4 Strategi Masuk Universitas Terbaik Dunia di Tengah Pandemi Virus Corona

Anisha Saktian Putri diperbarui 23 Apr 2020, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Seiring dengan perkembangan dunia, dan persaingan kerja yang semakin ketat, peran pendidikan tinggi pun semakin krusial. Ijazah sekolah menengah atas (SMA) sudah tidak lagi cukup untuk menjamin masa depan yang nyaman dan menjanjikan.

Pendidikan tinggi dianggap sebagai titik penentu kesempatan sukses di masa depan; seolah-olah semakin prestisius universitasmu, semakin menjanjikan masa-depanmu. Perjalanan menuju universitas prestisius menjadi proses imperatif yang terasa panjang dan menyeramkan bagi banyak murid SMA. Dengan merebaknya wabah virus corona proses ini menjadi lebih menantang.

Anak dan orangtua dihadapkan dengan masalah baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya, dan tanpa adanya bimbingan ataupun informasi yang cukup, besar kemungkinan terjadi kebingungan yang membuat kita mengambil keputusan gegabah yang kurang tepat.

Untuk itu, berikut beberapa tips sebagai bekal siswa untuk masuk ke universitas prestisius di dunia dari Stanislav Soek - Konselor Universitas dan Karir, Sekolah Sinarmas World Academy. Karena virus corona bukanla hambatan untuk mengejar cita-cita.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

1. Indentifikasi potensi sedini mungkin

bangku kuliah/unsplash nathan

Tidak ada kata terlalu dini dalam persiapan. Di SWA sendiri, anak sudah diajak berdiskusi soal masa depan dari kelas 6. Orangtua dapat berdiskusi dengan guru untuk mendapatkan informasi lengkap tentang perkembangan pembelajaran anak selama di sekolah. Dengan informasi yang menyeluruh, orangtua dapat mendapat gambaran tentang minat dan bakat anak. Luangkan waktu untuk mencari tahu apa yang menjadi passion anak, dan apa yang paling disukai dalam kegiatan bersekolah.

Saat anak kelas 6, besar kemungkinannya mereka belum ada bayangan tentang masa depan mereka, disinilah orangtua dan sekolah harus bekerja sama dalam membimbing dan bukan mendikte. Bimbing anak untuk dapat menggali potensi diri mereka, dan analisa bersama dimanakah kekuatan mereka sebagai seorang individu. Sewaktu anak sudah di kelas 8, mereka sudah lebih matang dengan pilihan mereka, dan pemilihan jurusan sudah dapat difokuskan. Pada saat inilah orangtua dan sekolah bisa membantu mereka dalam membangun portofolio 4-tahun mereka.

2. Keseimbangan akademik dan non akademik

Pencapaian akademis tidak lagi cukup untuk masuk ke universitas prestisius di dunia. Sebagai gambaran, universitas prestisius di dunia memiliki nilai penerimaan murid dibawah 15% yang berarti dari 1,000 aplikasi yang masuk hanya 150 murid yang berhasil diterima. Portofolio yang menarik tidak hanya menonjolkan kebolehan nilai akademis, namun juga harus memperlihatkan kegiatan non-akademik mereka. Dibutuhkan seni tersendiri untuk dapat membuat murid menyadari bagaimana kegiatan non-akademik ini dapat terkait dan menjadi penunjang bagi akademis mereka. Di sinilah diperlukan peran guru untuk membantu dan mendampingi murid-muridnya. Hal lain yang menjadi pertimbangan dari Universitas prestisius adalah mempedulikan nilai kemanusiaan dan dampak sosial yang dilakukan.

3 dari 3 halaman

3. Konsistensi portofolio

Kuliah/unsplash Pang

Hampir semua sekolah dan kurikulum mengharuskan murid membuat proyek di setiap mata pelajaran. Tapi bagaimana cara agar proyek-proyek ini dapat berkontribusi ke dalam portofolio anak? SWA sendiri memastikan pada saat anak mencapai kelas 8, setiap proyek yang dilakukan memiliki benang merah dan konsistensi yang jelas dalam pembentukan portofolio akhir mereka. Penting agar anak terus mendapatkan bimbingan, melalui orangtua maupun sekolah, dalam pembuatan portofolio mereka yang seiring waktu akan bertambah. Tidak sedikit anak yang memulai pembuatan portofolio di akhir SMA, ini merupakan kesalahan yang fatal.

Portofolio di SWA sendiri dimulai dari kelas 8, yang berarti pada akhir SMA, murid memiliki 4-tahun portofolio yang konsisten dan berkesinambungan. Peran orangtua dan sekolah sangat penting dalam perencanaan portofolio, karena anak akan banyak fokus dalam pembuatan proyek dan tidak sulit untuk kehilangan gambaran besar dari portofolio mereka. Sebagai pengamat dan pembimbing, orangtua dapat selalu bertanya kembali kepada anak, bagaimana proyek mereka dapat merealisasikan tujuan akhir mereka.

4. Perencanaan Finansial

Tidak dipungkiri, pendidikan tinggi di universitas prestisius di dunia memerlukan biaya yang tidak sedikit. Hal ini membuat perencanaan sedini mungkin lebih penting lagi untuk orang tua mempersiapkan dana pendidikan. Sebagai gambaran, biaya kuliah di universitas Ivy League bisa mencapai 1 milyar rupiah per tahunnya. Namun, jangan biarkan keterbatasan finansial menghalangi potensi anak. SWA sendiri selalu mengajak orangtua berdiskusi perihal kesiapan finansial dalam memilih universitas anak, dan menyiapkan beberapa skenario terbaik dan terburuk.

Sekolah mengambil peran dalam menyiapkan anak mengejar beasiswa, dan meringankan beban finansial orang tua. Selain itu, SWA sendiri menawarkan beasiswa penuh untuk anak berprestasi yang mempunyai mimpi besar. Vijjasena dan Howard merupakan anak beasiswa SWA yang berhasil mendapatkan beasiswa di beberapa universitas terbaik di dunia.

#Changemaker