Fimela.com, Jakarta Mengubah rutinitas di tengah panedemi virus corona ini memang tidak mudah. Mengatasi rasa cemas dan was-was pun membuat kita tak nyaman. Kita semua pun berharap semua keadaan akan segera membaik. Melalui Lomba Share Your Stories: Berbagi Cerita tentang Pandemi Virus Corona ini Sahabat Fimela berbagai cerita dan harapannya di situasi ini. Langsung ikuti tulisannya di sini, ya.
***
Oleh: Nur Asiyah
Semakin hari jumlah penderita Covid-19 terus naik dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Di masa-masa pandemi seperti ini, pemerintah memberikan arahan pada masyarakat untuk tetap di rumah agar penyebaran Covid-19 yang sangat menghawatirkan dapat diputus. Dengan adanya arahan tersebut, berbagai bidang kehidupan ikut terpengaruh. Salah satu arahan pemerintah yang dilakukan dalam skala besar adalah di bidang pendidikan yakni meliburkan siswa dalam waktu yang tak bisa ditentukan sehingga pembelajaran di sekolah ditiadakan.
Meskipun siswa tidak datang ke sekolah, tidak serta merta mereka libur dan tak melakukan pembelajaran apa pun di rumah. Guru tetap memberikan tugas berbasis online dan siswa wajib mengerjakan tugas tersebut di hari yang telah ditentukan. Setelah itu, guru akan meminta foto dan pekerjaan siswa sebagai hasilnya.
Saya pribadi merasakan hal positif dan negatif dengan adanya tugas online semacam ini. Positifnya, saya melihat siswa bisa terus belajar dan mendapat ilmu meskipun tidak datang ke sekolah. Siswa juga mendapat sensasi belajar yang berbeda dari biasanya. Negatifnya, tidak semua siswa bisa jujur dalam menjalani pembelajaran online tersebut. Ditambah, tidak semua orangtua memiliki kemampuan yang sama untuk mengiringi putra dan putri mereka.
Saat #diRumahAja, pasti kita memiliki berbagai kegiatan seperti mencari hobi baru, melanjutkan hobi lama, atau mencoba sesuatu yang tidak pernah bisa dilakukan saat di luar rumah. Di tengah pandemi ini, saya juga memiliki kegiatan baru yang terkesan sepele tetapi penting bagi keponakan saya yakni menjadi tukang foto keponakan yang melaksanakan belajar online. Saya rasa tidak hanya saya, pasti banyak orangtua yang melakukan hal seperti saya demi menunjang kegiatan belajar online anak mereka.
Yang terjadi pada saya, keponakan wajib mengirimkan foto pada guru untuk membuktikan bahwa dia memang belajar dan mengerjakan apa yang sudah semestinya. Syarat dari foto tersebut adalah siswa berfoto saat mengerjakan soal tanpa bantuan orangtua, berpakaian bebas, dan menyertakan buku pelajaran sebagai referensi.
What's On Fimela
powered by
Mendampingi Keponakan
Setiap hari, tentu saja kecuali hari Minggu saya memfoto keponakan saya hingga ponsel mulai dipenuhi dengan sosoknya. Tanpa saya sadari, sepertinya kemampuan saya dalam fotografi juga sedikit meningkat karena hal tersebut. Kadang satu tugas dengan satu foto, kadang juga cukup satu foto untuk berbagai tugas. Posenya tidak begitu variatif. Berbekal ponsel untuk membuka soal online, buku catatan, dan pensil, dia duduk manis lalu siap untuk difoto. Selain alat-alat tersebut, ekspresi wajah serius juga membuat fotonya semakin terlihat nyata. Setelah itu, foto siap dikirim bersama hasil kerja dari soal yang ia terima.
Bagaimanapun, pembuktian semacam ini sebenarnya kurang akurat, karena foto bisa direkayasa sedemikian rupa. Mungkin saja bukti semacam ini akan bekerja dengan baik pada siswa yang memang bersifat amanah dan pantang menyerah. Namun, bagaimana dengan siswa yang sesungguhnya tak mau ambil pusing? Buktinya, masih banyak siswa yang bekerja sama demi mengerjakan tugas dengan cepat dan nilai yang memuasnya. Ada juga yang bergantung pada orangtua hingga segalanya dilakukan oleh orangtua atas nama si siswa. Sehingga, kegiatan pembuktian ini sebenarnya tidak begitu efektif. Sementara nilai yang dibuat oleh guru terbentuk berdasarkan kegiatan belajar online ini.
Kita tahu, celah tetap saja ada. Aturan guru yang mewajibkan siswa untuk berfoto memang tidak sepenuhnya tepat. Namun, cara lainnya juga tidak sepenuhnya benar. Setelah beberapa minggu mendekam di rumah, siswa mulai merasa jika pembelajaran semacam ini membosankan dan mudah sekali dibuat-buat. Guru pun merasa jika pemantauan secara langsung akan lebih baik daripada terpisah jarak seperti sekarang. Mereka merindukan keadaan di mana mereka bisa belajar di sekolah, bertemu dengan teman, serta tak melulu berkutat dengan ponsel serta hasil jepretan.
Semoga pandemi Covid-19 lekas menghilang dan keadaan kembali kondusif. Karena ternyata sebaik-baiknya kita berusaha untuk melakukan sesuatu #diRumahAja, tetap terbersit hasrat untuk bebas dan menikmati kegiatan seperti sedia kala. Untuk saat ini kita memang harus bersabar dan sekuat tenaga menghabiskan waktu di rumah dengan sikap cerdik juga perasaan bahagia. Kita semua pasti berdoa demi kebaikan bersama. Lepas gelap ini, semoga terbit terang yang sungguh benderang.
Sekarang, jagalah diri sendiri dan orang-orang yang ada di sekitar kita. Tetap #diRumahAja dan nikmati kegiatan yang bisa kita lakukan sekarang. Jangan lupa bahagia! Semangat!
Cek Video di Bawah Ini
#ChangeMaker