Meski Ramadan Ditemani Pandemi, Kasih Allah tak Pernah Meninggalkan Kami

Endah Wijayanti diperbarui 08 Mei 2020, 12:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Punya kisah atau kesan tak terlupakan terkait bulan Ramadan? Atau mungkin punya harapan khusus di bulan Ramadan? Bulan Ramadan memang bulan yang istimewa. Masing-masing dari kita pun punya kisah atau pengalaman tak terlupakan yang berkaitan dengan bulan ini. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam My Ramadan Story: Berbagi Kisah di Bulan yang Suci ini.

***

Oleh: Safira Vicky

Ramadaan tahun ini terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ya, semua umat muslim merasakannya karena kehadiran virus corona. Biasanya kami tarawih di masjid, ngabuburit bersama teman-teman yang biasanya sekaligus reuni. Banyak kegiatan kita mulai perlahan-lahan terhambat, terlebih roda perekonomian pun mengalami problem.

Sama halnya dengan keadaan finansial keluarga kami. Ya, ayah dan ibuku sangat amat bergantung pada pelanggan. Mereka membuka bisnis laundry bersama, masih kecil memang. Baru sekitar empat tahun. Semoga dengan dibacanya tulisan ini oleh berjuta wanita Indonesia, terucap doa dari dalam hati rekan semua untuk keluarga kami. 

Perubahan mulai terasa ketika mahasiswa di dekat kios laundry kami mulai “diliburkan” oleh pihak kampus. Laundry kami ada di belakang salah satu kampus di Kabupaten Semarang. Pembelajaran daring (dalam jaringan) mulai diterapkan di seluruh lembaga pendidikan di Indonesia. Ayah ibu masih bersyukur ketika santri-santri pesantren yang sudah lama langganan laundry kami belum dipulangkan.

2 dari 2 halaman

Pertolongan

Ilustrasi/copyright shutterstock.com

Kami hanya bisa terus berdoa semoga pesantren masih bisa menjadi “sumber” kami. Namun beberapa minggu kemudian, pesantren menyusul dengan “dirumahkan”-nya para santri mereka. Di tengah kegalauan ini, belum lagi diterpa keadaan yang tak tahu kapan berakhirnya, Allah menyadarkan bahwa Ia tak pernah meninggalkan hamba-Nya.

Tiba-tiba suatu malam, ibu mendapat telepon dari pihak keluarga ibu di Lampung bahwa mereka di sana ingin patungan memberikan modal usaha pada ibu. Bagai hujan yang turun di tengah kekeringan, aku mengucap syukur dari hati dengan kabar bahagia ini. Hal tersebut hanyalah lantaran, semuanya Allah yang menggerakkan. Allah yang menggerakkan hati keluarga kami karena kondisi kami yang sedang tidak stabil. Alhamdulillah. Terima kasih  banyak saudarasaudaraku di Lampung, jika kebetulan membaca tulisan ini.

Allah, terima kasih untuk hal yang luar biasa indah ini. Engkau selalu ada. Ampuni kami yang sering lalai mengingat-Mu.

#ChangeMaker