Kenali 3 Gejala Paling Umum Generalized Anxiety Disorder

Karla Farhana diperbarui 29 Apr 2020, 10:22 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap orang pasti memiliki rasa cemas yang kadang muncul atau didorong oleh sebuah kejadian yang membuat mereka khawatir. Namun, cemas yang berlebih atau gangguan kecemasan merupakan sebuah gangguan kesehatan mental yang memang perlu ditangani psikolog atau psikiater. 

Dilansir dari Health Line, kecemasan atau anxiety sebenarnnya merupakan respon normal terhadap kejadian yang membuatmu stres. Misalnya, perubahan tempat kerja, masalah kesehatan, hingga masalah finansial. 

Meskipun begitu, ketika gejala anxiety menjadi lebih parah dan tidak lagi dapat terkontrol, atau gejalanya sangat mengganggu aktivitas dan kehidupanmu, hal ini mungkin saja sudah termasuk ke dalam gangguan kecemasan yang perlu ditangani lebih lanjut. 

Dilansir dari Hello Sehat, salah satu gangguan kecemasan adalah Generalized Anxiety Disorder atau GAD. Orang dengan GAD ini bisa sangat gelisah meski sedang tidak berada dalam situasi yang menegangkan sekalipun. Lantas, apa saja tanda dan gejalanya?

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

1. Rasa Cemas yang Sangat Berlebihan

panik | unsplash.com/@tonik_health

Health Line menulis, rasa cemas yang dialami orang dengan GAD muncul hampir setiap hari selama paling tidak 6 bulan. Rasa cemas ini bukan hanya muncul secara terus menerus, tetapi juga sulit dikontrol. 

2. Tanda Fisik

Di samping perasaan cemas yang berlebihan dan terus-menerus, GAD juga ditandai dengan beberapa perubahan fisik, seperti denyut nadi yang cepat, telapak tangan kerap berkeringat, dan tangan gemetar. 

Gejala-gejala ini muncul karena otak menangkap sinyal bahaya dan mempersiapkan tubuh untuk beraksi terhadap ancaman tersebut. 

3. Lelah

Rasa lelah muncul ketika kamu bekerja kerjas. Namun, jika lelah terus datang, mungkin kamu harus memeriksakannya. Karena, sebagian orang dengan GAD justru merasa selalu lelah. 

Meski kamu menemukan gejala ini pada dirimu, bukan berarti kamu memiliki GAD. Untuk itu, penting sekali untuk tidak melakukan self diagnose dan lebih baik melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan psikolog atau psikiater. 

#ChangeMaker