Alasan Psikologis di Balik Ketertarikan terhadap Influencer di Instagram

Annissa Wulan diperbarui 12 Mei 2020, 19:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Influencer tentu bukan kata yang asing lagi di telinga kita, bukan? Berapa banyak influencer yang kamu ikuti di media sosial, terutama Instagram?

Influencer memiliki cara bekerja yang sama dengan iklan, yaitu mereka menggunakan produk tertentu dan memberi keterangan mengapa mereka menyukai produk tersebut. Faktanya, untuk menjadi seorang influencer, kamu tidak harus terkenal, banyak dari mereka adalah orang biasa dengan pengikut yang banyak di media sosial, seperti dilansir dari sheknows.com, Selasa (13/5/2020).

Pernah penasaran mengapa kita tidak bisa menolak iklan yang ditawarkan oleh influencer? Atau mengapa kita tertarik membeli barang-barang yang mereka gunakan?

1. Menimbulkan rasa keterikatan

Menurut survei yang dilakukan oleh Influencer Marketing Hub di tahun 2019, sebanyak 69% profesional di bidang pemasaran dan perwakilan merek melaporkan bahwa mereka menggunakan influencer sebagai bagian dari strategi pemasaran. Sedangkan menurut Beverly Friedmann, seorang manajer konten untuk situs website konsumen ReviewingThis, melihat seseorang yang kita kagumi menggunakan produk tertentu akan membuat kita lebih cenderung untuk membeli produk itu juga. Ada rasa keterikatan ketika kita bisa menggunakan produk sama dengan yang digunakan oleh orang yang kita kagumi.

2. Iklan disesuaikan dengan minat spesifik

Iklan di Instagram khususnya cenderung terlihat menarik karena telah disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing penggunanya. Iklan yang muncul dihasilkan dari tindakan pengguna itu sendiri, seperti penggunaan tagar, menyukai sebuah konten dari influencer tertentu, atau lokasi geografis.

 

 

2 dari 3 halaman

3. Bentuk periklanan yang intim

Ilustrasi WFH Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Mengapa disebut intim? Karena influencer akan muncul sebagai orang baik yang akan meningkatkan kualitas kehidupan kita, benar? Influencer yang sukses adalah mereka yang bisa menciptakan rasa kehadiran yang kuat dan nyata.

4. Membuat diri kita merasa divalidasi

Orang-orang melihat sebuah perilaku sebagai yang lebih benar dalam situasi tertentu karena orang lain juga melakukannya. Ini disebut sebagai efek halo.

Ketika kamu merasa tidak yakin terhadap apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu, kemudian mengasumsikan bahwa orang lain, mulai dari pakar, selebritas, hingga influencer memiliki lebih banyak pengetahuan tentang hal tersebut hanya karena mungkin influencer tersebut memiliki centang biru pada akun Instagramnya.

3 dari 3 halaman

5. Ingin pendapat didengarkan

Ilustrasi Bermain Ponsel Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Secara tidak sadar, kita semua ingin dihargai karena pendapat kita sendiri. Sehingga ketika kita melihat orang lain diberi kompensasi karena membagikan pendapat mereka, ini seperti memberi harapan bahwa kita akan menjadi yang berikutnya, bahwa ada orang lain yang akan peduli dengan apa yang kita pikirkan.

6. Mereka inspiratif

Influencer biasanya melakukan sesuatu hal dalam kehidupan yang juga bisa dilakukan oleh banyak orang lainnya. Ini membuat banyak orang merasa bisa mengatasi tantangan yang sama jika menjalani kehidupan seperti influencer. Bagaimana menurutmu?

#ChangeMaker