Fimela.com, Jakarta Punya kisah atau kesan tak terlupakan terkait bulan Ramadan? Atau mungkin punya harapan khusus di bulan Ramadan? Bulan Ramadan memang bulan yang istimewa. Masing-masing dari kita pun punya kisah atau pengalaman tak terlupakan yang berkaitan dengan bulan ini. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam My Ramadan Story: Berbagi Kisah di Bulan yang Suci ini.
***
Oleh: Rismayana S
Ramadan tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Untuk pertama kalinya aku merasakan kondisi Ramadan di tengah pandemi. Sejak 27 Februari 2020 lalu aku resmi menikah. Sudah hampir tiga bulan usia pernikahanku, sudah hampir tiga bulan aku menjadi istri. Ramadan tahun ini aku merasakan banyak yang berbeda dalam hidup saya.
Ramadan bulan istimewa, bulan mulia, bulan Al-Qur’an, bulan puasa, bulan dilipatgandakan pahala, dan bulan yang berjuta keutamaan bahkan digelari juga bulan training atau bulan olimpiadenya ahli takwa karena pada bulan itu pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Tulisan ini kutorehkan ketika menyepi sebentar dari kesibukan membuat ketupat dan kue lebaran.
Selama sebulan aku merasa dilatih mencintai dapurku. Berlama-lama di sana, menengok kulkas, dan membersihkan dapur sebelum tidur, mencuci piring sebelum lelapku bahkan membuat kreasi hidangan untuk buka puasa ataupun yang lebih berat dari itu (menu sahur). Setelah Ramadan pergi dapurku adalah surgaku.
Selama sebulan (selain masa haid) aku Qiyamullail di rumah bersama suamiku 11 rakaat, yang ketika diluar Ramadan kami terkadang salat malam berjamaah dan sering kali salat sendiri-sendiri. Jujur saja ketika di luar Ramadan setelah aku menikah tidak sampai pada angka itu kecuali di bulan sya’ban untuk mempersiapkan kehadiran Ramadan agar terbiasa. Aku beradaptasi bagaimana menjadi istri, wanita asing yang hadir di kehidupan baru suamiku. Setelah Ramadan pergi, Qiyamullail-ku tidak akan bolong lagi
Masa pandemi saat ini membuat suamiku bekerja dan kuliah dirumah. Kami masih berusaha saling mengenal lebih jauh, ingin berdua-duaan, romantis-romantisan, dan beradaptasi satu sama lain untuk semakin dekat. Setiap setelah asar dapur adalah tempat kami berdiskusi sebagai tim yang menjadikan kami semakin lengket. Setelah Ramadan pergi, suamiku adalah rajaku. Aku akan melayaninya lebih baik lagi.
Memulai Hari-Hari yang Lebih Baik
Selama sebulan pada waktu pagi dan petang, aku disibukkan dengan menyiapkan makanan sahur dan buka puasa. Bagaimana tidak wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya, jadi setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya tentang kepemimpinannya. Memilih sudut ruang dan menyepi sebentar untuk membaca buku dzikir itu rutinitasku. Setelah Ramadan pergi, aku telah hafal zikir pagi dan petang.
Selama sebulan di bulan Ramadan yang disebut juga sebagai bulan Al-Quran. Setelah Ramadan pergi, perlu lebih rajin membaca Al-Quran. Selama sebulan, Ramadan telah melatih diri untuk berpuasa yang menjadikan kita bisa merasakan bagaimana orang-orang yang kelaparan terlebih lagi masa pandemi seperti ini. Setiap sore barter makanan takjil seolah menjadi rutinitas bertetangga, pengiriman paket satu sama lain tak menjadi penghalang untuk bersilaturahim. Setelah Ramadan pergi, yuk lebih gemar bersedekah dan saling sambung tali silaturahmi.
Selama Ramadan, bulan yang Allah siapkan untuk mengkondisikan kita agar lebih bertakwa. Setiap orang memiliki kisah berbeda saat Ramadan. Terima kasih, Ya Allah untuk Ramadan yang Engkau izinkan untuk kami memasukinya. Membuat kami semakin disiplin membagi waktu, menyadari peran kami sebagai muslimah, menjadi pribadi yang ingin lebih baik lagi.
Setelah Ramadan pergi, apa yang mengubah dirimu untuk mengambil pelajaran? Amalan apa yang telah engkau torehkan? Setelah Ramadan pergi, Ya Allah, kami tidak tahu amalan kami yang mana yang diterima. Setelah Ramadan pergi, aku akan berdoa agar amalanku diterima.
Terima kasih Ramadan, bertemu denganmu mengajarkanku untuk menjadi hamba Rabbani. Setelah Ramadan pergi, rutinlah beramal.
#ChangeMaker