan bulan ini. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam My Ramadan Story: Berbagi Kisah di Bulan yang Suci ini.
***
Oleh: Diah Putri Pamungkas
Ramadan ini bukan hanya tentang coba lagi tahun depan dan secepat itu mengganti chapter baru. Lebih dari sekadar hal itu, mungkin banyak hati yang sedih, mimpi yang patah, atau kenyataan yang terlalu susah. Setiap hari kita cuma bisa bertanya, berapa yang jatuh, berapa yang sembuh, berapa juga yang tumbuh. Kita cuma bisa mengira-ngira, mungkin bulan depan, atau bulan depannya, atau akhir tahun nantinya. Kita memang cuma bisa bertanya, tanpa tahu jawabannya. Tapi yang kita tahu, cukup mengajak diri sendiri melihat kenyataan yang benar adanya, bukan dengan menenggelamkan realita ke dalam wadah yang ga pasti adanya. Kita memang tak pernah mengerti cara kerja waktu, karena mungkin tidak mengerti adalah jawaban yang kita cari.
Ramadan kali ini, saya sendiri terjebak di kota perantauan. Mungkin ada yang sama dengan saya. Ramadan kali ini, saya tak membagikan foto bersama keluarga seperti tahun-tahun sebelumnya. Ya, mungkin saya bisa, tapi saya lebih memilih menemani teman yang lain yang merasakan hal yang sama. Rindu pasti ada, tapi kesehatan keluarga jadi hal yang lebih mahal. Sedih juga pasti ada, tapi saya lebih memilih untuk bahagia.
Bahagia Itu Sederhana
Pagi itu saya awali dengan kesedihan. Benar-benar rindu keluarga. Sebelumnya sepanjang malam saya menangis, namun ternyata menangis juga membuat saya lapar hahaha. Esok harinya, saya memesan makanan melalui ojek online, setelah datang saya keluar dan abang ojek tersenyum dan berkata, "Selamat sahur." Saya pun ikut tersenyum sembari mengucapkan terima kasih. Jauh lebih baik, bahagia itu sederhana.
Seusai makan, saya keluar kamar ingin membuang bungkus makanan yang telah saya makan. Hingga saya dapati ibu kost sedang membersihkan benda-benda yang sudah berdebu karena ditinggal penghuni kost yang lain pulang. Beliau menoleh, menatap saya, dan tersenyum ramah. Saya ikut tersenyum. Dan saya merasakan hal sederhana namun bahagia. Bahagia tidak jauh dari kita ketika kita mampu bersyukur dan membuat orang lain tersenyum. Tersenyumlah, banyak orang di luar sana yang bersyukur melihat senyummu.
#ChangeMaker