Fimela.com, Jakarta Menggunakan masker menjadi kebiasaan baru sejak pandemi virus corona. Hal ini dilakukan untuk mencegah virus corona menyebar secara luas. Namun, di balik kebiasaan baik ini, ternyata menggunakan masker wajah berdampak pada kulit wajahmu.
Dokter Spesialis Kulit - Dermatologi Kosmetik dr. Lilik Norawati, Sp.KK, FINSDV, FAADV mengatakan penggunaan masker dapat mengakibatkan jerawat. Terutama pada area wajah yang tertutup masker, apalagi bagi mereka yang memiliki kulit sensitif dan mudah berjerawat. Selain itu dapat terjadi luka-luka akibat gesekan dan tekanan, hingga dermatitis kontak.
Faktor pencetus masalah kulit akibat penggunaan masker antara lain lingkungan yang panas, lembap, dan oklusi akibat tekanan masker dapat menyebabkan kekambuhan atau memperparah jerawat. Tak hanya itu, ada juga tekanan pada bagian hidung yang dapat menyebabkan luka, tali ikat masker dapat menyebabkan dermatitis kontak, dan bahan kain masker yang menempel ketat dapat menyebabkan iritasi.
"Efek jangka panjang masalah-masalah kulit tersebut akan menimbulkan bercak-bercak hitam akibat iritasi atau luka, atau jaringan parut akibat jerawat," ujar dr. Lilik dalam acara Noroid.
dr. Lilik pun menganjurkan beberapa hal yang dapat dilakukan agar masalah kulit tidak terjadi saat menggunakan masker. Yuk kita simak bersama.
1. Aplikasikan pelembap sebelum mengunakan masker untuk mengurangi gesekan antara kulit dengan masker.
2. Menghindari penggunaan masker yang terlalu ketat.
3. Gunakan pembersih wajah yang non-iritatif.
4. Minimalkan penggunaan riasaan wajah terutama foundation danconcealer dengan formulasi berat. Hal ini dapat meningkatkan kelembapan di bawah masker dan memengaruhi produksi sebum yang berpotensi menimbulkan jerawat.
5. Bila terjadi luka, gunakan salep antibiotika.
6. Jika terjadi dermatitis, dapat gunakan salep steroid namun harus konsultasikan ke dokter terlebih dahulu.
7. Jika terjadi jerawat, gunakan produk anti jerawat sesuai rekomendasi dokter kulit.
What's On Fimela
powered by
Rekomendasi pelembap
Dokter Lilik menyarankan, setelah mencuci tangan, langsung gunakan pelembap. Artinya, pelembap harus digunakan sepanjang waktu. Begitu pula bagi mereka yang menggunakan masker dalam jangka waktu lama dan sering.
Pilih pelembap yang cocok dengan kulit wajah. Contoh, untuk kulit wajah berminyak, bisa menggunakan pelembap yang jenis lotion, sedangkan untuk kulit yang kering, bisa menggunakan pelembap yang jenisnya krim.
"Saat ini terdapat beberapa pelembap khusus yang dapat memperbaiki barrier kulit yang rusak, karena tidak semua pelembap dapat memperbaiki barrier kulit yang rusak," ujarnya.
Contoh pelembap yang dapat memperbaiki barrier kulit adalah pelembap dengan kandungan Pseudo-Ceramide. Pseudo-Ceramide mempunyai kemampuan untuk memproteksi kulit dan membantu memperbaiki barrier kulit yang rusak akibat pencucian yang sering. Selain kandungan pelembap, aplikasi pelembap yang sering adalah hal yang penting bagi mereka yang memiliki kekeringan kulit dan juga untuk mencegah terjadinya kekeringan kulit.
Produk pelembap dengan kandungan Pseudo-Ceramide
VP Marketing Healthcare SOHO Global Health Sylvia A. Rizal menambahkan, untuk mengembangkan terapi yang fokus pada kesehatan dan perawatan kulit, SOHO bekerja sama dengan NeoPharm Co. Ltd, Korea. NeoPharm Co. Ltd ini memiliki kemampuan penguasaan teknologi skin care dan pemahaman kebutuhan konsumen yang sangat baik sehingga produknya menjadi market leader di Korea, terutama untuk sensitive skincare market.
"Lisensi NeoPharm Co. Ltd diberikan kepada SOHO Global Health untuk memasarkan produk pelembap dengan kandungan Pseudo-Ceramide melalui brand NOROID. Noroid dengan kandungan Pseudo-Ceramide dan teknologi MLE® yang dipatenkan, menjawab permasalahan untuk kondisi kulit kering dan sensitif dengan formulasi yang dibuat sama seperti struktur alami pada kulit manusia," tutup Sylvia.
#changemaker