Cuti Melahirkan Bertepatan dengan Pandemi Virus Corona

Endah Wijayanti diperbarui 25 Apr 2020, 09:44 WIB

Fimela.com, Jakarta Mengubah rutinitas di tengah panedemi virus corona ini memang tidak mudah. Mengatasi rasa cemas dan was-was pun membuat kita tak nyaman. Kita semua pun berharap semua keadaan akan segera membaik. Melalui Lomba Share Your Stories: Berbagi Cerita tentang Pandemi Virus Corona ini Sahabat Fimela berbagai cerita dan harapannya di situasi ini. Langsung ikuti tulisannya di sini, ya.

***

Oleh: Cintya Iftinan

Mungkin kali ini semesta mendukungku. Anakku lahir sebelum virus corona benar-benar menyebar di Indonesia. Anakku lahir di Jakarta, sanak saudara masih bisa datang ke Jakarta untuk sekadar melihat anakku yang baru lahir. 29 Februari, tanggal lahir kabisat yang menurut kami unik, walaupun dia akan seperti berulang tahun setiap empat tahun sekali, tapi menurut kami itu keistimewaannya.

Aku adalah wanita yang masih berkerja, jadi aku sedang cuti sampai bulan Mei nanti. Aku bersyukur karena masa cutiku berhenti setelah Hari Raya Idulfitri, aku jadi masih bisa berkumpul santai dengan sanak saudara. Tapi tidak sampai di situ rasa syukurku ini, ternyata masa cutiku adalah masa di mana virus corona merajarela. Aku hanya berdiam diri di rumah bersama anak dan suamiku, bukan sesuatu yang membosankan karena masa-masa family time ini enggak akan keulang dua kali.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Bersama Buah Hati Tercinta

Menikmati waktu cuti./Copyright Cintya Iftinan

Pagi hari, aku sudah sibuk dengan bayiku. Dan suamiku yang berkerja dari rumah juga sudah membuka laptopnya untuk berkerja. Banyak hal yang kami lakukan, yang tidak bisa kita lakukan saat kami berdua berada di kantor. Rumah menjadi lebih tertata, kami pun menjadi lebih sering mengobrol, dan banyak aktivitas baru yang kami temukan di rumah semenjak ada si kecil.

Kami melakukan perawatan diri sendiri di rumah yang biasanya kami lakukan di luar rumah karena waktu yang terkuras saat berada di kantor. Kami berjemur, menggunakan masker wajah bersamaan (tidak untuk si kecil), luluran, bermain game, atau sekadar membuat makanan bersama-sama. Self love, family love.

#ChangeMaker