Fimela.com, Jakarta Saat karantina mandiri virus corona, kita memiliki aktivitas 'new normal' baru untuk di rumah aja. Swa-karantina juga dibarengi dengan bulan Ramadan di mana umat Muslim menambahkan kegiatan lainnya seperti sahur dan ibadah malam hari.
Jika kita tak bisa mengatur waktu dengan baik, bisa jadi akan ada kebiasaan yang berantakan, salah satu yang banyak dikeluhkan adalah gangguan tidur. Seperti tidur dini hari, lalu bangun saat sahur, dan menyambung tidur lagi hingga siang hari.
Namun jika dihitung-hitung, jam tidur tetap aman yaitu 7-9 jam meski memiliki jeda. Dan merasa tubuh tetap bugar saat bangun tidur, amankah menjalani pola seperti itu?
Menjawab pertanyaan dalam webinar Klinik lightHOUSE, Psikiater dr. Dyani Pitra Velyani, Sp.KJ mengatakan sebaiknya tetap memajukan jam tidur dan bangun.
Paksakan Tidur Lebih Awal
"Saran saya tetap paksakan bangun tidur lebih awal karena lebih mudah daripada memaksakan tidur lebih awal. Kita bisa targetin pelan-pelan, untuk majuin jam bangun, dari jam 11 siang, jadi jam 10, dan seterusnya. Karena setelahnya badan akan kasih sinyal capek untuk bisa tidur lebih awal," ujar dr Vely dalam webinar BULINDAH (Ngabuburit Online Berfaedah) Klinik lightHOUSE, Kamis (14/5).
Keuntungan lainnya yang bisa kita terima adalah terpapar sinar matahari untuk bantu mengaktivasi hormon melatonin. Melatonin adalah hormon alami dalam tubuh yang berperan dalam proses tidur yang sering disebut sebagai hormon tidur.
Simak video berikut
#ChangeMaker