3 Tips Sederhana Lebih Bahagia sebagai Introver

Endah Wijayanti diperbarui 20 Mei 2020, 12:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Apa bedanya introver dengan ekstrover? Seorang introver perlu mengisi energi tubuhnya dengan meluangkan waktu sendiri. Sementara seorang ekstrover butuh berhubungan dengan orang lain untuk mengisi energi tubuhnya. Tak heran kadang seorang introver tampak misterius karena tampak sering meluangkan waktu sendiri, bahkan sering disalahpahami sebagai seorang penyendiri.

Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa perbedaan introver dan ekstrober berkaitan pada sistem dopamin di dalam otak. Melansir verywellmind.com, perbedaan sistem tersebut memengaruhi emosi dan rasa senang seseorang. Orang dengan temperamen ekstrover dikenal lebih mudah merasakan emosi positif. Meskipun begitu, bukan berarti seorang introver tak bisa bahagia. Bahkan ada cara-cara mudah yang bisa dilakukan seorang introver untuk bisa menciptakan kebahagiaan-kebahagiaan baru.

Jujur terhadap Diri Sendiri

Bukan berarti seorang introver bakal menghabiskan waktu di dalam kamar seorang diri setiap hari. Ada saatnya seorang introver juga perlu keluar dan bersosialisasi. Yang penting di sini adalah bisa lebih jujur terhadap diri sendiri. Jarang sekali ada orang yang 100% introver dan 100% ekstrover. Selalu ada bagian dalam diri yang condong ke temperamen lain. Jika memang sedang ingin mengabiskan waktu membaca buku saja di akhir pekan, lakukan saja. Jika sedang ingin menghadiri konser musik bersama teman-teman dekat, lakukan juga. Terima diri seutuhnya dan jujur dengan yang diinginkan.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Maksimalkan Kelebihan Diri sebagai Introver

ilustrasi./copyright Unsplash/Amandine Lerbscher

Orang introver biasanya pemecah masalah yang unggul. Penelitian menunjukkan bahwa introver memiliki lebih banyak area abu-abu di bagian prefrontal cortex, area di bagian depan otak yang mengendalikan pemikiran kompleks dan abstrak, pengaturan emosi, dan pembuatan keputusan. Temukan kelebihan diri. Terima karakter introver yang unik dalam diri lalu ciptakan kebahagiaan baru dari hal tersebut. Misalnya, menekuni hobi baru, menikmati waktu melakukan sebuah aktivitas sendiri, atau membuat karya baru yang bisa menghadirkan perasaan bahagia.

Bersosialisasi

Tak perlu menjadikan alasan temperamen introver sebagai penghalang untuk tidak bersosialisai. Tetaplah perlu menjalin dan membangun hubungan baik dengan orang-orang terdekat. Tetaplah penting punya sahabat-sahabat dekat. Sesekali tetap atur waktu untuk menghubungi sahabat dan orang-orang terdekat. Bertemu dan berbagai cerita bisa menghadirkan kebahagiaan tersendiri.

Kebahagiaan memang perlu diciptakan. Bahkan hal-hal kecil atau sederhana bisa mendatangkan kebahagiaan sendiri. Semoga infonya bermanfaat, ya.

#ChangeMaker