#20RibuUntuk2020: Aksi Ibu Rumah Tangga di Bali Bagi Terdampak Covid-19

Ayu Puji Lestari diperbarui 23 Apr 2020, 13:03 WIB

Fimela.com, Jakarta Dampak Covid-19 terasa di semua aspek kehidupan masyarakat. Tidak hanya menyoal kesehatan, dampaknya pada perekonomian terlihat jelas dan terasa. Masyarakat pun dihimbau untuk tetap di rumah demi memutus rantai penularan Covid-19 yang masih mengintai. Lambat laun perekonomian jadi lesu.

Di Bali misalnya, sejak April sebanyak 96 persen hotel sudah tidak menerima tamu seperti dilansir bisnis.com. Sejak April, Bandara Ngurah Rai ditutup untuk penerbangan mancanegara. Kondisi ini makin berat dirasakan utamanya oleh para pekerja dengan upah harian, seperti tukang sampah jalanan, pemulung, tukang buah keliling, tukang kepang rambut, atau kusir andong.

Sekumpulan ibu-ibu rumah tangga tak mau berdiam melihat kondisi yang demikian. Melihat ada banyak orang yang harus tetap bekerja di tengah kungkungan Covid-19 dengan pendapatan yang makin surut, para ibu ini memutuskan untuk memulai aksi donasi.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

1. Diawali Dengan Berbagi Bahan Pokok

Gerakan 20 Ribu Untuk 2020

Para ibu yang tergabung dalam gerakan 20 Ribu Untuk 2020 ini lantas mengawalinya dengan mengumpulkan sumbangan pribadi dari kalangan mereka sendiri. Mereka berkeliling Denpasar, Teuku Umar, Renon, Batubulan, Gunung Soputan, bahkan daerah Suwung tempat Pembuangan Sampah. Saat berita ini ditulis, mereka sudah sepekan berkeliling untuk memberikan donasi. Dalam waktu dekat mereka bakal berkeliling di Karangasem dan Tabanan.

"Kita milih tempat-tempatnya. Karena kita orang lokal, paling nggak kita tahu daerah mana yang banyak orang membutuhkan. Kita nggak mau bagi di tempat-tempat rame jadinya kita keliling. Lebih ke satu-satu karena kalau di satu tempat kan bisa menggerombol dan berebut. Jadi rusuh dan bahaya," tutur GN, salah satu penggagas gerakan ini. Ia tak mau disebut namanya karena memang tujuan gerakan ini bukan untuk eksistensi ia dan kelompok melainkan murni untuk membantu yang membutuhkan.

"Kita mengutamakan orang yang lanjut usia karena pastinya lebih sulit untuk mereka dibanding yang muda-muda. Kita hargai orang-orang yang bekerja keras di masa-masa seperti ini," tambahnya.

Saat membagikan donasi, mereka tetap menjaga kesehatan dengan mengenakan masker, sarung tangan, dan hand sanitazer untuk membagikan bahan pokok kepada mereka yang membutuhkan.

Mereka pun meminta izin untuk mendokumentasikan foto orang-orang yang ditemui dalam akun IG (@20ribuuntuk2020) untuk memberikan informasi kepada para donatur. Selain itu, besar harapan mereka agar follower atau pengguna internet terketuk hatinya dan turut menyumbang setelah melihat aksi mereka.

Sebelum membentuk aksi ini, para penggagas sudah aktif mengumpulkan donasi APD untuk dikirim ke rumah sakit-rumah sakit.

2. Mengapa 20 Ribu?

Nominal 20 ribu mereka pilih sebab jumlah tersebut dinilai tidak memberatkan para donatur. Akan tetapi, jumlah yang seakan terlihat sedikit tersebut nyatanya bisa berdampak besar bagi yang membutuhkan. "Ini hanyalah gerakan kecil yang dimulai dari kepedulian sesama sebagai warga Bali," ucap GN.Tanpa diduga, dukungan mengalir kepada mereka dalam bentuk sumbangan yang tidak sedikit. Dalam Seminggu mereka mendapatkan donasi yang diwujudkan dalam 400 tas sumbangan yang berisikan Beras 5 kilogram, minyak goreng, snack, sabun, shampoo, sikat gigi, susu, kecap, dan garam dapur.

3 dari 3 halaman

3. Donasi Satu Bibit Tanaman Cabe

Ilustrasi/copyright shutterstock

Mereka memberikan satu tas bahan pokok senilai Rp. 100 ribu serta masker dan nasi kotak kepada orang-orang yang mereka temui. Yang menarik, mereka juga memberikan 1 set bibit cabe untuk mengedukasi agar orang-orang yang mereka sumbang mau belajar menanam sesuatu yang bisa mereka ambil hasilnya."Kebetulan salah satu dari tim aku ini selebgram, jadi dia share ke followersnya tentang gerakan ini. Bibit cabe itu, kita mengedukasi mereka untuk belajar nanam, dan cabe nya bisa dipakai atau bisa mereka jual kalau memang ditanam dan tumbuh," jelasnya.

4. Sampai Didoakan yang Menerima Donasi

Reaksi yang mereka dapat ketika memberikan donasi pun beragam. Diceritakan GN, rata-rata seperti mau menangis. "Ada bapak-bapak yang menolak karena takut disuruh bayar. Sampai kita jelaskan, tapi karena beliau nggak bisa bahasa Indonesia jadi harus pake bahasa Bali," paparnya.

Bahkan ada salah satu ibu yang mendoakan mereka dengan khusyuk dan penuh rasa syukur.

"Ada 1 ibu juga yang sampe doanya panjang banget, Kita bersyukur masih bisa diberikan rejeki untuk bisa berbagi dengan mereka," ujarnya. 5. Tak Jarang yang Kaget dan BingungDi mata para ibu ini, tidak semua orang bisa punya kesempatan untuk bekerja dari rumah. Terlebih bagi mereka yang pendapatannya harian dan habis untuk makan di hari itu juga.

"Ada satu bapak tukang sol sepatu. Usianya sudah 80an. Jalan saja sudah susah dan bawa kayu topangan untuk sol sepatu. Dia kaget saat menerima donasi kami," ceritanya lagi.

Tertarik untuk bergabung bersama para ibu ini dalam membantuk sesama? Sahabat Fimela bisa intip di akun IG mereka @20ribuuntuk2020 atau hubungi alamat email 20ribuuntuk2020@gmail.com serta nomor Whatsapp : 08113135100 & 0813-3889-6392

Kita tidak pernah tahu betapa berartinya uang 20 ribu bagi mereka.

#changemaker