Fimela.com, Jakarta Jepang baru saja mencabut status darurat nasional pandemi virus corona COVID-19 secara resmi setelah berhasil menekan dan meratakan kurva menyebarannya. Pencapaian tersebut tentu menjadi perhatian dunia, apalagi negara-negara maju lainnya. Pasalnya, Jepang berhasil memerangi virus Corona tanpa menerapkan kebijakan ketat yang biasanya dilakukan 6 negara adidaya lainnya.
Padahal, Time menulis, Perdana Menteri Shinzo Abe baru saja memutuskan perluasan status darurat nasional pada April lalu. Hal ini dia lakukan setelah melihat kasus virus Corona yang kembali melonjak secara signifikan di Negeri Matahari Terbit ini. Saat itu, warga ternyata hanya diimbau untuk melakukan swakarantina atau berdiam diri di rumah.
Tanpa menerapkan aturan ketat buat warganya, Jepang dinilai berhasil menaklukkan virus Corona. Time menulis, Jepang tidak melakukan pengujuan virus secara massal seperti negara-negara lainnya, termasuk Indonesia. Sementara, bisnis dan restoran tetap berjalan seperti biasa. Bahkan salon dan pangkas rambut pun tetap buka.
Lantas, apa rahasia Jepang hingga bisa membuat kurva penyebaran virus Corona menjadi datar? Apa saja yang dilakukan Jepang selama pandemi Corona berlangsung?
Tracing
Ketika negara-negara lain, termasuk AS dan Inggris baru memulai melakukan tracing, Jepang ternyata sudah lebih dulu melakukan hal ini. Negara ini telah memantau pergerakan penyakit ini sejak pertama kali ditemukan. Para ilmuan setempat dokus pada penanganan kelompok yang disebut dengan kelompok infeksi dari satu lokasi, seperti klub malam dan rumah sakit untuk menahan penyebaran virus sebelum menyebar lebih luas.
"Banyak orang mengatakan kami tidak memiliki Centers of Disease Control di Jepang, tapi pusat kesehatan masyarakat merupakan CDC lokal (yang kami miliki)," jelas profesor pengendalian infeksi di Health Sciences University of Hokkaido, Yoko Tsukamoto.
3 C
Para ahli di Jepang juga membuat aturan yang simpel dan mudah untuk dipahami masyarakat, yang dinamakan "Three C's" atau 3 C. Closed spaces, crowded spaces, dan close-contact settings sebagai 3 hal yang harus masyarakat hindari.
"Social distancing mungkin saja bisa berhasil, tapi tidak begitu membantu untuk melanjutkan kehidupan sosial yang normal. Sementara Three C's merupakan pendekatan yang lebih pragmatik dan sangat efektif," kata Kazuto Suzuki, profesor kebijakan publik di Hokkaido University.
Jenis Virus yang Beda
Ada kemungkinan virus Corona yang mewabah di Jepang memiliki jenis dan keturunan yang berbeda. Time menulis, ada juga kemungkinan virus Corona di sana berbeda dan tidak sebahaya virus Corona di negara-negara lain.
Para peneliti di Los Alamos National Laboratory di Amerika Serikat telah meneliti jenis-jenis dan turunan virus Corona dan menemukan ada satu turunan yang menyebar di Eropa dan telah bermutasi dari virus versi Asia.
#ChangeMaker