Jangan Merusak Kata Maaf dengan Alasan yang Dibuat-buat

Endah Wijayanti diperbarui 28 Sep 2021, 11:01 WIB

Fimela.com, Jakarta Sungguh butuh kelapangan hati yang luar biasa untuk memaafkan kesalahan orang lain. Saat seseorang bersungguh-sungguh minta maaf atas kesalahan yang ia perbuat pada kita, kita pun bisa dengan lapang dada memaafkannya. Hanya saja keadaan akan makin memburuk jika sebuah kata "maaf" disertai dengan alasan yang dibuat-buat.

Mungkin di antara kita ada yang pernah mengalaminya. Ada seseorang yang telah berbuat kesalahan lalu mengucapkan maaf pada kita. Namun, setelah mengucapkan maaf dia malah membuat alasan seolah menjadikan dirinya sebagai pihak yang tidak benar-benar bersalah. Rasanya pasti kesal sekali, ya.

Sikap Jujur Lebih Baik dari Apa pun

Saat ada orang yang berbuat salah kepada kita, untuk sesaat kita pasti akan marah. Kesal dan terluka karena sikapnya. Namun, saat kita sudah bisa lebih memahami keadaan dan menjernihkan pikiran, maka kita pun akan lebih terbuka untuk memberi maaf. Serta, kita pun akan lebih menghargai kejujuran seseorang yang telah berbuat salah kepada kita. Jika orang yang telah berbuat salah itu justru membuat banyak alasan (walau sudah minta maaf), hal itu akan menempatkan kita di posisi yang sama sekali tidak nyaman.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Never ruin an apology with an excuse. ― Benjamin Franklin

ilustrasi./Photo by Marco Xu on Unsplash

Pembenaran Diri Menodai Kata Maaf

Misalnya, ada sahabat yang ternyata menyebarkan gosip buruk tentangmu. Kamu merasa difitnah olehnya. Sampai kemudian sahabatmu itu akhirnya mengucapkan kata maaf. Dia meminta maaf padamu. Namun, kata maaf itu malah diikuti oleh berbagai alasan dan pembenaran diri. Sahabatmu merasa bukan hanya dirinya saja yang bersalah. Dalam situasi seperti ini, pembenaran diri malah hanya akan menodai kata maaf.

Kita Bisa Saling Memaafkan tanpa Kesalahpahaman

Jika ada kesalahpahaman, komunikasikan dan luruskan keadaan. Pada dasarnya kita semua bisa saling memaafkan. Kita bisa berdamai dengan keadaan dan memperbaiki banyak hal. Jangan sampai karena sifat egois dan selalu ingin merasa yang paling benar sendiri, malah menyimpan dendam dan amarah masing-masing.

Semoga kita bisa senantiasa diberi kelapangan hati untuk memaafkan kesalahan orang lain. Serta, semoga orang yang berbuat salah kepada kita memiliki kesadaran diri untuk bisa benar-benar tulus saat meminta maaf.

 

#ChangeMaker